8. Gencatan senjata

7.5K 476 22
                                    

8. Gencatan senjata

Setelah insiden Sabtu kelabu, Clara jadi enggan menatap  bosnya itu. Dia merasa kesal dan marah tapi di saat seperti ini dia harus mengesampingkan urusan pribadinya karena si bos sendiri seolah tak terusik dengan kejadian Sabtu lalu. Malah dengan santainya masih menyuruh Clara membuat kopi di pagi Senin yang sedikit mendung serta menyiapkan cookies yang telah Clara beli di toko kue yang berada gak jauh dari kawasan perkantoran. Clara memijit keningnya pelan, kenapa dia dia bisa masuk ke dalam konspirasi gila seperti ini, jangankan untuk membayangkan, berniat saja Clara pun ogah banget.

Titik-titik air perlahan mulai jatuh ke bumi dan Clara dapat melihat tetesan  air itu dari kaca jendela pantry.  Hujannya lumayan  deras. Dan beberapa  hal yang paling dibenci Clara malah terjadi, diantaranya:

1. Hujan

Kenapa dengan hujan? Padahal menurut sebagian orang hujan itu adalah momen romantis. Karena bisa menikmati secangkir capuccino hangat bersama pasangan atau jenis kopi lainnya sembari menatap bulir air  yang jatuh dengan dramatis. Tapi apakah masih berpikir romantis gak kalau hujan badai beserta angin kencang dan gemuruh yang membahana seolah membelah langit?? Masih berpikir hujan itu romantis?! Coba pikir berulang kali deh.

Sedangkan hujan menurut versi Clara adalah hujan itu membawa petaka bagi nya. Setiap kena tetes hujan dalam skala kecil atau besar seperti gerimis mengundang atau hujan beserta angin puting beliung dapat langsung dipastikan kalau kepalanya akan puyeng di sertai dengan bersin-bersin sepanjang hari. Entah kenapa tubuhnya ini sangat sensitif dengan hujan makanya dia terkadang selalu membawa payung lipat kemana-mana tapi entah kenapa hari ini Clara sial dan lupa memasukkan payung lipatnya ke dalam tas kantor nya setelah di pinjam Mita tempo hari.

Dan intinya, daya tahan tubuh Clara terhadap hujan itu benar-benar buruk.

2. Ryan

Ryan?! Kenapa Ryan? Apakah salah baca?! Oh tentu jawabannya tidak. Karena Clara sadar dan masih waras dalam menempatkan Ryan dalam posisi hal yang paling dibencinya. Kata orang benci dan cinta itu mah beda tipis, saling memberikan perhatian. Tapi benci mah cara memberikan perhatiannya lebih ekstrim bukan.

Semenjak kejadian waktu itu clara bersumpah gak akan mau berbicara sok manis karena selama ini dia masih menghormati atasannya itu tapi setelah hari itu dia akan berbicara apa adanya dan bersikap seperti Clara yang gak akan takut di pecat. Kalau ada yang berani memecat Clara ya sudah dapat dipastikan nyonya Rani yang merupakan bunda atasan nya itu akan mengebiri Ryan dan Clara amat sangat senang mendengarnya. Atau menurut penuturan Feli, bos nya itu sering sekali mendapatkan hukuman ala militer dari sang ayah.

Cara bentuk Clara memberikan perhatian pada Ryan salah satunya saat pria itu memintanya membuat kopi dengan sengaja Clara mencampurkan gula dan garam dalam cangkir itu. Ya sudah dapat dipastikan bagaimana reaksi Ryan saat meminum kopi dengan campuran gula dan garam/ larutan oralit di dalam kopi nya. Tentu saja, Ryan marah bukan main tapi Clara tetap cuek seolah umpatan Ryan merupakan tangisan anak bayi yang kehausan.

Hampir dua jam lamanya dan hujan belum menunjukkan tanda-tanda akan  reda sedangkan Clara dan pak bos nya akan melakukan perjalanan bisnis. Dan disinilah Clara sekarang sedang duduk manis di samping pak bos nya yang entah kenapa ingin menyetir sendiri. Clara merapatkan blazer hitamnya mencoba mengusir hawa dingin yang menerpa tubuhnya. Apalagi Ryan sengaja menyetel AC mobil dengan kekuatan maksimal seolah ingin membalas dendam karena perbuatan Clara tempo hari padanya. Di tambah dengan cuaca yang sangat mendukung sekali menambah aksi jahil bos nya itu.

Clara tak ambil pusing, dia membiarkan saja ulah Ryan dan catat di malas berdebat. Malah yang ia cemaskan sekarang adalah  bertemu lagi dengan Dirga dan membuat tubuhnya lemas. Kalau bisa dia izin cuti pasti dia sudah mengajukan sejak kemarin tapi mengingat dia baru saja kerja tak mungkin dia mengajukan cuti. Kalau cuti bisa di anggap sebagai pecundang oleh si bos jadi kesimpulannya dia harus kuat setegar batu karang dalam menghadapi bos nya ini.

when i meet you (Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang