CHAPTER 9

1.6K 203 17
                                    

Hellooo...
So sorry if it takes so loooong...

Hehe.... But here we go...

Oiya... Sedikit promosi, aku ada cerita baru niih, Book of Remedy judulnya... Boleh biih mampir-mampir ke sana...

Lots of Love, Cill
Happy reading~





Menatap ke luar jendela dan mendapati langit dengan perpaduan warna biru terang dan putih, sepasang netranya menyipit bersamaan dengan genggaman pada cangkir kopi yang mengerat. Bukan penggemar kopi sejujurnya. Namun tak memejamkan mata semalaman membuatnya membutuhkan secangkir pasokan kafein pagi ini. Ada beberapa pekerjaan yang harus segera diselesaikan sebelum mengurus hal lain yang tak kalah penting.

Jika biasanya pria itu akan tetap tinggal untuk menjaga Sora—atau setidaknya mengantar Sora ke kantor dan memastikan semuanya baik-baik saja—maka hari ini Taehyung tak melakukannya. Taehyung sudah berangkat setengah jam lalu setelah yakin si gadis menghabiskan sarapannya. Ada meeting dengan para petinggi perusahaan yang harus dihadiri pagi ini.

Perlahan, perubahan-perubahan kecil dalam diri Taehyung mulai tampak. Pria itu agaknya mulai terlihat mandiri dan lebih tangguh. Sudah sebulan ini Sora mengamati perubahan-perubahan kecil Taehyung dan bagaimana pria itu mulai lebih bertanggung jawab pada dirinya sendiri. Sudah sebulan sejak kembalinya Moon Taera, dan Taehyung tampak lebih hidup dari hari-hari biasa.

Dering ringan di ponsel Sora mengabarkan sebuah pesan diterima. Melihat nama Ong Soengwoo di layar, Sora segera memeriksa isi pesannya. Ajakan makan siang rupanya. Baiklah, lagipula sudah lama ia tak menghabiskan waktu bersama sahabatnya itu.

"Kau tidak tidur semalaman atau bagaimana, Nona Kwon?"

Kekehan kecil Seongwoo terdengar menyebalkan—bersama panggilan 'Nona Kwon' yang terasa begitu mengejek, namun tidak dengan sepasang mata yang menatap khawatir lawan bicaranya. Sora tahu, Seongwoo memang gemar menggodanya. Namun di balik candaan-candaan itu, Sora sangat tahu kalau sahabat prianya tengah khawatir.

"Hanya... ada beberapa program yang harus segera kuselesaikan."

Jawaban Sora yang selalu sama, perlahan membuat Seongwoo khawatir. Selalu ada saja sesuatu yang harus dikerjakan gadis ini. Memangnya tidak lelah apa terus-terusan bekerja? Padahal Seongwoo yakin betul kalau uang yang dimiliki Sora jauh lebih besar darinya.

"Kau tidak bertanya di mana Minhyun? Kami kan selalu bersama."

Tak menjawab, si gadis terus melanjutkan makannya seolah tak mendengar apapun. Jujur, waktu sekarang rasanya tak tepat untuk memikirkan hal lain. Beberapa masalah mulai menyeruak ke permukaan tanpa permisi dan begitu saja menerabas ketenangan yang sudah lama dipertahankan.

"Minhyun sedang pergi ke Paris untuk perjalanan bisnis. Semalam bertanya padaku apakah tidak apa-apa jika dia memberimu oleh-oleh?" Masih tak digubris, pun Seongwoo terpaksa mengatakan apa yang sebenarnya tak ingin dikatakan.

"Ayolah, So. Kalian bukan anak kecil lagi. Kenapa bersikap begini?"

Well, ucapan Seongwoo tak salah. Namun bukan itu. Ada hal yang membuat Sora harus membatasi beberapa hal. Tak bisa dikatakan sekarang dan ia tak berharap orang-orang memahaminya.

"Aku akan segera kembali ke kantor kalau kau sudah selesai."

Bagus Ong Seongwoo, kau mengacaukannya lagi.

"Baiklah, baiklah! Aku takkan membahasanya lagi," pun Seongwoo mengalah. Memang tak baik berdebat dengan Sora. Bagaimanapun dia takkan menang.

Melirik kaca restoran seberang, Seongwoo mendapati wajah-wajah tak asing yang membuatnya melirik Sora penuh tanya.

You AreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang