part 4

78 3 0
                                    

Teman-teman Vanka melihat ke arah pintu dan sukses membuat mereka melongo tak percaya. Vanka yang melihat keterkejutan teman-temannya memaklumi dengan keberadaan Dito.

"Gue bisa jelasin, please gausah tatap gue kaya gitu, gue tau apa yang ada dipikiran kalian semua". Vanka bingung mau memulai dari mana ditambah mata mereka yang sudah mengintimidasi. Mereka masih menatap seperti meminta jawaban.

"Gue gak tau kalo ada temen-temen lu, sorry deh ganggu". Dito melihat satu persatu temannya Vanka lalu beralih menatap Vanka lagi "Lo disuruh telfon mama, katanya mama kangen".

Teman-teman Vanka masih melihat interaksi mereka berdua dan semakin bingung sebenarnya ada hubungan apa antara mereka berdua.

"iya nanti aku telfon bentar lagi, udah sana ih ganggu banget jadi orang". Ujar Vanka sambil tangannya bergerak seperti mengusir.

Bukannya pergi Dito malah masuk ke kamar dan duduk di samping adik kesayangannya tersebut. " Kalian hati-hati sama Vanka ya dia kemarin di gigit anjing terus kena rabies, pokoknya hati-hati gue ingetin".

Mereka pun tertawa dengan perkataan dito yang terkesan konyol berbeda dengan Vanka yang menahan kesal karena ucapan kakaknya. "Kalian juga jangan mau deket-deket sama Kak Dito, ganteng-ganteng panuan, heran yang model begini bisa jadi most wanted di sekolah". Ucap Vanka dengan entengnya.

"untung lu adik gua, kalo bukan udah gua mutilasi terus gua masukin karung, gua buang ke hutan". "Udah lah gua mau keluar, oh iya gua mau pergi kerumah temen gua, lo jangan kemana-mana jaga rumah".Lanjutnya sambil keluar kamar Vanka.

Vanka mengacungkan jempolnya dan kembali menatap teman-temannya.

"Lo bisa jelasin interaksi kalian itu maksudnya apa??". Tanya Riska yang sudah tak sabar ingin mendengar jawaban Vanka.

Vanka menghela napas, "udah gak ada alesan buat nyembunyiin semuanya,terpaksa harus cerita".  batinnya.

"Dito kakak gue, lo tau di posisi gue punya kakak yang jadi idola pasti mau gak mau gue kena sorotan juga". temannya-temannya masih sibuk mendengar cerita Vanka "Gue gamau jadi sorotan di sekolah, jadi gue gak mau mereka tau Dito kakak gue".

"gilaaaa, beruntung banget lo punya kakak ganteng, jadi kayanya gue gampang nih deketin kakak lo Van, secara gue kan cantik pasti maulah kakak lo". ujar Fira dengan tampang pedenya.

"kok lo pede banget si, Abian aja gak bisa lo dapetin, apalagi Kak Dito." Riska terkekeh, Fira mendengus kesal. "Lo liat aja bentar lagi Abian nembak gue, jangan minta PJ lo pada". Ancam Fira yang sudah tersulut emosi.

"Ish gitu aja ngambek lo Fir". Ucap mereka bertiga sambil tertawa karena lucu melihat tingkat laku Fira.


*******

Skip di rumah Revan

Adit, Abian, Dito sedang main ps di kamar Revan berbeda dengan Revan yang sedang fokus dengan handphonenya melihat notice instagramnya yang berisi comment dari cewek-cewek yang menurut Revan sangat amat enggak penting. Revan kadang selalu berfikir kelakuan mereka yang selalu mengawasi Revan hanya membuang-buang waktu karena Revan enggak berniat meladeni mereka semua.

"Bro lo tau gak, kemaren Revan ngerjain cewek cantik sampe bikin tuh cewek nangis, kasian gua ngeliatnya". Ujar Adit dengan mata yang fokus pada game sambil meliuk-liukkan badan seperti sedang mengikuti Moto Gp.

Dito mengangkat alisnya " siapa lagi korbannya si Revan ?".

Revan datang tiba-tiba " gua enggak kenal tuh cewek siapa, dia juga nyolot jadi apa salahnya gua kasih pelajaran sedikit, lo tau kan gua suka bermain-main".

mereka hanya bisa geleng-geleng kepala dengan kelakuan sahabatnya, kadang Revan memang bertindak di luar batas. Tapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa seolah pasrah dengan sifat Revan yang keras kepala.

Tiba-tiba handphone Revan berdering..... ..Alisia mantan pacarnya yang diputusin 2 hari yang lalu oleh Revan menelfonnya.

Revan menggerutu setelah melihat siapa yang menelfonnya lalu mengangkatnya dengan sangat terpaksa.

"Kenapa?". Tanya Revan keliatan tidak mau berbasa-basi.

"Kamu udah makan sayang? aku kangen banget baby sama kamu". Ujar Alisia dengan nada yang manja membuat Revan bergidik ngeri.

"apaan si lo nelfon-nelfon enggak penting banget, jangan lupain fakta ya kita udah putus jadi stop ganggu gua".

"Baby, akunya kan kangen lagian aku enggak pernah ngeiyain kan? tandanya kita masih jadian".

"lo enggak laku ya ngejar-ngejar cowok, lagian gua nerima lo cuma buat main-main jadi jangan gr jadi cewek! ".

Awal pertama mereka jadian karna Alisia yang memohon untuk jadi pacarnya, jika kalian membayangkan sosok Alisia yang buruk rupa itu salah, jelas Alisia termasuk primadona di sekolah terlebih banyak cowok yang mengantri hanya untuk menjadi pacar Alisia, namun hanya Revannya lah yang Alisia inginkan.

"Udah ya gua lagi sibuk boker". Revan langsung mematikan telfonnya tak berniat menunggu jawaban dari Alisia.

"Alisia Bro? ". tanya Adit. Revan hanya membalas dengan anggukan kepala.

"gue heran sama lo Van, cewek cantik kaya Alisia lo buang sia-sia, padahal semua cowok pada mau sama dia ". Ujar Adit. "kalo gua jadi lo enggak bakal gua lepasin cewek secantik, sebohay dia ". Lanjutnya.

Revan tidak membalas ucapan Adit karena merasa obrolan ini sangat tidak penting untuk di bahas.


Garing ya hehe semoga kalian suka sama ceritanya hehe.




Only youWhere stories live. Discover now