Drama Queen

Bab 1 - awal dari segalanya -

Akan kulakukan apapun selama ada kesempatan untuk memilikimu termasuk berbohong.

Silvana Esme

°°°°°

Jam menunjukan pukul 14:30 WIB

Hari itu begitu cerah dan sepi di suasana siang menjelang sore disebuah kamar yang tercium aroma maskulin dan hanya warna abu-abu yang mendominasi. Sang Pria membuka matanya resah dan terdengar geliatan kecil dari sang wanita. Dirinya terlonjak kaget setengah mati karena menyentuh lahan kasurnya ada yang menempati biasanya setiap hari dirinya terbangun berdua dengan adik kecilnya sejak kapan tempat sebelahnya ada yang menempati. Matanya otomatis membulat seakan ingin lepas dari kelopak matanya menatap sang wanita horor.

"KENAPA LO ADA DISINI" teriak sang pria yang kini berada dikamarnya bersama seorang wanita yang dia tahu adalah si culun Silvana yang menyatakan cintanya saat semester enam saat berkuliah dulu dan ditolaknya mentah-mentah karena dirinya mempunyai pacar. Bukan hanya itu wanita ini menyeramkan bukan selera Santiago rambut kumal, kulit tak terawat, tak suka bermake up, bau; bukan bau hal sebenarnya hanya bau parfum murahan dan bajunya kadang terlalu lusuh untuk dilihat karena golongan rakyat jelata kuliahpun dengan andalan beasiswa. Santiago hanya menyukai wanita sexy, berbibir ranum, wangi dan tentu good looking 100%.

Benar bukan! Silvana menyeramkan rambut kumal, kulitnya pun hitam, juga bau parfum murahan. Santiago mengipaskan tangannya ke udara pertanda dia jijik sekali melihat wanita yang terbangun bersamanya kini. Silvana bangun dan mengeratkan selimutnya diapun setengah shock karena teriakan Santiago.

"Eh anu itu" Silvana hanya terdiam kebingungan menggaruk kepalanya yang tidak gatal sama sekali.

Tiba-tiba sang bunda masuk geleng-geleng kepala bersama adik perempuannya yang menjerit heboh. Mungkin mendengar suara teriakan Santiago yang menggema di dalam kamarnya.

"Wanita culun!!!" Kendall adik Santiago mengenal Silvana karena Kendall adalah dulu juniornya sekarang dia sudah mahasiswi tingkat akhir.

"Santiago itu siapa?."

Keduanya bertukar pandang apa yang mereka lakukan semalam dilihatnya dibalik selimut keduanya sudah tak berpakaian lengkap dan seutuhnya telanjang. Silvana mengigit bibirnya dia gugup sekali kini apalagi sang bunda dari Santiago mendekatinya. Mati kau Silvana! Bohong saja lumayan kesempatan buat dapatin Santiago, batinnya berbisik picik.

Sang Bunda mendekati mereka dan berkata pasrah, anak lelakinya membawa wanita pulang dan melakukan hal tersebut kepada anak gadis orang lain walau belum tentu pasti. Tapi apa kata tetangga, rekan kerja dan keluarga besar jika wanita itu keluar dari rumahnya dan terlihat selama ini Santiago tak pernah bawa pacar dan Kendall tak mungkin berteman dengan wanita ini karena ya kumal. Tapi yang jelas sang bunda ingin anaknya bertanggung jawab atas perbuatannya mungkin dengan cara menikahkannya adalah jalan terbaik. Sang bunda tak bisa membiarkannya dan harus segera diatasi.

"Namamu siapa nanti tante kerumahmu untuk melamarmu."

"Silvana tante" jawaban itu sebenarnya diiringi senyuman merekah tercipta dihatinya rencananya berhasil yes!.

Sang Pria tampak frustasi semalam dirinya mabuk berat dan tak ingat membawa wanita itu pulang ke dalam kehangatan kasurnya. Melihat Silvana tersenyum dan asik berbicara dengan bundanya dia tak berselera menyanggah dan berkilah.

"Sialan!" Teriaknya dalam hati dia mengumpatkan makian, cacian kepada wanita disebelahnya yang kini sedang di interograsi oleh bunda dan adik perempuannya.

Adik perempuannya yang bernama Kendall tidak menyukai Silvana tentu saja makanya dia menyebut wanita culun. Silvana terkenal karena keculunannya di kampus tentu saja juniornya saja sampai tak ada sopan santun meneriakinya seperti itu. Kendall juga tahu kakaknya itu mempunyai pacar dan bundanya dengan manisnya menyatakan akan menikahkan mereka. Walau Kendall menentang dia kalah jika berhadapan dengan sang bunda dan jika kata perintah terucap anak-anaknya harus menuruti semua keinginan bundanya.