Bab 14 - mantan saudara ipar aneh -

2.5K 141 7
                                    

Play Song : Taylor Swift - Bad Blood

••••••••

Setelah hampir satu bulan tak menginjak apartemen kenangan rumah tangganya dengan Santiago kini Silvana datang membawa surat cerai. Silvana memasukan kode apartemen itu dan tak ada yang berubah. Apartemen ini yang tau sekarang kodenya ada 3 orang Silvana meringis ingat pada Bianca, Silvana hanya tak tau saja Bianca membuka pintu kala itu karena tak ditutup sempurna olehnya.

Silvana masuk ke dalam dan memperhatikan sekelilingnya membuka kamarnya dulu yang berhawa dingin dan sangat rapi sama seperti saat di tinggalkan dulu.

Tumpukan makanan instan berserakan dimana-mana seperti bekas bir dan bekas kotak pizza. Silvana melihat jam tangannya dan harusnya Tiago sudah pulang tapi mantan suaminya itu belum pulang juga.

Silvana menelpon mantan suaminya itu menanyakan dirinya berada dimana.

"Tiago ada dimana?."

"-------"

"Aku di apartemen."

"-------"

"Antar surat cerai tinggal kamu tanda tangani saja."

"-------"

"Ok."

Santiago sangat bersemangat mendapat telepon dari Silvana dari sebrang sana dia sedang rapat dengan investor dikantornya dan berjanji datang dalam 2 jam lagi.

Silvana bingung harus apa di dalam apartemen ini dia melihat kulkas yang selalu di isinya dengan berbagai macam bahan makanan dan sayuran kini kosong hanya ada botol-botol bir.

Makanan instant yang selalu Silvana cegah konsumsipun menumpuk. Silvana menuju tempat cuci baju disana menumpuk sekali baju Santiago dan ada yang sampai tak terawat dan itu baju mahal yang selalu Santiago banggakan dulu. Silvana menyentuh baju kaos bertuliskan Hongkong itu dan mengingat kilasan masalalu.

Saat itu Silvana sedang mencuci dan memisahkan pakaian berwarna dengan yang tidak, tiba-tiba Santiago melemparkan baju bertulisan Hongkong ke depan muka Silvana.

"Cuci yang bersih ini baju mahal hati-hati gue beli jauh di hongkong."

"Iya."

Silvana diperlakukan kejam memang oleh Santiago dulu dan kini baru disadarinya. Silvana tersenyum miris teriris silet mungkin kemana saja baru sadar.

Kembali ke Silvana yang sedang menghela nafas dia dapat ide sambil menunggu mengapa tidak bersihkan saja. Cucian piring menumpuk, cucian baju menumpuk, dan segalanya sedikit berdebu. Kehamilan Silvana sehat dan kuat karena perkerjaannya tidak menguras tenaga ya Silvana bersih-bersih saja sambil menunggu dan itu mendapat dorongan kuat dari si jabang bayi di dalam perutnya.

2 jam berlalu Silvana mengusap sedikit keringat dan duduk di sofa dengan nyaman pekerjaannya selesai. Sofa itu spot terbaik di dalam rumah karena menghadap televisi dan itu kegemaran Silvana menonton televisi sebelum menikah dia kan hanya ibu rumah tangga yang kerjaannya menonton drama korea, india dan turki.

"Silvana."

Terdengar suara Santiago yang mencarinya disekeliling.

"Disini."

Mereka kini saling berpandangan Santiago menatap Silvana penuh kerinduan.

"Maaf ya aku beresin rumahnya padahal cuma mau antar surat cerai saja."

"Kenapa nomor kamu jarang aktif."

"Lupa cas hpnya kadang."

"Kamu tinggal dimana?."

Drama Queen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang