2. Si bos yang arogan

11.2K 560 22
                                    

2. Si bos yang arogan

Clara pov

Sejak ibu bos menelpon ku dan meminta ku secara tak langsung menjadi mata-mata membuat tidur ku menjadi kurang nyenyak dan entah kenapa pagi ini datang begitu cepat. Arrghh aku mengacak rambut ku frustasi walaupun sebenarnya aku tak sabar menantikan pekerjaan baru ku ini. Aku menarik nafas dalam kalau begitu semua gundah gulana harus aku enyahkan, dan segera  menyongsong pekerjaan baru.

Setelah selesai mandi sembari membungkus rambut ku dengan handuk, aku mengobrak-abrik mencari baju kantor yang terbaik yang ku punya. Nah pilihan untuk pagi ini aku memakai rok bahan berwarna abu-abu, kemeja sifon berwarna nude dan blazer yang senada dengan rok ku.

Aku mengambil hair dryer dan mengeringkan rambut ku dengan sempurna setelah itu aku mengeritingkan ujung rambut ku agar terkesan anggun. Jangan salah paham, aku tak ada maksud ingin menggoda si bos baru. Karena aku ogah dekat-dekat dengan bos yang hobi mengencani para gadis yang tak berdosa, jangan sampai aku termasuk dalam jajarannya. Iyuhh, ogah pakai banget. Amin, jangan sampai.

Walaupun aku belum pernah menangkap basah calon bos baru itu, tapi sumber terpercaya mengatakan demikian. Jadi wajar aja kalau aku sudah memasang tanggul tinggi sebelum badai menghantam.

Aku melihat penampilan ku di kaca yang menurut ku sudah sempurna, aku mengambil tas kerja dan segera berlari kecil menuruni anak tangga. Mbak Sumi pengurus kos-kosan yang melihat ku tampak sumringah hanya menggeleng kecil dan aku segera keluar menuju mobil tercinta ku.

Sebelum berangkat kerja, sekali lagi aku melihat pantulan wajah ku di spion mobil. Jangan sampai ada sesuatu yang memalukan dari wajah ku entah itu eyeliner yang berantakan atau sekedar lipstik yang gak sesuai dengan tema. Oke sempurna. Aku menatap langit pagi lewat kaca depan mobil. Baiklah, hari ini akan menjadi hari yang sempurna. Aku sangat optimis di pagi ini.

Akhirnya aku melajukan mobil ku dengan kecepatan sedang dan syukurlah aku pergi agak cepat senin pagi kali ini karena aku tak ingin terjebak macet. Itu sungguh prestasi yang cukup membanggakan. Karena biasanya aku akan berangkat sekitar lima belas menit sebelum jadwal masuk kerja dan hebatnya aku tak pernah terlambat. Prestasi yang sangat membanggakan tentunya.

Dan benar lalu lintas terlihat lancar dan mempermudahkan ku  untuk melajukan  mobil sembari bersenandung kecil mengikuti irama lagu yang aku putar dan sebagai balas budi atas niat baik Feli yang telah membantu ku, gaji pertama yang aku terima aku akan mentraktir Felice sebagai ucapan terimakasih. Kalau bukan tanpa Feli, mungkin aku masih bermalas-malasan di kamar ku sembari mendengar lagu K-Pop.
Ketika sampai di dalam gedung, aku berdecak kagum pada perusahaan ini. Benar-benar perusahaan yang hebat. Interior dan arsitektur lobi kantor aja udah keren banget. Meja resepsionis aja terlihat manis dengan diletakkannya bunga di sudut meja dan harap catat bunga yang diletakkan di sana adalah bunga segar bukan bunga palsu seperti kebanyakan hiasan rumah pada umumnya. Terbayang kan uang yang harus dikeluarkan untuk bunga-bunga segar itu.

"Permisi mbak, saya sekretaris baru nya pak Ryan. Ruangan kerjanya dimana ya mbak?" Tanya ku pada petugas resepsionis ketika aksi kekaguman ku telah usai.

Sebenarnya aku ingin sekali melihat ke sekeliling kantor itu tapi aku harus menahan diri. Gila. Design dan furniture lobi aja udah sekeren ini apalagi ruangan kerja nya nanti pasti gak kalah keren nya.

"Langsung saja naik lift menuju lantai lima belas mbak" jawab resepsionis yang bernama Mira itu.

Aku mengangguk kecil dan segera menuju lift. Yuhuuu selamat datang kehidupan yang baru.
Ketika sampai di lantai lima belas ada beberapa ruangan dan salah satu nya ruangan si bos dan tentunya juga ada ruangan ku juga hihi. Aku mengeluarkan ponsel ku dan mencari aplikasi cermin dan melihat penampilan ku, oke semua sudah rapi dan cantik.

when i meet you (Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang