Part 20

5.5K 241 20
                                    

Waktu sudah menunjukkan pukul 15.45 dan sekarang Yara tengah bertukar pakaian dari seragam sekolahnya menjadi pakaian santai, ia sudah memiliki janji dengan Vano untuk pergi keluar sore ini. Vano sih yang sebenarnya mengajak gadis itu untuk pergi berdua dengannya meski tadi sempat ada adu mulut sebentar dengan kedua sahabatnya Yara yang melarang gadis itu pergi berdua dengan Vano.

Yara sudah menceritakan perihal ia yang telah berdamai dengan Vano kepada kedua sahabatnya itu, meski awalnya Aul dan Sesil menolak mentah-mentah hal itu dan sempat membuat mereka bertiga saling kuat-kuatan argument, akhirnya Aul dan Sesil memilih mengalah dan menerima keputusan sahabatnya itu. Namun biar mereka telah menerima keputusan Yara, mereka tetap bersikap waspada terhadap Vano. Bahkan mereka sempat berfikiran untuk menghubungi Dika agar laki-laki itu pun siap siaga apabila suatu saat nanti Vano kembali menyakiti Ayara.

Ddddrrrrttttt ddddrrrrtttt

Sebuah pesan masuk ke ponsel Yara lantas gadis itu pun membuka lockscreen ponselnya dan mendapati sebuah pesan dari Vano.

Alvano_radyatama

(gue otw rumah lo ya Yar.)_15.47

Gadis itu pun membalas pesan tersebut dan setelahnya bergegas keluar untuk menunggu kedatangan Vano, jarak antara rumahnya dan rumah Vano tidak begitu jauh, mungkin hanya sekitar lima menit bila ditempuh menggunakan motor. Tak lama ia melihat kehadiran Vano dengan motor sport hitam kesayangannya, gadis itu tersenyum dan bergegas menghampiri laki-laki itu.

"sorry kalo gue kelamaan sampe sininya." Ujarnya yang melihat Yara ternyata sudah menunggu kedatangannya.

Gadis itu menggeleng ringan sebagai jawaban, Vano pun langsung membantu Yara menaiki motor yang memang kursi belakangnya agak lebih tinggi dibanding motor biasanya. Setelah memastikan bahwa gadis di belakangnya telah duduk dengan nyaman, Vano pun mulai menjalankan motor tersebut membelah jalanan di daerah perumahan mereka.

Sepanjang perjalanan tak henti-hentinya Vano berusaha membuat Yara tertawa, entah itu dengan menceritakan hal-hal lucu dan semacamnya. Tujuannya adalah kembali menghadirkan senyum serta tawa gadis itu yang sudah beberapa hari belakangan hilang entah kemana akibat kepergian sosok Ardi dari sisinya.

Vano membawa Yara ke kedai eskrim kesukannya, begitu sampai di tempat tujuan, lantas saja gadis itu segera berlari kedalam meninggalkan Vano yang tengah memarkirkan motornya. Ia langsung menghampiri kursi kesukaannya yang terletak di sudut ruangan dekat dengan jendela yang langsung menghadap kearah sisi taman dekat kedai tersebut. Kursi itu selalu menjadi tempat favorite nya setiap kali gadis itu berkunjung ke sini, tak lama kemudian Vano pun menyusul gadis itu masuk ke dalam dan mendapati bahwa gadis itu sudah duduk di tempat kesukaannya. Ternyata spot favorite gadis itu masih sama seperti terakhir kali Vano membawa gadis itu ke sana.

Vano menarik kursi di hadapan Yara yang seketika membuat gadis itu mengalihkan perhatiannya dari taman tadi menuju laki-laki yang sudah duduk di hadapannya kini.

"ternyata masih suka duduk di sini ya lo." Ujar nya sambil tertawa ringan mengingat tempat kesukaan Yara, sedangkan gadis itu hanya tesenyum dan kembali memusatkan kembali perhatiannya kearah taman itu.

Tak lama seorang pelayan menghampiri kursi mereka, pelayan yang memang sudah biasa dengan kehadiran Yara pun sudah hafal pula dengan menu kesukaan gadis itu. Tinggal Vano yang memesan makanan, rupanya laki-laki itu memesan menu yang sama dengan yang di pesan gadis manis di hadapannya kini. Setelah mencatat semua pesanan mereka, pelayan itu pun meninggalkan kursi mereka dan bergegas menyiapkan semua pesanannya.

Vano masih setia memandangi Yara, sedangkan Yara masih setia menatap kearah taman itu. Tatapan gadis itu memang menuju taman di hadapannya, namun siapa sangka bahwa pikiran gadis itu kembali berkelana ke masa lalunya.

DILAMAR(?) [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang