[two] to [four]

3.8K 344 15
                                    

"Aku ingin bisa menggenggam maaf dari Mama dan Papa. Akankah kamu mengabulkan keinginanku, Reon?"

Sepasang mata Reon terbuka sempurna, dengan mengepalkan erat seprai dan keringat membanjiri tubuhnya. Reon merasa seakan bertemu istrinya dalam mimpi.

Mendudukkan diri, Reon mengembuskan napas panjang sekaligus meraup wajah kasar. Rasa kantuknya tiba-tiba menghilang, mendatangkan kegelisahan hati ketika mendengar sayup-sayup nada Oceana yang sangat lembut.

"Reon, penyakitku bisakah disembuhkan? Aku takut tidak bisa melihat dan menggendong Cloudy. Aku juga takut tidak bisa melihat kuburan Papa dan bertemu Mama. Aku takut jikalau nanti, aku meninggalkanmu."

Setetes bening jatuh ke punggung tangan Reon. Pria itu merasakan matanya membara, tak mampu menahan bendungan air mata tatkala membayang sebuah masa lalu yang kelam.

Dalam pelampiasan seumur hidup semenjak Cloudy berusia setahun, Reon mencari permainan untuk menghapus rasa bersalahnya. Setiap kali Reon membawa beberapa wanita ke villa ini selama berlibur di kala penat, Cloudy selalu memberi kejutan seolah tak setuju wanita-wanita itu mendampingi ayahnya.

Kejutan-kejutan dihasilkan Cloudy berupa mainan-mainan dari Azzorra membangkitkan keterperangahan Reon. Wanita-wanita yang pernah diajak Reon melarikan diri, namun langsung jatuh cinta dengan Gio setelahnya.

Reon yang mulai bosan kepada wanita itu, memerintah Gio untuk menolong para wanita-wanita itu. Tak heran Gio kena imbas dari segala perbuatan Reon tidak bertanggung jawab.

Permainan tak disengaja, karena Cloudy begitu polos dan tak tahu apa-apa. Acer yang sangat berpengalaman, mengetahui sepak terjang Cloudy bila bertemu wanita-wanita pemuja Reon.

Melihat kebiasaan Cloudy, seperti memandang Oceana.

Oceana yang tak suka keberadaan sekretaris Reon berjenis perempuan, meminta tolong pada Azzorra supaya menggantikannya jadi jenis laki-laki. Jika perempuan-perempuan itu tetap egois terus berada di samping Reon, Oceana selalu banyak cara agar perempuan-perempuan itu pergi dari kehidupan suaminya.

Oceana sangat mirip Cloudy. Like mother like son.

Betapa rindunya Reon kepada wanitanya, entah di mana istrinya sekarang. Waktu Reon menggendong Cloudy sambil melangkah menuju ruang rawat, sosok wanitanya menghilang.

Dicari ke mana-mana tak ditemukan. Para saudara-saudaranya ikut membantu, tetapi nihil. Oceana hilang ditelan bumi. Padahal kondisi belum membaik, tetapi kepergiannya meretakkan hati Reon.

Ketika kehilangan anaknya tanpa kabar, Marinka membenci dua pria yang tak tahu apa-apa. Kebencian Marinka semakin menjadi kala Reon selalu berkata, "aku tidak tahu ke mana Oceana pergi."

Kekeraskepalaan Marinka begitu besar. Egonya kambuh. Hatinya pun telah mati. Seberapa pun Reon berkata "tidak tahu", Marinka takkan percaya.

Reon menderita. Banyak cercaan bertubi-tubi dilayangkan untuknya dari keluarga Prize. Seolah-olah Reon tak pantas disebut suami penyayang. Di tahun pertama, nama Reon memang sudah buruk apalagi saat perkenalan.

Bersyukurlah, Reon memiliki Cloudy. Penyemangat hidupnya di masa-masa kelam dia jalani. Kesendirian tanpa seorang istri, kekhawatiran akan kondisi istri, dan ketakutan apabila istri meninggal dunia.

Selama dua setengah tahun hidupnya tanpa kehadiran istri, Reon merasakan perginya belahan jiwa. Cintanya telah dibawa pergi.

"Reon, aku tetap mencintaimu."

Kedua pipi Reon basah, matanya pun sembap. Ingatan masa lalu mencoba memberikan Reon kesempatan sekali lagi.

"I love you too, Ocean."

Good Time ✔️Where stories live. Discover now