Meet U again

330 25 7
                                    

Soo Hyun berjalan menelusuri jalanan kota seoul yang terlihat ramai di sore hari. Ia baru saja selesai makan siang bersama salah satu kliennya dan saat ini ia berencana untuk berjalan menuju halte terdekat sambil menunggu hwang ahjussi. Soo Hyun menundukkan kepalanya memperhatikan jalanan aspal yang saat ini ia pijak.

"Soo Hyun-ssi." Panggil suara lembut seorang wanita yang tak asing ditelinga Soo Hyun. Soo Hyun segera menengok kebelakang nya. Pria itu tersenyum saat melihat Ji Eun yang berdiri dibelakang.

"Ji Eun, sepertinya takdir mempertemukan kita kembali." Ujar Soo Hyun ramah.

"Hmm sepertinya begitu. Apa kau suka berjalan jalan di sore hari, Soo Hyun-ssi ?" Tanya Ji eun berbasa basi.

"Ani, ini pertama kalinya dalam hidupku." Jawab Soo Hyun apa adanya.

"Kalau begitu kenapa kau memilih untuk berjalan kaki ?"

"Aku hanya ingin ke halte terdekat dan sepertinya tidak masalah jika aku berjalan kaki." Lagi lagi Soo Hyun tersenyum, sepertinya hanya ji eun wanita yang selalu berhasil membuat Soo Hyun tersenyum.

"Kalau begitu, mau aku temani ?"

Soo Hyun mengangguk setuju.

Soo Hyun dan Ji eun sama sama terdiam, sepertinya tidak ada lagi topik yang ingin dikatakan oleh Soo Hyun maupun Ji Eun. Keduanya sibuk menikmati udara segar di musim gugur. Ji eun sebenarnya ingin sekali memulai kembali pembicaraan diantara mereka, namun entah kenapa ia selalu merasa gugup saat berada didekat Soo Hyun.

Soo Hyun menghela napasnya saat akhirnya mereka sampai disebuah halte.

"Terima kasih sudah menemaniku. Ahh tunggu, bukankah kau tinggal di apartement di seberang sana ? Dan kita pernah bertemu disini. Astaga aku baru menyadarinya." Soo Hyun mengingat malam itu, malam dimana ia bertemu dengan ji eun untuk kesekian kalinya, malam yang telah membuatnya semakin dekat dengan Ji Eun.

Ji Eun mengangguk.

"Sepertinya kau tipe orang yang pelupa, Soo Hyun oppa."

"Oppa ? Sepertinya aku suka saat kau memanggilku oppa."

Seketika pipi Ji Eun memerah. Didalam hatinya, Ji Eun mengumpat mulutnya yang selalu saja mengatakan hal hal yang tidak sesuai dengan hatinya.

Hening, sampai pada akhirnya suasana hening diantara mereka hilang saat suara klakson pelan yang ditimbulkan oleh hwang ahjussi berbunyi. Soo Hyun bangkit berdiri dari duduknya. Ia tanpa ragu mengulurkan tangannya kepada Ji Eun. Ji Eun pun menerima uluran tangan Soo Hyun dan segera bangkit berdiri.

"Sekali lagi terima kasih sudah menemaniku. Aku harus kembali ke kantor. Semoga takdir tak pernah bosan untuk mempertemukan kita kembali. Sampai jumpa." Soo Hyun tersenyum lalu berbalik dan melangkahkan kakinya mendekati mobil bmw i8 miliknya. Ji Eun hanya melambaikan tangannya kearah pria yang sudah membuat hatinya tak tenang beberapa hari ini.

***

"Appa.. Apa yang appa lakukan di sini ??" Ji Eun terkejut saat melihat ayahnya duduk di sofa ruang tamunya sambil membaca koran, "Dimana Suzy ?"

"Suzy pergi dan aku berhak datang ke sini karena aku yang membeli apartement ini untukmu." Ujar Ji Kyung dengan nada suaranya yang terdengar angkuh.

Ji Eun mengepalkan tangannya disamping coat hitam yang ia kenakan. Ia membenci ayahnya, untuk selama ia akan selalu membenci pria ia dengan terpaksa harus ia sebut ayah.

