Part 14

5.9K 243 0
                                    

Aul terlihat sibuk sekali saat ini, sedari tadi ia berkutat dengan pulpen dan selembar kertas. Wajahnya terlihat sangat serius, ternyata ia sedang membuat run down untuk sebuah acara kajian sabtu ini. Yara dan Sesil hanya memperhatikan kesibukan Aul sedari tadi, terkadang mereka berdua ikut membantu sahabatnya dalam menyusun run down acara tersebut.

"Alhamdulillah akhirnya selesai juga ini rd." Syukurnya. Ia tersenyum dan sesekali mengecek kembali hasil kerjanya, takut ada yang keliru atau ada yang terlewat.

Aul membalikkan badannya hingga kini berhadapan dengan Yara yang masih sibuk bermain ponsel sambil sesekali tertawa dan tersenyum. "Yar pinjem ponsel lo dong, buat nyatet ID Line nya narasumber gue." Ujar Aul.

Yara menengadahkan kepalanya hingga kini ia berhadapan dengan Aul. "Boleh. Nih Ul pake aja." Yara menyodorkan smartphone nya, dan Aul pun mengetikkan sederet huruf hingga terbentuk sebuah ID Line seseorang.

"Ak..ram..az..man.." Yara mengeja setiap kata yang Aul ketik di ponselnya. "Itu ID Line siapa Ul? Kok namanya kayak familiar gitu?" Yara menyuarakan pemikirannya kepada Aul, sekilas nama itu seperti tidak asing di benak Yara. Namun, Yara ragu dengan pikirannya tersebut.

Aul berdecak. "Ialah lo nggak asing sama ID Line ini, orang ini ID Line nya Bang Akram."

Yara kaget mendengar nama itu di sebut. Pantas saja ia merasa familiar dengan nama tersebut, ternyata itu ID Line nya dia toh. "Oalah begitu... eh tapi, ngapain deh lo nge add dia Ul?"

"Gue mau ngasih tau run down acara buat kajian sabtu ini, soalnya dia itu narasumber di kajian ini. Lo mau ikut kajiannya nggak? Kalau mau, nanti bareng sama gue perginya. Di sana juga nanti ada abang gue kok, tapi dia cuma nganter jemput doang abis itu pergi lagi." Jelas Aul kepada Yara. Yara hanya mengangguk-anggukan kepalanya.

"Lo dapet ID Line dia dari siapa Ul?"

Aul terdiam, tampak berfikir sejenak sambil menggali memorinya yang terdahulu. "Oh itu... gue minta ke dia lewat Direct Massage di Instagram."

"Oalaah..."

Yara tersenyum dan mengambil kembali ponsel nya dari tangan Aul. "Mau ngapain lo?" Aul bertanya kepada Yara.

Yara tersenyum hingga menampilkan lesung pipi nya. "Mau nge add Bang Akram juga ah hehe siapa tau di add back." Ujarnya dan langsung menambahkan Akram ke dalam kontak Line nya dia.

Aul berdecak heran akan sahabatnya ini. "Ngapain lo nge add dia?"

Yara pun kembali tersenyum menanggapi ucapan Aul. "Iseng hehe." Ujarnya kemudian.

***

Sudah hampir 10 menit Radit menunggu kedatangan Yara, sedari tadi dirinya sibuk berjalan mondar-mandir di depan ruang paskibra sambil sesekali melihat arloji yang bertengger di pergelangan tangan kirinya. Sebenarnya, salah ia sendiri. Siapa suruh ia datang 15 menit sebelum bel pulang berbunyi.

Radit memang sengaja datang ke sekolah Yara, karena sore ini mereka berdua di panggil oleh pembina paskib di tempat mereka biasa melatih. Maka dari itu Radit datang untuk menjemput Yara, namun sepertinya Radit terlalu bersemangat ingin bertemu Yara sampai tiba di lokasi lebih awal.

"Loh kak Radit? Kakak ngapain di sini kak?" Sebuah suara mengagetkan Radit. Radit menoleh dan mendapati Reva di sana. Reva adalah junior 1 tahun di bawah Yara, dan kebetulan sekali Reva sudah keluar dari kelas.

"Eh kamu dek. Saya lagi nunggu Yara, dia belom keluar kelas ya?"

"Belum kak. Biasanya sih kak Yara baru turun ke ruangan pas selesai adzan, soalnya setau saya pas kak Yara keluar kelas, dia langsung ke masjid kak sama kak Aul." Jelas Reva.

DILAMAR(?) [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang