Kamu menoleh menatap pemuda tampan yang sedang duduk di sampingmu kini. Pemuda itu tidak lagi sekadar pemuda.

Ia resmi menjadi suamimu mulai hari ini.

Jeno hanya menatap lurus, menikmati ramainya kendaraan yang lalu-lalang di jalan raya.

"Hmm?" gumammu, masih sambil menatap ciptaan Tuhan yang sedemikian indahnya itu.

Tiba-tiba Jeno tersenyum, kemudian ia memalingkan wajah tampannya itu menatapmu, sedemikian lekatnya, hingga dapat kamu rasakan deru nafasnya menerpa lembaran kulit di wajahmu.

"Kamu masih inget gak pelajaran trigonometri?"

Perasaanmu mulai tidak enak. Kamu mulai mencium bau-bau sesuatu, robby

"Etdah, ada angin apa kok tiba-tiba nanyain trigonometri?" tanyamu keheranan.

Jeno terkikih karena ekspresi kocakmu saat terkejut timbul kembali, setelah seharian penuh disimpan rapat-rapat untuk menjaga keanggunanmu di depan para tamu.

Jeno meraih tanganmu, menggenggamnya, memberikan kehangatan di tengah dinginnya malam.

Kalau sudah begini, rasa-rasanya bus yang lewat gausah berhenti buat nawarin, dah.

Walau sudah bertahun-tahun bersama pemuda ini, tapi entah mengapa pemuda ini selalu berhasil membuatmu jatuh cinta berulang kali kepadanya.

Jeno menghembuskan nafasnya perlahan, "Kalau diibaratkan sebuah angka, boleh gak kalau aku bikin kamu jadi angka 60, dan aku jadi angka 30?" tanya Jeno.

Kamu semakin bingung.

"Umm, terserah kamu, sih," kata kamu keheranan.

"Dulu, saat kita SMA, kita mulai segala sesuatunya dari cos."

Tuh kan

Mata pelajarannya keluar lagi.

"Maksudnyaaa?" rengekmu.

Jeno tertawa keras, "Hmm, sudah kudugong. Kamu pasti lupa kan sudut istimewa trigonometri!" ledeknya.

Lho, jadi ini cuma buat ngetes aja?

"Jangankan yang istimewa, yang biasa aja gue lupa, No!" pekik kamu.

Tiba-tiba, Jeno meletakkan jari telunjuknya pada bibirmu.

"Sst.. Jangan Na No Na No. Jangan gue lu gue lu. Mulai hari ini, panggil aku Papi dan kamu adalah Mami, OK?" kata Jeno seraya mengedipkan sebelah matanya.

Kamu mulai merasakan semburat merah muncul di pipimu, dan Jeno pun menarik tangannya kembali dari bibirmu.

"Waktu SMA, waktu kita mulai pacaran. Yah, walaupun juga dengan bantuan Haechan sih, hahaha. Waktu itu, aku dan kamu, kita mulai segalanya dari cos. Kamu 60, aku 30. Cos (60+30) = Cos 90 = 0. Ya, kamu dan aku  memulai segala sesuatunya dari nol. Saat dimana aku pingin tahu lebih banyak tentangmu, ingin menghabiskan waktu bersamamu, dan ingin membagikan apa yang kumiliki padamu, ingin melindungimu. Padahal, sebelumnya sama sekali kita jarang berbicara. Haha, benar-benar dari nol."

Jeno terkikih kecil sambil mengucapkannya. Kamu yang tidak terlalu mengerti hanya dapat menangkap satu kalimat inti dari apa yang diucapkan Jeno.

Kamu dan aku memulai segala sesuatunya dari nol.

Kamu hanya terdiam, mencoba untuk mendengar lanjutannya dari Jeno yang terlihat sedang bersiap-siap merangkai kata.

"Lalu, malam ini. Ah, tidak. Hari ini, kita telah menjadi sin. Mulai mengerti?" tanya Jeno padamu.

Kamu mencoba berpikir, tapi apa daya ingatan tentang trigonometri dan Pak Kyungsoo yang cerewet itu sudah kamu hapus sejak lama.

