9

5.2K 528 61
                                    


Hawa langsung memasuki mobil Syair, setelah mendengar pertanyaan Syair, yang bagi Hawa terdengar bukan seperti pertanyaan tapi seperti perintah.

Bukan Hawa tak bisa menolak atau takut menolak, tapi Hawa merasa diantar Syair bukan hal buruk, bahkan semakin sering bersama Syair membuat Hawa merasakan bermacam rasa asing yang belum pernah dirasanya.

Syair kini duduk dibelakang kemudi disamping Hawa, sedikit menoleh Syair pada Hawa yang ternyata sedang menatapnya.

"Kenapa kamu mau?" tanya Hawa menatap Syair.

"Mau apa?" tanya balik Syair yang tak mengerti.

"Anter aku belanja" jawab Hawa.

"Ya karna aku mau" ucap Syair.

"Karena apa?" lagi tanya Hawa.

"Bukankah baru saja kujawab" jawab Syair.

Yang jelas sengaja membuat Hawa tak mengerti maksudnya, jawaban dari Syair yang seolah sering kali bagai hal yang harus ditebak-tebak.

"Bukankah tadi abel minta anter sama kamu?" tanya Hawa.

"Aku maunya anter kamu" jawab Syair.

Menatap beda kedalam mata Hawa, yang seketika membuat Hawa menjadi gugup, tak lagi mampu bertanya apapun, karna tatapan Syair begitu dirasa sangat gampang membuat Hawa tak berkutik.

Hingga perlahan Hawa memalingkan tatapannya dari Syair, memandang lurus kedepan dengan jantung yang masih dirasa berdebar gugup, Syair tersenyum tipis melihatnya, lalu perlahan melajukan mobilnya.

Keduanya tak tau jika tak hanya Abel saja yang sedari tadi memperhatikan, tapi Ayris juga ikut memperhatikan, hingga mobil Syair tak terlihat.

"Kok Syair mau anter kak Hawa?" tanya Abel pada Ayris.

Dengan raut penasarannya karna menurutnya mereka tak sedekat itu.

"Gak tau deh" jawab Ayris yang lebih nampak santai.

"Mereka deket emang?" lagi tanya Abel lebih penasaran.

"Setauku si gak" jawab Ayris.

"Syair kok nyebelin banget ya, anter aku gak mau, tapi anter kak Hawa mau bahkan tanpa diminta" ucap Abel.

Menujukan raut cemberutnya seolah kesal pada Syair, juga dalam hati ada rasa ingin tau sedekat itukah Syair dengan Hawa atau hanya kebetulan saja.

************

Hawa yang meminta belanja dipasar saja, karna menurutnya dipasar lebih dekat dan tak ada macet.

Syair yang mau tak mau, tapi karna Hawa yang mau membuat dirinya juga mau, keduanya kini nampak sudah keluar dari mobil Syair, suasana pasar yang tentu ramai setiap harinya.

Syair melangkah mengikuti Hawa, seolah Hawa sudah sering mendatanggi pasar ini, karna nampak sudah hafal jalan mana tempatnya untuk berbelanja.

Dirangkulnya bahu Hawa seketika kala melewati jalan yang lumayan penuh orang, jelas Syair tak mau Hawa tersenggol seseorang nantinya, seolah begitu menjaga Syair disamping Hawa.

Hawa yang diperlakukan begitu manis oleh Syair, hanya bisa merasakan detak dijantungnya yang sempat deg-degan dibuatnya.

Bahkan saat Syair melihat beberapa orang yang membawa belanjaan begitu banyak, Syair sedikit menarik Hawa kedalam peluknya untuk sebentar berhenti menepi.

"Sering kesini?" tanya Syair.

"Kalau perlu belanja" jawab Hawa.

Sedikit memundurkan tubuhnya yang menempel pada Syair.

Syair Cinta HawaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang