DUA BELAS - Keputusan.

4.2K 224 43
                                    


Silviana sedang duduk didekat jendela rumahnya. Memandang salah satu bintang yang begitu bersinar, dia kembali tersenyum mengingat awal bertemunya kembali dengan Akbar.

Tapi kini kenyataan pahit harus Ia terima, ketika Akbar tak sama sekali mengingatnya. Dan yang paling menyakitkan ketika ucapan Akbar itu terlintas lagi diotaknya.

Namun Silviana yakin tak ada cobaan yang melebihi kemampuannya sebagai seorang hamba.

🌻🌻🌻

Hari ini Akbar sudah memulai bekerja, dan sudah dihadapkan oleh berkas berkas yang menunggu untuk disetujui dan ditanda tangani. Walaupun kadang pekerjaannya harus berhenti karena kepalanya tiba tiba sakit.

Sedang sibuk dengan berkas berkasnya, tiba tiba terdengar suara ketukan pintu.

Tokk... Tokk...

"Silahkan masuk." ucap Akbar

"Assalamu'alaikum pak, maaf saya menganggu. Saya mau meminta
tanda tangan bapak untuk berkas berkas ini." Ujar silviana sambil menyodorkan beberapa berkas penting itu.

Akbar menerima tanpa mengucap kata apapun, sedang Silviana menatap heran ke Arah Akbar sebegitu lupanya kah dia dengannya.

Dan yang semakin membuat Silviana heran adalah tatapan Akbar yang begitu serius bukan tatapan yang teduh seperti biasanya.

Pikiran Silviana kacau dia benar benar butuh Annisa, mungkin nanti atau besok Ia akan menemui Annisa. Dia butuh sandaran.

Berkas sudah ditanda tangani Silviana kembali keruangannya dan Akbar memilih pulang.

Tak butuh waktu lama Akbar sudah sampai dirumah, setelah membersihkan diri Akbar langsung mencari uminya untuk menceritakan tentang Silviana. Saat Akbar keluar dari Kamarnya dia langsung melihat uminya sedang menonton tv.

"Assalamu'alaikum umi." salam Akbar kepada uminya sambil duduk disamping umi.

"Wa'alaikumusalam, eh Anak umi sudah pulang." tanya umi nya sambil fokus ke anaknya itu.

"Sudah mi, mi Akbar mau ngomong hal yang penting tentang  Silviana mi." ujar Akbar.

"Ya sudah cerita saja nak, ada apa dengan Silviana." tanya umi.

"Gini umi...

Flashback on.

"Eh bar itu Silviana kan."tanya viona." Emang sering kesini."

"Baru Kali ini lagi dia kesini." jawab Akbar sambil membuka laptopnya.

"Oh, lo harus hati hati deh sama si silviana tu bar. Gue ada firasat buruk soalnya, kayaknya ada maksud tersembunyi deh." ujar viona sambil memainkan hpnya.

"Firasat buruk apa vi maksud kamu." tanya akbar masih tidak paham dengan jalan pikiran viona.

"Gini seminggu yang lalu gue lihat rumah silviana kedatangan tamu. Gue pas tu ga sengaja lewat rumahnya, Nah pas gue lihat muka tamunya ternyata hydar, lo tau ga hydar itu salah satu saingan bisnis elo. Ngapain coba hydar kerumah silviana kalau ga ada maksud tertentu. Trus gue tanya sejak kapan silviana sering banget kerumah lu." ucap Viona panjang

"Hydar, oh iya saya pernah dengar nama itu. Silviana kalah kerumah ku memnag baru hari ini tapi seminggu sebelumnya dia kerumah saya terus. Memang kenapa" tanya Akbar

"Nah, dugaan gue benar deh. Lo mending hati hati deh sama silviana bar. Bisa aja mereka ada kerja sama gelap buat ngehancurin usaha lo, pecat aja bar. Dan lo kagak usah nyari nyari siapa sekretaris baru lu, gue bisa kok gantiin Silviana. Gue pengalaman kok." ujar Viona .

"Haa!. apa kamu seyakin itu vi." tanya Akbar masih tak percaya.

"Yakin deh, ngapain coba hydar kerumah Silvi kalau kagak ada maksud tertentu. pikir deh dan lihat aja sekarang silviana  kan kerumah lu siapa tau dia ada maksud tertentu juga. Jangan lu pikir cadarnya bisa bikin alim, kita kagak tau gimana hatinya kan."

"Iya betul juga apa ucapan mu vi, saya akan pikirkan lagi. Dan besok saya bicarakan sama umi"

Viona mengangguk.

Flashback off.

"Jadi begitu mi, Akbar mau gantiin viona jadiin sekretaris akbar mi. Lagian Akbar lebih percaya sama viona." Ujar Akbar.

"Maksud kamu." Jeda umi "kamu mau mecat silviana begitu nak. Apa kamu sudah memikirkannya matang matang."tanya umi.

" sudah mi, besok Akbar langsung bilang ke silviana."

"Ya sudah, apa yang kamu anggap benar saja nak. Tapi ingat bicarakan juga dengan abi ya."

Akbar mengangguk."Iya umi, akbar masuk kekamar dulu ya mi."

"Iya nak, umi juga mau nonton tv lagi sambil nunggu abi datang."

🌻🌻🌻

Malam ini keluarga silviana sedang berkumpul diruang keluarga, untuk sekedar bersenda gurau. Tapi tetap saja Silviana masih sibuk dengan laptopnya. Sampai akhirnya Shelo adik angkat Silviana menegur silviana.

"Kak ivi, sibuk terus sama laptopnya. Inget besok kak Hydar mau kesini udah ada jawabnya belum." tanya Shelo sambil memindah mindah channel tv.

"Iya Nak, besok hydar mau kesini. Kamu sudah menyiapkan jawabannya." timpal uminya juga.

"In syaa Allah mi, udah ada jawaban yang terbaik."

"Alhamdulillah. Beri jawab yang terbaik besok. Jika tidak menerima berikan alasan dan jika iya juga berikan alasan, setiap orang selalu membutuhkan alasan kenapa dia memilih sesuatu. Dan begitupun Allah, Allah menciptakan kita juga ada alasan kan. Allah menciptakan kita 'hanya' untuk menyembah kepada-Nya dan tak menyekutukan-Nya. Jadi jaga perasaan hydar Nak." ucap Abinya.

"Iya bi, ivi akan tanyakan kepada Allah didalam sholat istikharah ivi nanti malam. Makasih abi nasehatnya."ujar Silviana sambil memeluk abinya.

"Ya sama sama nak, ya sudah cepat kamu tidur biar bisa lebih lama curhat sama Allah." Jawab abinya sambil mengusap air mata Silviana.

"Ya bi. ya sudah Assalamu'alaikum umi, abi, dede ku" ucap Silviana

"Wa'alaikumusalam."

Pasanganmu bukan dia yang kamu cintai, tapi dia yang mau berjuang menggapai cintamu lewat Allah dengan jalan menikah.

🌻🌻🌻

Tbc!

Kamulah TakdirkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang