Part 09

3K 214 15
                                    

Pagi ini Hye Kyo sudah berjalan mengelilingi Seoul untuk mencari pekerjaan yang cocok dengannya.

Ia akui dirinya hanya pandai dalam hal menghitung karena ia selalu ditempatkan di bagian menghitung dan menghitung di kantornya.

Mungkin jika Hye Kyo bukan pembuat masalah dan giat bekerja, ia bisa mengumpulkan banyak uang dari pekerjaannya karena banyak perusahaan yang membutuhkan pekerjaan yang ia kuasai di Amerika.

Kali ini adalah hal yang lumayan berat untuknya, karena ia sama sekali tak melihat lowongan kerja terpampang di berbagai tempat yang telah ia lewati.

Hye Kyo merasa lelah dan cuaca saat ini membuatnya kehausan. Hye Kyo memutuskan untuk beristirahat disebuah cafe yang tepat berada di depan matanya.

Ia memesan sebuah minuman lalu duduk disalah satu kursi yang tersedia. Cafe yang lumayan ramai baginya.

"Mengapa hidup di Korea lebih sulit dari Amerika?" gumamnya pelan. Ia melihat sekelilingnya, setiap orang memiliki aktivitas masing-masing dengan pekerjaannya.

Hye Kyo sedikit iri karena pekerjaannya akhir-akhir ini hanyalah di rumah - bangun tidur siang - makan siang - mandi - jalan jalan di daerah ia tinggal - makan malam - tidur.

"Setidaknya aku bisa melihat ibuku disini.." gumamnya lagi untuk menghibur dirinya sendiri.

"Ahjusshi! Bisa naikkan volume tv? Ada berita terbaru kerajaan!"

Hye Kyo melihat salah satu pelajar yang sedang bersama teman-temannya yang baru tiba meminta kasir untuk menaikkan volume tv cafe.

Tv itu berhasil mengalihkan perhatian seluruh isi cafe. Mau tak mau Hye Kyo juga ikut melihat tv tersebut. Sudah lama juga ia tak menonton tv apalagi berita terkini, pikirnya.

"Kembali pada berita terkini. Kabar bahagia bagi seluruh pelajar di Korea yang akan melaksanakan ujian. Pada akhirnya Jusang Jeonha sendiri angkat bicara untuk pembatalan keputusan yang telah ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan baru-baru ini.

Keputusan untuk menambah jumlah soal ujian dua kali lipat dan seleksi memasuki perguruan tinggi negeri dengan nilai sempurna 90%.

Jusang Jeonha menyatakan permintaan maaf kepada seluruh pelajar di Korea karena membuat mereka merasa resah.."

Hye Kyo melirik wajah anak-anak yang sedang mengenakan seragam sekolahnya itu. Mereka seperti telah menemukan kebahagiaannya kembali.

Hye Kyo merasa terhibur melihat senyum-senyum itu.

"Apa Menteri Pendidikan tidak akan minta maaf juga? Jeonha tidak sepenuhnya salah.. " ucap salah satu anak yang berada di dekat Hye Kyo. Ia hanya bisa tersenyum simpul mendengar protes-protes itu.

"Tentu saja kita tidak bisa mengabaikan pahlawan dibalik semua ini. Seja Jeoha yang diketahui telah bekerja keras untuk membujuk Jusang Jeonha sejak keputusan itu baru diumumkan. Seperti informasi yang didapatkan, Jeoha merasa sejak awal keputusan itu hanya akan membuat pelajar di Korea merasa terbebani karena hanya akan terpacu oleh sebuah angka pada nilai dan mengabaikan hal-hal penting lainnya.."

Secara kompak, semua anak sekolah itu bersorak senang dan menyebut nama 'Seja Jeoha' dengan penuh semangat.

"Lihat tv! Jeoha yang melakukan konferensi pers hari ini!" ucap anak yang berada didekat Hye Kyo lagi dengan antusias.

Hye Kyo sangat penasaran apa yang membuat mereka begitu senang dengan yang mereka panggil 'Jeoha' itu.

Hye Kyo pun melihat lagi kearah tv yang sedang menampilkan wajah seorang Seja Jeoha yang berbicara dengan banyaknya mic dan perekam suara.

My Cheeky Princess | SSCP [COMPLETED]Where stories live. Discover now