Bab 18 - impianku, apa impianmu?. -

2.3K 117 11
                                    

Impian setiap orang itu sebenarnya tak terbatas, walau waktu yang akhirnya mempunyai punya batasan sendiri.

••••••••

Silvana kini berada di butik Kendall yang sangat besar. Interiornya sangat pas dengan selera Kendall sejak dulu, Silvana sangat mengaguminya. Baju kembaran yang dijanjikan Kendall sudah selesai mereka tadi pulang bersama saat menjemput anak mereka.

"Maaaaaa Pevita mau kembaran sama Candela dong bajunya."

"Pevita sama mama dong kan Candela sama tante Silvana."

"Hmmmmmm."

Pevita menggeleng pelan.

"Pebitaaa datang ya ke ulang tahun Candeyaaaaaaa."

Candela mengajak Pevita.

"Pasti datang dong ayo kita main lagi barbie-barbie an aku Elsa kamu Anna ya?."

"Heem."

Silvana dan Kendall hanya menatap aneh dan mengkerutkan dahinya Pevita sangat susah ditebak sama seperti Kendall. Peter yang berada dalam gendongan Kendall mulai meraba payudara ibunya yang lengah.

"Hmm peterrrr?."

Peter nyengir kuda dan meraih kembali botol minumannya.

Silvana hanya tersenyum melihat Peter yang usil itu.

Setelah lama berbincang dan mencoba baju dari Kendall, mereka kini minum teh bersama. Silvana sejak dulu suka teh daripada kopi. Teh itu menyehatkan jika kopi rasanya pahit.

"Jadi kenapa kamu menyembunyikan kenyataannya Ken?."

"Soal Bianca?."

"Heem."

"Aku tak ingin membebanimu disana saat itu aku sedang rapuh Santiago pergi entah kemana. Aku ingin kalian bersama tapi mungkin caraku salah, maafkan aku."

"Tak apa Ken lupakan saja."

"Santiago berusaha kembali padamu."

"Yaaaa."

Silvana sedikit teringat malam itu malam penyatuan dirinya dengan Santiago yang tak sengaja dan Silvana sendiri kecolongan.

"Apakah kau masih punya perasaan itu."

"Tentu saja."

"Berbaikanlah Silvana."

"Aku belum bisa Ken."

"Hm baiklah, tapi Kevin juga memang tak pernah setuju kau kembali pada Santiago."

Silvana hanya tersenyum dan menatap kekecewaan Kendall. Dirinya tak bisa kembali pada Santiago, Kevin takkan merestuinya.

Omong-omong kenapa Silvana jadi memikirkan restu Kevin. Hahahaha otaknya berubah dungu. Sesaat memikirkan hidupnya dan semua yang ada di depan mata. Kevin datang dan langsung mencium kilas pucuk kepala istrinya dan mencium Peter lalu mencium Pevita dan Candela yang sedang bermain boneka barbie.

Drama Queen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang