Chapter 25

9.6K 364 3
                                    

Ali melangkahkan kakinya menuju kamar Maudy. Namun, langkahnya terhenti saat mendengar percakapan Maudy ditelpon.

"Pokoknya saya gak mau tau. Kamu harus melakukan apa yang saya suruh."

Ali mengernyitkan keningnya bingung. Siapa yang ditelpon Maudy malam-malam begini. Baru saja Ali ingin menajamkan pendengarannya, tapi pintu kamar Maudy terbuka.

"Kak Ali ngapain kesini?" Tanya Maudy mengerutkan keningnya antara terkejut dan... takut.

"Ada tamu nyariin kamu."

Maudy mengangguk seraya menutup pintu kamar pelan. Ali menatap punggung Maudy yang kian menjauh. Entah kenapa perasannya mengatakan kalau Maudy sekarang berbeda dari Maudy yang dulu.

===o0o===

"Kamu ngapain disini?" Maudy melihat ke sekelilingnya.

Orang yang dihadapannya tertawa. Maudy membelakkan matanya saat melihat orang ini di ruang tamu. Maudy meminta kepada orang tuanya untuk mengobrol berdua dengan orang di depannya.

"Emangnya kenapa kalo gue kesini?"

"Mendingan kamu pulang!"

"Gue baru datang dan lo nyuruh gue pulang? Lagian gue kesini mau nanyain kabarnya keponakan gue." Orang itu menatap perut buncit Maudy.

"Ini anak kamu. Harus berapa kali sih aku bilang kalo anak ini anak kamu."

"Lo pikir gue bego. Gue tau semuanya." Orang itu menatap tajam Maudy.

"Di, ini anak kamu. Tolong percaya sama aku."

Orang itu menatap Maudy dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Gue gak akan pernah percaya sama setiap kata yang keluar dari mulut lo!"

"Kamu boleh tolak aku. Tapi, jangan menolak kehadiran anak kamu." Maudy mengusap air matanya yang keluar.

"Gue gak akan pernah percaya sama lo, setelah apa yang udah lo buat sama saudara gue."

Kini Maudy yang menatap orang itu dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Udah gue bilang kalau gue tau semuanya. Jangan memanipulasi keadaan. Jangan bikin seolah-olah lo yang paling tersakiti disini. Justru lo yang buat semua ini terjadi." Orang itu menatap Maudy tajam.

"Di..."

"Cukup! Gue bilang cukup. Cukup lo bikin dia ninggalin gue. Gue peringatkan sama lo, jangan pernah nyentuh dia. Berani lo ngelakuin itu, gue gak akan bikin hidup lo tenang."

"Kamu nggak tau semuanya. Kamu gak tau gimana perasaan aku. Aku cinta kamu. Tapi, kamu cinta sama orang yang gak pernah mencintai kamu."

"Gue bahagia kalo orang yang gue cintai bahagia."

"Jangan munafik, Di. Aku tau kamu gak bahagia. Jangan pura-pura bahagia kalo hati kamu berkata lain."

"Kalo dia bahagia kenapa gue harus gak bahagia? Lagian gue percaya sama orang yang dicintainya. Gue yakin dia bakalan ngejagain orang yang gue cinta. Gue bakalan bantu dia buat ngejagain orang yang sama-sama kita cinta."

My Perfect Husband [TAMAT]Where stories live. Discover now