Sister Its Not Visible

1.4K 62 3
                                    

Di jam Istirahat ini, yang aku lakukan hanya lah tertawa. Tertawa karena melihat salah satu temanku sedang dijahili oleh kakak. Dia seorang gadis yang merupakan teman khayalanku dari dunia lain, tak ada yang perlu diperhatinkan berteman dengan hal-hal ghaib sepertinya, karena menurutku tak semua hantu jahat, justru ia adalah salah satu penasihat terbaik selain ibuku, aku sangat menyayanginya, aku bahagia memilikinya karena aku memang menginginkan seorang kakak, tetapi nyatanya aku adalah seorang anak tunggal dan mempunyai seorang adik perempuan.

BRAKK!

Aku terlonjak kaget saat kulihat Adel sedang melototiku dengan tajam, aku kembali tertawa saat kakak berdiri dibelakangnya dan mulai menjahilinya kembali, tunggu.. kali ini ia menyentil telinga Adel dengan kencang, aku sudah tak tahan, tawaku meledak begitu saja melihat wajah si Adel yang sedang meringis kesakitan.

‘’LORRA!!! Hentikan tertawamu, gendang telingaku hampir saja robek!’’Bentak Nurita, salah satu gadis dengan porsi makan terbanyak dikelasku, lihat saja bodynya hampir mirip galon, aku mengalihkan pandanganku pada kakak, memberikan ia kode untuk memberhentikan aksi jailnya tehadap teman-temanku, ia menurut dan duduk disampingku, aku tersenyum melihatnya ia membalas senyumku, wajahnya sungguh cantik hanya saja ada sedikit garis-garis luka di wajahnya. Setiap harinya ia memakai pakaian serba putih dengan rambut tergerai dan wajah yang pucat, ia seperti kuntilanak, tapi tak ada satu pun kuntilanak secantik wajahnya, aku saja sampai iri melihatnya. Lamunanku terburai saat kakak meniup-niup tengkuk leherku, aku bergidik karena merinding, hal seperti ini lah yang sering dilakukannya.

‘’Kau hobby sekali membuatku merinding’’kataku, ia tertawa kecil.

‘’Kau terpesona melihat wajahku bukan?!''katanya sambil menaik turunkan alisnya, aku segera menepok jidatku, Astaga! aku lupa ia bisa membaca fikiran, begitu juga denganku, tetapi aku tak tau mengapa aku tak bisa membaca fikirannya.

''Yah, terserah kau saja lah''aku mengendus kesal, untuk yang kesekian kalinya aku lupa bahwa ia dapat membaca fikiran orang.

''Bagaimana dengan pendengaranmu?''tanya kakak.

''Mulai membaik, aku dapat mendengarmu dengan jelas sekarang''jawabku, ia tersenyum kecil.

''Sepertinya Indra mu bertambah tajam''katanya.

''Yah, mungkin. kak-''kuperlambat ucapanku, karena aku ingin mengucapkan sesuatu padanya.

''Iya?''

''Aku sangat menyayangimu, aku bahagia memiliki kakak bijak sepertimu'' mataku mulai berkaca-kaca, ia terenyuh mendengar ucapanku.

''Aku bahagia mempunyai seorang adik penyabar sepertimu, aku bahagia jika kau bahagia Lorra'' aku tersenyum mendengar ucapannya, air mataku mengalir begitu saja, bahagia.. aku bahagia memilikinya. jika boleh, aku ingin sekali memeluknya atau sekedar menyentuhnya tapi sayang kami berbeda.

''Aku ingin merasakan menjadi sepertimu kak''

''Jangan Lorra, jadi hantu tidak lah enak, kau harus tetap menjalani hidupmu dan memanfaatkan kelebihanmu untuk sekedar menolong orang lain'' aku menatapnya sekali lagi, wajahnya datar, kalimat pendek yang baru saja dilontarkannya membuatku sadar bahwa aku masih memiliki keluarga.

''Baiklah, aku menyayangimu kak'' kataku sekali lagi, ia mengangguk dan tersenyum.

''Hei, Lorra. Sudah selesai kau dramanya? dasar gila'' aku mengalihkan pandanganku pada Nurita, ia memang menyebalkan, aku tak menggubris ucapannya.

Bel berbunyi, mempertandakan jam Istirahat sudah selesai, para siswa-siswi SMA ini segera memasuki kelasnya, begitupun dengan aku. Seperti biasa, aku selalu duduk sendiri dibangku paling belakang meskipun bangku ini ada dua tapi tak seseorang pun yang mau duduk bersama denganku, miris sekali hidupku. Ah lagi pula aku punya kakak yang selalu ada disampingku, hari ini adalah jam pelajaran khusus matematika, salah satu pelajaran yang tak kusukai begitupun dengan gurunya, tapi tunggu.. ia datang tidak sendirian, melainkan dengan seorang gadis yang aku pikir pasti ia adalah anak baru. Benar saja, Bu Lestari. Guru Matematikaku, memperkenalkan gadis yang berada disampingnya, ia merupakan pindahan dari Surabaya, sedangkan sekolahku ini bernama SMA Citra Bakti.

Sister Its Not VisibleWhere stories live. Discover now