Akhirnya kamu hanya dapat menggelengkan kepalamu, membuat Jeno lagi-lagi terkikih.

"Hari ini kita telah menjadi sin. Kamu 60, aku 30. Sin (60+30) = Sin 90 = 1. Kita telah menjadi satu. Aku berjanji akan selalu menyempurnakanmu, menjagamu, dan melengkapi hidupmu. Bisakah kau pegang kata-kataku?" ucap Jeno lagi seraya menatapmu lekat, sangat lekat.

Kamu hanya mengangguk, tak tahu bagaimana harus bereaksi sementara jantungmu sudah berdetak sedemikian cepatnya sampai-sampai ingin meledak rasanya.

Kamu lagi-lagi jatuh cinta padanya. Tiap hari, tiap jam, bahkan tiap detik kamu menatapnya dan bersamanya, kamu selalu dibuat jatuh cinta olehnya.

Jeno hanya tersenyum, lalu ia mulai kembali angkat bicara. "Dan kamu tahu. Cintaku padamu, cintamu padaku, cinta kita adalah tan. Kali ini aku tidak akan memberitahukannya padamu, hehe," ujar Jeno disertai cengiran kecil.

Kamu mulai berpikir. Mencoba untuk mengaitkan apa yang Jeno katakan barusan dengan apa yang telah Jeno beritahukan sedari tadi.

"Aku 60, dan kamu 30. Tan (60+30). Tan 90 itu berapa, No?" tanya kamu.

"U-uhm," Jeno hanya menggeleng sambil tersenyum senang seperti anak kecil. Membuat rasa penasaranmu semakin membumbung tinggi.

"Cupar dasar pelit!"

"Eitss, no cupar cupar! Papi, you know," celoteh Jeno.

"Jadi, gimana? Kalau kamu gak tahu berapa itu tan 90, bakal ada hukuman spesial malam ini," kata Jeno lengkap dengan smirk-nya yang...

Aih sudahlah kamu merasa senang dan kesal disaat yang bersamaan.

"Kuhitung sampai tiga ya... Satu..."

Buru-buru kamu meraih ponselmu dan membuka browser. "Jangan macem-macem!" pekikmu.

"Dua..."

Kamu langsung mengetik tan 90, dan hasilnya adalah

"Ti-"

"TAK HINGGA!" pekikmu senang karena akhirnya mendapatkan jawaban lebih dulu dari Jeno.

"Hahaha, benar. Cintaku kepadamu, cintamu kepadaku, cinta kita adalah tan 90. Tak hingga," kata Jeno seraya bertepuk tangan.

"Berjanjilah untuk menepati janji suci pernikahan kita tadi," ucap Jeno.

"Aku berjanji," jawabmu. Dan Jeno mengangguk.

"Aku tahu, aku juga berjanji," jawabnya.

Kalian kembali terdiam. Seolah tak peduli apakah bus akan segera datang atau tidak. Kalian sangat menikmati detik demi detik yang kalian habiskan bersama, memulai hidup baru sebagai sepasang suami istri.

"Kalau begitu, aku tidak jadi dihukum, kan?" tanyamu ragu.

Jeno terdiam sejenak, kemudian terkikih.

"Hukuman tetap berlaku! Karena kamu sudah memanggilku 'cupar' tadi!" rengek Jeno.

"Hey, tidak ada peraturan seperti itu!" katamu tak terima.

"Ada saja! Bahkan jika kau tidak memanggilku 'cupar', aku tetap akan menghukummu malam ini, jadi bersiaplah!" goda Jeno.

"CUPAAAAAAAAAAAAAR!!!"

-Fin


btw maap bangett, akhirnya shrimp baru bisa pub sekarang!! yeayy
dan, rata2 umur kalian berapa siih, ini 15+ lhoo, hayoloo wkwk

yaudalah, gamau ngomong banyak2 dulu
selamat dihukum jeno!^^

IMAGINE ft NCT DREAMWhere stories live. Discover now