Chapter 13

11.5K 487 6
                                    

Ali tersenyum, lalu berdiri dan bersiap berjalan ke arah Prilly. Namun, langkahnya terhenti saat ada seseorang yang memanggil nama Prilly.

"Kak Prilly!"

Prilly menoleh ke sumber suara. Lili berjalan cepat sambil tersenyum lebar.

"Kak, Papah Bara udah siuman."

Lantas Prilly langsung berlari kecil di susul Lili meninggalkan Ali yang diam menatap mereka. Prilly tersenyum senang saat mendapat kabar Bara telah siuman.

Prilly membuka pintu kamar. Prilly melihat Bara yang tengah bersender di kasurnya. Bara tersenyum pucat saat Prilly memeluk tubuhnya erat.

"Papah sudah tau semuanya. Maafin Papah yah, Prill. Maafin Papah yang gak ada saat kamu menangis. Maafin Papah yang udah gagal jadi ayah yang baik buat kamu." Bara mengusap rambut Prilly.

Ardi telah mengirimkan foto - foto hubungannya dengan Bella kepada Bara. Bara tau, Ardi adalah kekasih Prilly. Namun saat Bara membuka amplop yang Ardi kirimkan membuat Bara emosi. Bahkan Bara sempat menemui Ardi dan memberikan pukulan dan mengancam Ardi untuk tidak berhubungan dengan Prilly lagi.

"Papah janji, setelah ini Papah akan selalu ada buat kamu. Papah gak akan segan - segan memberikan pelajaran untuk orang yang berani menyakiti anak Papah." Bara berkali - kali mencium kepala Prilly.

Lili yang menyaksikannya hanya bisa tersenyum dan menyeka air mata yang sesekali keluar. Bella sudah pergi karna diusir oleh Lili. Hanya itu yang bisa Lili lakukan.

"Lili." Panggil Bara.

"Iya, Pah?"

Bara membuka kedua tanganya lebar yang di sambut antusias. Mereka bertiga berpelukan saling menguatkan.


===o0o===

"Aaaa..."

"Papah udah kenyang, Prill."

Prilly berdecak, " baru juga dua suap udah kenyang aja. Papah tuh kalo di suruh makan pasti sedikit. Kapan Papah gemuknya?"

"Papah gak mau gemuk. Nanti gak ada yang naksir Papah."

Prilly memutar bola mata kesal. "Papah nih ya sok kecakepan banget."

"Bukan sok tapi memang faktanya begitu kan." Bara tersenyun saat Prilly cemberut.

"Oh ya, Papah mau nanya boleh?"

"Mau nanya apa?"

"Kamu sama Ali ada hubungan?"

Prilly menaruh mangkuk bekas makan Bara.

"Cuma teman doang." Kata Prilly ketus.

"Teman doang?"

"Kenapa Papah nanya gitu?"

"Enggak apa - apa. Kalian itu dekat banget. Papah pikir kalian pacaran. Lagian kenapa kamu bisa ketemu sama Ali?"

"Ketemu di toko buku." Alibi Prilly.

"Oh, Papah Cuma mau pesan sama kamu. Kalau kamu mau pacaran sama Ali juga gak apa - apa. Ali anaknya baik kok. Udah punya penghasilan sendiri. Masih sendiri kayaknya."

Prilly diam tak merespon. Pintu terbuka menampilkan sosok pria berjas putih dengan alat stetoskop yang menggantung dilehernya.

My Perfect Husband [TAMAT]Where stories live. Discover now