Dengan langkah berani Ji Eun melangkahkan kaki melewati ayahnya, ia membuka pintu kamarnya dan menutupnya dengan keras sehingga menimbulkan suara bising.

Tanpa melepas coat dan sepatunya, Ji Eun langsung menghempaskan tubuhnya ke kasur empuk berbalut sprai berwarna putih itu. Air matanya mengalir begitu saja, kenapa ayahnya selalu membuatnya merasa tak nyaman. Pria paruh baya yang ia sebut ayah itu telah membuat air matanya mengalir teus menerus. Setiap bertemu dengan ayahnya tak pernah sekalipun ia tersenyum apalagi tertawa.

Ji Eun memejamkan matanya, berusaha untuk menenangkan dirinya sendiri. Ia harus kuat, ia harus bisa membuktikan kepada ayahnya jika dirinya kuat dan berharga.

Setelah menghembuskan napasnya beberapa kali, Ji Eun bangkit dari posisi tidurnya. Ia mengedarkan pandangannya keseluruh sudut kamarnya, ia mencari ponselnya yang sengaja ia tinggalkan begitu saja.

"Kau selalu bersembunyi saat aku membutuhkanmu." Ji Eun berjalan menuju meja riasnya saat melihat ponselnya tergeletak disana.

Ji Eun menatap kesal ke arah layar ponselnya saat melihat panggilan tak terjawab dari jang ki ha, pria itu bahkan menelponnya hampir 100 kali hari ini. Jika ji eun tidak mengingat tujuan awalnya untuk mencari informasi tentang Soo Hyun lagi, mungkin ji eun sudah membanting ponselnya itu.

"Aigooo kenapa kau sangat lucu saat masih kecil. Seandainya takdir mempertemukan kita lebih awal. Mungkin aku akan selalu tersenyum bahagia setiap saat." Gumam ji eun sambil memperhatikan foto Soo Hyun saat masih bersekolah di Junior High School.

Setelah berjam jam mencari informasi mengenai Soo Hyun, Ji Eun akhirnya menghentikan kegiatannya itu saat perutnya merasa lapar. Untung saja ia masih menyimpan beberapa makanan ringan dikamarnya. Mengingat ayahnya masih berada di aparementnya membuat Ji Eun enggan untuk keluar dari kamarnya.

Saat sedang asyik mengunyah cemilan kesukaannya, ponselnya berdering dengan nyaring. Ji Eun menatap tajam ke arah ponselnya itu. Ia menggeser kursinya lalu melirik ke arah layar ponselnya. Dengan jelas tertulis nama Jang Ki Ha dilayar ponselnya. Ji Eun semakin geram dengan setengah hati wanita itu akhirnya mengangkat teleponnya.

"Wae ??!!" Ujar Ji Eun tanpa ada sedikit pun kesan ramah dari caranya berbicara.

"Kau sepertinya sedang ada masalah, Lee Ji Eun" suara sok polos Ki Ha semakin membuat telingan ji eun panas.

"Langsung pada intinya. Apa tujuannu menelponku ?" Tanya Ji Eun dengan nada datar.

"Hmm kau mau makan malam bersama ?? Malam ini aku tidak ada pasien, jadi kita bisa menghabiskan waktu bersama malam ini." Ki Ha mengajak Ji Eun seolah olah wanita itu tak akan menolaknya.

Ji Eun menghela napasnya berat, pria yang dulu sangat ia hormati itu semakin membuatnya illfeel. Kenapa pria itu tidak pernah menyadari jika tak ada cinta dihatinya. Ji Eun tak kuasa menolak pria yang telah menolong keluaraganya itu.

"Kita makan di depan apartementku saja. 15 menit lagi aku sampai disana." Ji Eun menutup teleponnya tanpa menunggu tanggapan dari pria yang berprofesi sebagai dokter itu.

***
Maaf baru up saudara saudara.. hahahha.. ditunggu ya kelanjutannya.. Annyeong.. 😊😊😊

💕 Kim_nastee




You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 09, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

I Blame On YouWhere stories live. Discover now