Rain

179 21 0
                                    

"Aaaahhhh kenapa harus hujan lagi sih?!"
Baekhyun mendengus kesal dengan menengadah, menatap langit yang menghitam dengan melelehkan derasnya cairan itu. Hujan.
Baekhyun menggemerutukkan giginya kesal. Tak dihiraukannya beberapa orang yang melihatnya tak suka.

Satu persatu dari mereka mulai membuka payungnya dan berjalan meninggalkan Baekhyun, yang senantiasa bertolak pinggang tepat didepan pintu masuk gedung kantornya, yang begitu kesal akan turunnya hujan.

Mereka tak ingin ambil repot dengan Baekhyun yang seperti anak kecil. Terus mengguman seakan hujan akan mendengarnya untuk segera berhenti membasahi bumi.

Pada kenyataannya tidak. Justru hujan semakin gencar turun, terkesan menggoda Baekhyun yang emosi seorang diri.

Akan tetapi bukan karena tidak memiliki payung dikala hari berhujan seperti ini, yang membuat Baekhyun emosi.

Namun... Ingatan akan seseorang yang selalu ada dibenak Baekhyun.

Dihelanya napas keras, "Sayang. Dulu aku tidak membenci hujan. Tapi kenapa sekarang aku begitu sebal saat hujan turun?"

"Apakah karena aku malas terkena cipratannya hingga akan basah? "

"Apa aku takut sakit kalau imunku turun sehabis tersiram air hujan? "

"Atau... Aku yang merindukanmu karena setiap hujan turun kau akan selalu menggerutu disebelahku? "

Baekhyun tersenyum lemah dengan tatapan nanarnya dengan terus menatap langit yang berangsur mengurangi intensitas hujan yang diturunkan.

"Sayangku... Disana kau tidak kehujanan lagi kan? Aku tidak bisa lagi memakaikanmu jaket, berjalan dalam satu payung bersamamu dan menghindarimu dari air hujan dengan merangkulmu erat. Jadi kuharap... Ditempatmu kini di alam sana, tidak akan ada hujan yang begitu kau benci ini. "

"Aku mencintaimu sayang. Aku akan selalu menyayangimu sampai kapanpun. Jadi biarkan diri ini selalu mengenangmu ketika hujan turun. Karena dengan turunnya hujan, aku bisa merasakan kehadiranmu disisiku. Seperti dulu."
Baekhyun pun berjalan meninggalkan gedung kantornya dibawah cemerlangnya langit senja, yang dianggapnya senyuman dari kekasih hati.

END

92 Linenya EXO (1992 line) Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt