Chapter Nine

4.4K 303 21
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




---oOo---


Plak

Sebuah tamparan mendarat tepat di pipi kanan pria itu, darah segar keluar di ujung bibirnya.

Sejeong menatapnya dengan tatapan membunuh. Rencananya gagal dan pria itu melukai Seungcheolnya. Ia tidak menyukai seseorang melukai pria yang ia cintai.

Pria jaket hitam itu tersenyum tipis memperlihatkan deretan gigi putihnya yang rapih. Ia menghapus darah itu dengan jari jempolnya dengan tenang kemudian mengangkat wajahnya menatap Sejeong.

"Sudah kubilang jangan sentuh Choi Seungcheol."

"Cihh."

Sejeong menghela nafas panjang dan melangkah menjauh beberapa centi, membelakangi pria itu sambil menyisipkan rambutnya yang panjang di belakang telinganya.

"Dia, apakah dia mengenalmu?"

"Mungkin, Choi Seungcheol tidak sebodoh itu untuk mengenal seseorang."

"Lalu kenapa kau lama sekali membunuh Sohyun?" Sejeong membalikkan badannya. "Kupikir kau ahli dalam pembunuhan."

Pria itu mengangkat ujung bibirnya seolah tersenyum namun terlihat mencela. "Kau meragukan keahlianku? Aku sudah membunuh banyak orang atas perintahmu. Kau sudah lihat sendiri selama beberapa tahun ini."

"Yaaa aku tahu dan melihat semuanya. Tapi sekarang kau gagal."

"Tidak akan lagi, aku tidak pernah melepaskan buruanku."

"Aku meragukannya." Ucap Sejeong melangkah menuju sofa. Pria terus memandangi Sejeong sampai wanita itu duduk di sofa coklat dan menuangkan Sangiovesenya di burgundy glass.

"Beri aku kesempatan untuk membunuhnya lagi. Aku tidak ingin kau kecewa padaku."

Sejeong meneguk Sangiovese yang berwarna merah pekat dengan lahap setelah itu menatap burgundy glass yang telah kosong. "Baiklah, tapi tidak untuk saat ini." Ucapnya mengahlihkan pandangannya pada pria berjaket hitam itu. "Tunggu beberapa bulan lagi."

Alis pria itu saling bertautan, ia membuka mulutnya dan berkata.

"Kenapa?"

Sejeong berdecak sebal kemudian menatap kembali gelasnya. "Aku berubah pikiran tentang balas dendamku ini, Aku ingin dia benar-benar merasakan sakit." Ia menaruh burgundy glass di atas meja. "Choi Seungcheol hanya mencintai jantung itu, bukan Sohyun." Lanjutnya sambil menuang Sangiovese ke dalam burgundy glasss hingga memenuhi batas isinya sampai Sangiovese yang mahal itu tertumpah dengan sia-sia. "Aku ingin Seungcheol benar-benar menaruh seluruh hatinya pada Sohyun, melebihi cintanya pada Nayoung."

Heartbeat || [M] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang