Chapter 23

9.3K 392 9
                                    

Ali terkekeh melihat Prilly yang berjalan menjauhinya. Ali memeluk tubuh Prilly dari belakang dan menaruh dagunya di atas pundak Prilly.

"Ada juga kamu yang mesum."

"Kok aku?"

"Iya kamu. Aku kan Cuma bilang dimana. Kenapa kamu malah ngatain aku mesum?"

Prilly tidak membalas perkataan Ali. Ia sudah terlanjur malu. Kenapa dirinya langsung bereaksi seperti itu padahal Ali tidak bermaksud berpikiran mesum.

"Lagian muka kamu kayak orang mesum tau gak?" Prilly melepaskan tangan Ali yang melingkar dipinggangnya.

"Maaf deh kalo gitu." Ali mengambil tangan Prilly dan mengenggamnya.

Prilly bukannya cemberut karena kesal, tapi cemberut karena malu. Lihat saja, wajahnya sudah memerah akibat malu.

"Kamu cantik kalo cemberut."

Perkataan Ali sukses membuat Prilly semakin bersemu merah.

"Berarti kalo aku gak cemberut, aku gak cantik dong." Kini Prilly benar-benar kesal.

Ali tersenyum melihat tingkah kekanak-kanakan Prilly. Perkataan Ali salah karna sudah membuat orang yang begitu dicintainya kesal.

Tapi, ia bersyukur pada Tuhan yang telah mempertemukan dan menyatukan mereka. Semoga di suatu hari nanti mereka bisa hidup bahagia.

===o0o===

Perempuan itu menatap lurus pada dua orang di depannya. Tangannya terkepal. Ia tidak akan membiarkan mereka hidup bahagia. Ia akan selalu seperti ini sampai tujuannya tercapai. Sampai mereka merasakan apa yang ia rasakan.

Di campakkan oleh orang yang dicintainya dan di tinggal orang-orang yang disayanginya demi perempuan itu. Dendam yang sudah merubahnya seperti perempuan iblis. Yang tidak mengenal kata sayang dan menyayangi.

Tujuan perempuan itu melakukan semua ini semata-mata untuk membalas rasa sakit hatinya pada perempuan di depan sana. Mereka bahagia di atas penderitaannya.

Sekarang ia hanya tinggal berdua. Dirinya dan anaknya. Orang yang telah membuatnya hamil sudah berhasil ia singkirkan. Sekarang gilirannya Panji. Dan beberapa orang-orang yang ikut dalam permainan ini. Setelah itu, ia akan menghancurkan kehidupan perempuan itu.

Tidak ada yang begitu berharga di dunia ini selain dirinya. Bagaimana pun caranya dendam ini harus berhasil ia lakukan. Bagaimana pun caranya. Dengan seringaian lebar ia tunjukkan pada mereka.

Pilihan hidupnya adalah menghancurkan atau dihancurkan.

===o0o===

Sebastian menggenggam tangan Lili masuk ke restoran. Lili tersenyum saat Sebastian menarik kursi untuk dirinya.

"Saya senang sekali, akhirnya kamu mau membuka hati kamu untuk saya."

"Rasanya akward banget kalo kita masih pakai saya-kamu."

"Benar juga. Bagaimana kalo kita pakai aku-kamu." Lili mengangguk setuju.

"Emm.. aku boleh nanya?"

Sebastian mengangguk, "boleh, mau nanya apa?"

"Hubungan kamu dan istri kamu, gimana?"

Wajah Sebastian mengeras ketika mendapat pertanyaan dari Lili. Lili yang melihatnya merasa bersalah karena sudah mengungkit masa lalu pria itu.

"Kalo kamu gak mau jawab gak pa-pa. Maaf, aku udah ngungkit masa lalu kamu."

"Kamu gak perlu minta maaf. Ini memang jadi kewajiban aku untuk cerita semua tentang masa lalu aku ke kamu. Supaya hubungan kita jauh dari kata kebohongan." Lili tersenyum malu.

My Perfect Husband [TAMAT]Where stories live. Discover now