Duabelas

917 46 2
                                    

"bisakah aku mempercayaimu?
apakah senyummu menyembunyikan kebohongan?"-melody

vandro menatap melody yang kini makan dengan terburu-buru, gadis itu mengsibukan dirinya untuk makan dengan cepat agar dapat bergegas ke kelas dan berharap pelajaran belum dimulai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


vandro menatap melody yang kini makan dengan terburu-buru, gadis itu mengsibukan dirinya untuk makan dengan cepat agar dapat bergegas ke kelas dan berharap pelajaran belum dimulai.

Melody sesekali berpikir, kenapa dia harus mendengarkan vandro untuk memakan bekalnya walau ia sadari niat vandro mungkin baik tapi apakah cowok itu memberikan kesan perhatian padanya ataukah hanya ingin membuatnya bolos, karena sungguh ia mulai merasakan dirinya memasuki kegiatan yang buruk karena berkesan bolos melewati jam pelajaran, namun kata-kata tegas vandro yang menyuruhnya duduk itu menakutkan untuk di dengar membuat tubuhnya bergegas duduk menuruti kata-katanya.

Di sisilain dia sangat bersyukur ada vandro yang mengikutinya saat dia berjalan menjahu dan melarikan diri berusaha mengontrol emosinya tadi.

cowok itu ada di sampinya saat dia mulai mengisakan airmatanya menyesali perbuatannya bersikap jahat kepada yang lain, perasaan bersalah karena merasa berhasil mempermalukan Bika yang jelas jelas seniornya, yah melody sempat memiliki  perasaan berhasil dan senang memperlakukan bika membalas omongannya seperti tadi, namun seburuk apapun Bika dia adalah senior di sini dan seburuk apapun dia melody merasa seharusnya tidak pantas berkata kasar mempermalukannya dan ayahnya seperti tadi,

(sungguh melody ini terlalu  baik, polos,  bego  apa tolol?, sayangnya melody hanya manusia biasa yang ingin buat anyak kebaikan hihi)

rasa bersalah melody hilang sejenak dan terlupakan karena ada vandro di sampingnya perasaan tenang datang entah mengapa itu terasa menyenangkan sakit hatinya terobati denga merasa dikelilingi orang yang peduli dengannya dan ada orang yang kini seperti special di hatinya menemaninya duduk saat dia menangis berusaha untuk menyalahkan diri dengan logika yang diciptakaanya yang tidak dapat di sebut logika.

"pelan" menatap gadis berambut pendek itu yang sedang asik dengan makanannya dengan perasaan seperti tergesah-gesah, "avhakah khau venghatakan sesuhatuh" melody menoleh kearah vandro sambil menguyah makanan yang kini memenuhi mulut kecilnya itu, vandro terkekeh melihat melody dengan wajah yang menampakan pipinya membesar, gaya bicaranya tadi yang sungguh lucu dan ditambah wajahnya yang berlepotan karena mayonais yang di campurnya dengan salad sayur segarnya itu di tambah roti tawar yang di masukan kedalam mulutnya terus-menerus.

"enggak lo lanjutkan aja..pfftt" vandro menahan tawa dan hanya terkekeh perlahan

"avhapahan mahu tehtawa hum" kata melody yang kebingungan menata vandro yang selalu kelihatan ingi tertawa saat melihat wajahnya.

"lo anak kecil?" tanya vandro dan melody menggeleng dan menatapnya dengan wajah tak mengerti

Vandro berbalik memutar arah kepalanya kesana sini di sekitarannya dan tempat melody duduk berusaha mencari sesuatu, yang di carinya adalah kain mermud yang tadi melody gunakan untuk membungkus bekal.

Melody "that's sadness"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang