Chapter 9

13.8K 600 7
                                    

Aku jatuh cinta sama kamu

-Alivin Rahardi-

===o0o===

Sepulang dari bandara mereka tak langsung pulang melainkan pergi untuk makan siang bersama. Prilly terus menempel pada papanya. Ali mengikuti dari belakang.

Bahkan di mobil, Ali bagaikan sopir dan Prilly bersama Bara bagaikan majikan. Pasalnya, Ali duduk sendiri di jok depan bagian kemudi. Sedangkan Prilly dan Bara duduk dibagian kursi kedua.

Ali yang melihatnya menghela napas kasar. Itu papanya Prilly, jadi wajar saja jika anak terus menempel pada orangtuanya. Pada papanya saja Ali cemburu apalagi sama orang lain.

Prilly melihat menu makanan. Memilih-milih makanan yang cocok untuk di makannya dan papanya. Prilly seolah tidak menganggap keberadaan Ali.

"Pah, kita pesan Steak Tuna aja ya?" Akhirnya Prilly memutuskan makanan itu. Setelah melihat papanya mengangguk, Prilly memanggil pelayan untuk memesan.

"Steak Tunanya 2 sama Mango Chia Milkshakenya 2 juga ya." Pelayan segera mencatat pesanan yang di pesan oleh Prilly. Kemudian, pelayan mengulangi pesanan yang di pesan dan pergi berlalu.

Ali gondok setengah mati. Ali berdehem cukup keras membuat Prilly tersentak kaget. Bisa-bisanya Prilly melupakan kalau ada Ali di antara mereka.

"Duh, Li.. Sorry yah gue lupa kalau ada lo disini. Yaudah lo pesan gih makanan yang pengen lo makan." Ali kesal dengan Prilly yang benar-benar mengacuhkannya.

Melihat Ali kemudian beralih menatap Prilly dan begitu seterusnya membuat Bara hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala.

Bara akhirnya pamit izin ke toilet memberikan waktu untuk mereka mengobrol bersama. Padahal banyak pertanyaan yang ingin Bara sampaikan pada keduanya. Namun, melihat kondisi yang tidak memungkinkan. Bara mengurungkan niatannya.

"Papa ke toilet dulu sebentar." Selepas Bara pergi, Ali menatap Prilly tajam. Prilly yang merasa di awasi akhirnya menongak.

"Kenapa sih lo liatin gue kayak gitu?" Tanya Prilly yang heran karna Ali terus menatapnya.

Ali diam tak memberi jawaban.

"Kenapa sih, Li. Ngomong aja! Lo gak suka kita makan disini? Atau lo gak suka sama makanannya, makanya lo gak pesan?" Ali terus diam tanpa mengalihkan perhatiannya pada sosok gadis cantik di hadapannya.

"Ditanya malah diam aja."

Ali mengusap wajah kasar, "kamu sadar gak sih sama keberadaan aku disini? Selama kita pulang dari bandara kamu benar-benar mengacuhkanku."

Mau tak mau perkataan Ali sukses membuat Prilly tertawa. Ali memasang wajah datar saat Prilly mentertawakannya.

"Gue gak ngomong sama lo bukan berarti gua gak menyadari keberadaan lo atau mengacuhkanku lo. Ada papah disini. Gue tau sebenarnya papah pengen nanya tentang hubungan kita. Gue gak mau kalau papah sampai tau awal mula kita ketemu. Itu sebabnya gue diam aja dari tadi." Jelas Prilly.

"Tapi, gak usah diemin aku dari perjalanan sampai sini. Kamu 'kan bisa cari topik yang melibatkan kita bertiga. Kamu terus-terusan mengobrol dengan papamu." Cerca Ali.

"Ok.. Ok.. Gue minta maaf. Gue gak bermaksud kayak gitu sama lo." Prilly meminta maaf pada Ali.

"Iya, harusnya dari tadi ka,--" Ali langsung bungkam saat Bara kembali dari toilet.

"Maaf yah papah lama. Prill, papah pamit pulang duluan ya." Pamit Bara.

"Loh, papah 'kan belum makan. Makanannya aja belum datang. Masa udah mau pulang duluan?" Tanya Prilly.

"Papah bisa makan di rumah. Lagian papah kangen sama mamah Bella." Ucapan Bara sontak membuat Prilly bungkam. Prilly memang belum menjelaskan pada papanya kalau mamah tirinya itu sebenarnya sudah berselingkuh dibelakang Bara.

"Li, om pulang dulu. Kopernya di mobil kamu aja. Om pulangnya naik taksi. Titip Prilly ya." Bara mencium kening putrinya lalu pergi menyisakan Ali dan Prilly. Prilly masih sibuk dengan pikirannya sendiri.

"Ok, aku maafin kamu. Tapi, kamu harus janji jangan diemin aku kayak tadi." Kata Ali membuat Prilly mengiyakan. Tak lama makanan mereka datang. Makanan yang di pesan untuk Bara berganti untuk Ali.

===o0o===

Setelah makan mereka pergi ke sebuah taman yang tak jauh dari restoran. Mereka berjalan menuju bangku dekat dengan pohon. Semilir angin menerpa wajah keduanya. Menbuat rambut Prilly berterbangan. Ali menyingkirkan rambut yang menutupi wajah Prilly.

Mereka menatap lurus ke depan. Entah sudah sejak kapan tangan mereka saling bertautan.

"Prill." Ali membuka topik pembicaraan.

"Hemm." Dehem Prilly pendek sambil menikmati angin dengan tenang.

"Kamu pernah ngerasain cinta pada pandangan pertama?" Tanya Ali membuat Prilly menatapnya.

"Jatuh cinta pada seseorang." Lanjutnya.

Prilly memejamkan mata sebentar lalu membukanya. "Gue gak percaya sama yang namanya cinta. Karna setiap kali gue mencoba berhubungan, pada akhirnya gue selalu merasakan pahitnya."

"Jangan salahkan cintanya. Kata cinta itu gak salah. Salahkan pada orang yang mengucapkannya. Mereka gampang mengucapkan kata cinta karna mereka tidak benar-benar serius dalam menjalin hubungan."

"Lo tau apa tentang cinta?" Tanya Prilly sinis. Tiba-tiba masalahnya dengan Ardi muncul dibenaknya.

"Aku memang tidak tau tentang cinta dalam artian luas. Namun, saat ini aku tengah merasakannya. Aku tau bagaimana rasanya jatuh cinta pada pandangan pertama. Aku tau bagaimana rasanya dada ini bergemuruh saat berdekatan dengannya. Aku tau bagaimana rasanya cemburu saat dia didekati orang lain." Kata Ali.

"Karna kini aku jatuh cinta sama kamu."

===o0o===

Prilly membuka pintu rumahnya sambik membawa koper. Sayup - sayup ia mendengar suara kecupan membuat Prilly bergidik jijik. Dan benar saja papahnya tengah mencium bibir sang istri dengan buas di atas meja makan. Benar-benar menjijikkan!

Prilly berdehem keras membuat dua sejoli itu menghentikan aktivitasnya. Mereka memandang Prilly. Bara menggaruk lehernya yang tak gatal sambil tersenyum canggung. Bella menggelayut manja di lengan Bara.

Prilly memasang wajah datar. "Jadi ini makan yang papah sebut?" Tanya Prilly datar. Prilly menaruh koper dengan hentakan keras. Lalu menatap kedua orang itu, "lanjutin deh. Anggap aja Prilly gak ada."

Prilly melangkahkan kakinya menuju kamar. Merebahkan tubuhnya yang lelah ke atas kasur. Ingatannya melayang pada percakapan antara dirinya dengan Ali.

Ali mencintai dirinya?

Begitukah?

===o0o===

TBC

Happy reading😊

Jakarta, 9 september 2017

Love

Afistories

My Perfect Husband [TAMAT]Where stories live. Discover now