CHAPTER 3

3.4K 325 28
                                    

Tersadar dengan kain yang menempel di dahi, Kim Taehyung merasakan sengatan di kepala. Pening sekali meski ia hanya membuka mata. Tangannya bergerak naik untuk menyingkirkan kain basah itu.

Hatinya menghangat, melihat bagaimana Sora yang terduduk di sofa sebelah ranjang. Perasaannya jadi lebih baik. Taehyung tahu, gadis ini menjaganya semalaman. Malam ini, bukan kali pertama Sora melewatkan malam untuk menjaganya. Dan malam ini, sekali lagi Taehyung harus membuat gadisnya kerepotan karenanya.

Wajah lelah Sora dan kekacauan di kamarnya menjadi bukti yang cukup untuk menunjukkan apa yang terjadi tadi. Ya, mungkin malam ini bukan yang terburuk. Taehyung tentu takkan pernah melupakan bagaimana malam terburuk dalam hidupnya. Semuanya terekam begitu jelas dalam benak. Membaur bersama memori-memori lama yang sulit dilenyapkan.

Malam itu, kental dengan bebauan rumah sakit dan sorot mata penuh penyesalan. Berulang kali Taehyung menolak kehadiran Sora. Menyuruh gadis itu pergi sejauh mungkin bersama orang-orang yang mendatanginya.

Malam itu kabar kematian satu-satunya anggota keluarga yang sempat bertahan bagaikan pukulan gada di belakang kepalanya. Harapan yang digantung bersama kesembuhan sang kakak lelaki rupanya harus lenyap bersama nyawa yang diregang.

Taehyung sendirian. Sebatang kara tanpa siapapun di sampingnya. Pikirannya menggila mencari-cari pembelaan diri, namun yang didapat hanya penyesalan yang semakin dalam.

"Ap—appa! Kumohon—"

Rintihan si gadis membuatnya menengok. Keringat bercucuran di permukaan kulit pucatnya. Sesegera mungkin Taehyung mendekat, meraih gadisnya untuk ditenangkan. Mungkin mimpi buruk, mungkin juga sedang banyak pikiran.

"Sora, ada apa?" tanyanya dengan sedikit guncangan lembut, mencoba menyadarkan si gadis. Sialnya, Taehyung justru mendapati suhu tubuh Sora begitu tinggi. Pantas saja ia sampai mengigau.

"So? Sora? Hei, tenanglah So."

Tubuhnya ditarik ke dalam pelukan, sekali lagi Kim Taehyung mencoba menenangkan.

"T-Taehyung?" kedua hazelnya terbuka perlahan, seberkas air nampak jelas bertumpuk di sudut mata saat gadis itu menatapnya redup, "Tae, a-aku...hiks hiks hiks."

"Shh! Tenang, Sora." Kim Taehyung mengeratkan pelukan, sadar betul jika Sora tengah ketakutan. Cengkraman pada piyama tidurnya menunjukkan jika si gadis butuh perlindungan.

"Aku di sini. Semuanya baik-baik saja," bisiknya lembut sembari mengelus pelan belakang kepala si gadis. Memberi ketenangan hingga gadisnya kembali terlelap dan cengkramannya mengendur. Memastikan jika Sora kembali tenang dalam dekapan.

Tidak banyak yang bisa dilakukan, jam masih menunjuk angka empat dan si gadis masih tak sadarkan diri dengan suhu tubuh yang begitu tinggi. Mungkin hari ini keduanya memang harus mendapatkan rehat sejenak.

"Jim, sepertinya hari ini aku tidak bisa pergi ke kantor," ucapnya pada seseorang di seberang sana. Kedua matanya tak bisa berhenti fokus memandangi Sora yang masih terlelap di ranjangnya, "Sora menjagaku semalaman. Sekarang dia terserang demam, dan aku tidak bisa meninggalkannya sendirian."

"Ah, ya. Aku dengar Junhee-ssi menemuimu kemarin. Maaf karena tidak di sana, Tae."

"Tidak masalah, Jim. Toh sekarang aku sudah baik-baik saja."

"Kau mau kupanggilkan dokter Oh?" tawar Jimin dari seberang. Memang, Jimin adalah kawan yang paling bisa diandalkan. Selalu tahu apa yang Taehyung butuhkan bahkan sebelum sempat mengungkapkan.

"Aku sudah menghubunginya. Siang ini dia akan datang."

"Baiklah, Tae. Aku akan meminta sekertarismu untuk menunda semua acara hari ini. Setelah pulang kantor aku akan mengunjungi kalian."

You AreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang