Part 17

63 1 0
                                    

Kelas yang di huni Revan, Dito, Adit dan Abian mendadak gaduh karena guru yang harusnya mengajar tidak masuk dikarenakan ada acara sontak membuat para murid kegirangan dan bebas melakukan apa saja. Revan dan kawan-kawan lebih memilih kantin untuk di jadikan tongkrongan. 

"woaaah, surga dunia guru killer enggak masuk. Lo semua tau kan mustahil bagi guru kaya dia bolos ngajar, tapi sekarang... uh amazing." ujar Abian dengan bibir yang di manyun-manyunkan membuat Revan, Dito dan Adit ingin sekali menendang Abian ke sungai amazon biar jadi santapan para Anaconda.

"lo bisa enggak sih sehari aja kalem, jangan malu-maluin." ujar Dito sambil memijit pelipisnya.

"enggak bisa. Ini keunikan gue yang bikin cewek-cewek memuja gue." balas Abian memukul-mukul dadanya dengan gaya sok cool,

"najis." ujar mereka bersamaan.

Abian hanya terkekeh pelan melihatnya. Kesenangan tersendiri membuat mereka kesal. Menurutnya ini sangat lucu. 

"Van, cewek lo tuh lagi jalan. Kayanya ke arah toilet."

Sontak membuat mereka menoleh ke arah yang di tunjuk Adit.

"mana enggak ada." ujar Dito sambil mencari-cari keberadaan Vanka.

"semangat banget lo kayanya." ujar Revan tiba-tiba.

Dito mendengus kesal, dalam hati ia merutuki sahabatnya yang gengsi menyadari kecemburuannya.

"lo kenapa sih sensian banget gue deket sama Vanka."

"siapa yang sensian." Revan terus saja mengelak.

"mau main-main nih anak." batin Revan dengan tersenyum miring.

"yaudah kalo enggak ada masalah biasa aja."

Revan mengepalkan tangannya. Ia memaki Dito dalam hati karena kelakuannya.

"Vanka cantik banget ya. Alami gitu cantiknya." sindir Dito memanas-manasi sahabatnya yang sedang menahan emosi.

"enggak usah ngomongin dia!"

"lho kenapa? gue bener kok si Vanka emang can- ."

"yang lu omongin cewek gue!" ujar Revan tiba-tiba membuat ketiganya tertawa terbahak-bahak mendengarkan perkataannya. Revan merutuki mulutnya yang mengeluarkan kalimat menjijikan itu. Ia lebih memilih pura-pura tuli dan pura-pura memainkan hpnya.

"ada yang cemburu buta nih terus sok gengsi gitu, idih cowok apaan tuh begitu." ujar Abian semakin memojokan Revan dan membuat tawa temannya semakin keras.

"gue enggak cemburu."

"ngaku aja lah Van, mungkin kali ini lo ngelak tapi jangan sampe senjata makan tuan buat diri lo sendiri." ujar Adit sambil mengaduk-ngaduk minumannya. "lo harusnya mikir gimana rasanya jadi Vanka punya cowok yang cuek kaya lo, jangan egois Van." 

Diam-diam Revan membenarkan apa yang temannya ucapkan. Ia sangat egois dengan melibatkan Vanka dalam permasalahannya. Tapi untuk perasaannya? entahlah ia lebih memilih tidak memikirkannya dulu.


******


Vanka mengejar langkah Riska ke arah pintuk gerbang diikuti oleh temannya yang lain. Ia berniat untuk membuat hubungannya dan Riska tidak hancur.

Vanka pun menarik lengan Riska.

"Ris jangan kaya gini dong. Kita bisa omongin baik-baik."

"lepasin!" Riska pun menghentakan tangan Vanka dengan kasar. "gue enggak mau berteman sama orang yang suka nikung sahabatnya sendiri."

Only youKde žijí příběhy. Začni objevovat