Prolog

21.4K 752 38
                                    

#Happy Reading

Angin berhembus dan menerpa wajah cantik seorang gadis berumur tujuh belas tahunan, rambutnya yang panjang dan bergelombang pun bergoyang karena terpaan angin, cewek itu menghirup udara segar di kota barunya itu, bukan, bukan baru, lebih tepatnya ia telah kembali ke kota asalnya.

Setelah mengambil kopernya, ia berjalan pergi sambil menggeret kopernya yang tak besar dan tak kecil. Cewek itu merogoh saku celana pensilnya yang berwarna putih bersih itu, ia mengambil sebuah handphone dan menghidupkan benda itu.

Ia terus berjalan dengan mata masih tertuju ke arah handphone-nya, hingga ia menabrak seorang laki-laki seumurannya. Handphone-nya terjatuh dan pecah menjadi tiga bagian.

"Sorry," ucap cowok itu lalu mengambil handphone seorang cewek yang ditabraknya. Cewek itu pun ikut memunguti bagian handphone-nya.

Cewek itu pun mengangguk dan menerima bagian handphone-nya dan memasang kembali handphone-nya yang tadi berpisah menjadi beberapa bagian, "Iya, gue juga minta maaf, gak ngeliat lo tadi,"

Wajah cowok menatap cewek yang ditabraknya dengan datar. Lalu ingin berlalu pergi, tapi keburu dicegah dengan tangan sang cewek. "Eh, nama Lo siapa?"

"Kalvian."

Setelah berucap seperti itu, cowok dengan perawakan tinggi itu pergi berlalu. Meninggalkan sang cewek yang diam terpaku menatap kepergiannya.

******

Sebuah mobil Fortuner hitam berhenti di depan rumah bergaya minimalis, dengan halaman depan yang penuh oleh tanaman.

Tak lama kemudian muncul gadis remaja yang cantik dengan rambutnya yang panjang.

Gadis itu menatap supir yang tadi mengantarkannya ke rumah itu, supir itu hendak membawakan kopernya, namun ditahan oleh gadis itu.

"Biar saya aja yang bawa, Pak," ucap gadis itu dengan tangan mengambil alih kopernya.

"Gak apa-apa, Non? Nanti non Kamila capek loh." tanya pak supir itu dan dijawab gelengan oleh gadis yang bernama Kamila itu.

Setelah mengambil kopernya, Kamila lalu berjalan menuju pintu utama rumahnya, ia menghirup napasnya dalam-dalam, ia rindu, kangen dengan rumah itu, suasana rumah itu, dan orang di rumah itu, namun, ia lebih merindukan Mama dan Papanya.

Sebelum ia membuka pintu rumah orang tuanya, rumah itu sudah terbuka terlebih dahulu dan muncul wajah seorang wanita berumur empat puluhan, umurnya sudah tua namun itu tak mengurangi kecantikannya.

"Ah! Mama!" Kamila berseru dan langsung melepas kopernya lalu memeluk Mamanya.

Setelah cukup lama mereka berpelukan, Mamanya melepas pelukan mereka, lantas wanita itu mencium kening putrinya dan tersenyum.

"Yuk, masuk," ajak Mamanya lalu masuk ke dalam rumah diikuti sang anak dibelakangnya.

*****

"Gimana Ma? Cocok nggak?" Tanya seorang gadis pada sang Mama yang tengah duduk dipinggir ranjang menatap dirinya yang terpantul cermin.

"Cocok banget. Tambah cantik kamu Mil." Kata Farah, Mama dari gadis itu.

"Ya sudah kamu turun gih, udah mama siapin sarapan kesukaan kamu." Kata Farah, lalu berjalan pergi meninggalkan sang anak yang tengah gugup.

Cold SeniorWhere stories live. Discover now