XV

3.3K 450 36
                                    

Hanya berlingkarkan handuk putih di pinggang, Eren diam-diam berlari ke kamar. Dari dalam tas, sebuah majalah ia tarik, bergegas membuka halaman per halaman dengan tidak sabar.

"Kalau tak salah hari ini," gumamnya pelan.

Ia berhenti pada satu halaman. Berisi tiga portrait foto anggota 'No Name' beserta biodata. Uniknya, tak ada satupun nama asli mereka yang tertulis di sana, jadi diisi hanya dengan nama panggung.

Dari ketiga itu, Eren hanya fokus pada tanggal lahir sang vokalis.

Tanggal lahir: 25 Dec

Sudah selesai dibaca sampai situ saja. Ia kembalikan ke dalam tas.

"Oh, berarti memang hari ini!"

"Apanya yang hari ini?"

Bocah itu tersentak. Ia menoleh spontan. "Le-Levi-san?"

"Sedang apa di sini? Dan kenapa kau masih basah?" tanya Levi bersedekap, memandang rendah.

"A-a-aku," Eren memalingkan muka, tak berani memandang Levi yang memasang wajah seram, "Mau ambil baju."

"Mau ambil baju harus banget mampir dulu lihat kalender?"

"Eh?! Kok Levi-san tahu?"

Jari-jari merenggang, sekali gerakan mencengkeram surai-surai brunet si bocah. Eren merintih kesakitan.

"Ada jejak air di luar. Ternyata masih basah begini sudah berani keluyuran ya."

Eren tidak berani mendongak. Entah seberapa seram kini wajah Levi. Mungkin selaras dengan nada kalimatnya barusan.

Kaki pria itu melengang ke arah lemari. Dari sana, selembar handuk bersih ditarik keluar. Levi berjongkok tepat di hadapan si bocah, mata kehijauan itu terpejam takut.

Handuk putih itu menangkup rambut Eren, kemudian diusap kasar.

"Apanya yang hari ini?" ulang Levi, masih penasaran.

"Nnng! Bukan apa-apa," sahut Eren, sedikit menggeram karena gesekan kuat fabrik halus di atasnya.

"Kalau mau main rahasia-rahasiaan, seenggaknya keringkan dulu rambut dan badanmu, bocah," tangan berpindah ke bagian tubuh, menggosok kasar.

"Iyaa. Aku bisa keringkan sendiri!" Badan mungil itu berupaya melepaskan diri dan dengan cepat tangan Levi menahan.

Tidak tersisa lagi tetes-tetes air. Levi segera berjalan keluar kamar sambil membawa handuk basah di tangan.

"Sebelum makan, pastikan kau sudah mengelap bekas air tadi," pesan Levi, berhenti dan menoleh sejenak, "Dan cepat berpakaian."

Kemudian cepat-cepat keluar.

Eren bengong. Hawa dingin menyelimuti kulitnya. Ia menunduk, terkesiap.

"Hah! Sejak kapan handukku melorot?!"

.

.

Waktu istirahat tidak Eren gunakan untuk makan. Ia sibuk sendiri dengan spidol multi warna dan sebuah kartu berukuran sedang.

"Eren, ngapain? Nggak makan?" Mikasa menghampiri sambil membawa kotak bekalnya.

"Nggak, nanti saja! Aku sibuk!" jawab Eren cuek, sebelum ia mendongak menatap Mikasa yang duduk di hadapannya. "Ini, Mikasa!"

Bocah itu menerima spidol hijau pemberian Eren. "Untuk apa?"

"Ini! Tulis ucapan! Hari ini Levi-san ulang tahun!" ucap Eren semangat.

Routine ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang