Timing

25 1 0
                                    

Dari atas sini aku tak dapat
melihat apapun. Hanya awan, langit biru. Tapi cukup membuat hati bahagia dan bangga atas keberhasilanku lolos dari cengkraman rutinitas. Duduk dengan secangkir cappucino, menambah nuansa, hangat. Bagiku cappucino adalah mahakarya, segelas minuman ajaib, yang selalu membuat hidupku semakin bersemangat.

Berada diatas ketinggian, tak membuatku lelah untuk bekerja. Tunggu, bekerja? Di ketinggian? Apa aku seorang pramugari? bukan..., pekerjaanku adalah menyampaikan informasi. Baik, mungkin kau mulai berfikir bahwa aku seorang jurnalis, namun? baiklah kau benar. Perkenalkan aku Farah Al Lathief, pada awal cerita aku tak ingin menceritakan profilku, aku ingin kamu ikut melakukan ekspedisi. Sebuah ekspedisi rahasia, yang kulakukan bersama sahabat karibku.

Disini, tepat dibelakang kursi pesawat, gadis itu tertidur pulas dengan koran yang menempel didahinya. Ah..sebenarnya aku malu memperkenalkannya padamu. Biarlah..biar ia tetap terlelap dalam tidurnya. Hari ini, 20 desember 2015, ekspedisi kedua kami menuju Ankara, sebuah kota yang menjadi icon turki. Ya..ia merupakan sebuah ibu kota.

"Ta? taraaa!" farah berusaha membangunkan Tata, sambil membuka tas genggamnya, menarik lengan Tara yang terjuntai malas

"Farah plis ini waktu hibernasi" jawab Tara

"Udah 2 jam, taaa" bujuk Farah

"Zzzzzz.." Tara mendengkur

"Yaampun, lagi? Taaaa...ayo bangun!" Farah mulai gemas, ia mengambil koran yang menutupi wajah Tara

"Mmmm masih ngantuk!" gerutu Tara

"Taaa? tataa! gue butuh bantuan"
Farah masih berusaha membujuk Tara

"Lu udah gede far..." jawabnya singkat

"Tata, ayo dong plis.." Farah semakin sedih, matanya mulai berkaca-kaca

" hmm apa?" dengan kelopak mata masih tertutup

"Kunci, gue lupa kunci apartemen"

"Hah? Kunci apartemen?!!" lantang, mengguncang, membuat semua mata tertuju padanya)

"Sssttt...suara lu ta. Iya.. ga ada ditas" jawab Farah dengan kening mengerut

"Lu tenang dulu, gue cari"

Tata mulai membongkar isi tasnya, alat makeup, kamera, kacamata, passpor dan beberapa dokumen, semuanya diperiksa. Namun nihil, kunci apartemen tetap tidak ada.

"Far! gue inget!" masih dengan suara lantang

"Dimana?" bisik Farah

"Dikantor far! Divisi redaksi,"

"Tataaaaaaaaaaa!" isak farah, kali ini bukan hanya para penumpang yang mulai memperhatikan percakapan mereka, seorang pramugari mulai penasaran dan menghampiri mereka.

"Selamat siang mba, mohon maaf barangkali mba memerlukan sesuatu?" tanya pramugari tersebut ramah,

"Siang mba, oh makasih mba tapi saya lagi ga perlu apa apa ko" jawab Farah gugup

"Baik, jika ada sesuatu cukup panggil saya ya mba"

"Iya, makasih mba"

"Duh gimana nih, kuncinya ada didalem pouch gue far, dan dipouch itu ada sticky notes dari lu far" jelas Tara

"Gyaaaaaa abis gue ta, karir gue! yang gue bangun sejak gue pengangguran..." farah semakin panik

"Kring...kring.." telepon genggam farah berdering

"Ta hp gue bunyi!"

"Dari siapa?" sahut Tata

"Bang bos ta" seketika raut wajah Farah berubah, gemetar..

Du hast das Ende der veröffentlichten Teile erreicht.

⏰ Letzte Aktualisierung: Feb 11, 2018 ⏰

Füge diese Geschichte zu deiner Bibliothek hinzu, um über neue Kapitel informiert zu werden!

WINTER TRY TO CATCH MEWo Geschichten leben. Entdecke jetzt