Bab 26 Wedding!

17.9K 1.7K 24
                                    

"Senyum dong Mel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Senyum dong Mel. Cemberut terus dari tadi. Lipstiknya berubah ungu tuh."

Melati akhirnya tersenyum mendengar celetukan Kania. Sahabatnya yang setia menemaninya sejak dia dirias.

Ijab qobul itu kembali terucap oleh Vino. Yang pagi tadi terlihat begitu tampan dengan balutan jas resmi yang makin membuat tubuh tegapnya terlihat. Mereka menikah di kantor KUA yang tidak jauh dari rumah kontrakan Kania.

Setelah itu, mereka kembali untuk menerima tamu dari Vino dan juga temannya selama 5 tahun ini berada di Yogya.

Sesuai rencana awal, mereka memang tidak mengundang orang banyak. Hanya acara syukuran, meski ada tenda dan juga pelaminan yang di hias oleh orang-orang kampung dan teman-temannya Igo. Pria itu sejak kemarin sore sudah menjadi seksi sibuk.

Untuk urusan makanan Vino sudah menyewa jasa katering setempat sehingga mereka tidak perlu repot. Dari Snack sampai makanan beratnya. Semua Vino sudah menanganinya.

Hanya satu yang membuat Melati terus melamun. Tadi saat mereka duduk di pelaminan. Untuk melakukan upacara adat Jawa dan sungkeman, bapaknya tidak mau duduk di pelaminan. Setelah menjadi wali bapaknya memaksa ibunya langsung pulang ke Jakarta. Hal itu membuat ibunya menangis dan langsung memeluk Melati.

Begitupun dengan Melati. Dia tidak bisa menahan tangisnya. Meski Vino langsung memeluknya dan menenangkannya. Sedih rasanya menikah tidak ada orang tua yang mendampingi. Apalagi saat acara sungkeman. Kedua orang tua Vino setia mendampingi di pelaminan. Dan akhirnya orang tua Kania dan Igo. Tante Reni dan Om Wahyu merasa iba dengan Melati, mereka berdua lah yang menggantikan sebagai orang tua Melati.

Malu rasanya Melati saat itu. Setelah acara resmi selesai. Dia berpamitan kepada Vino. Mengatakan kalau dia perlu membenarkan riasannya. Padahal dia langsung pergi ke dalam kamar dan menangis.

Sungguh kejam. Bapaknya masih saja membenci dirinya. Padahal dia merasa selama ini tidak pernah membuat salah. Hanya satu kesalahannya
Membunuh kakak kandungnya.

Entah berapa lama dia terus menangis, sampai akhirnya Kania mengetuk pintunya. Dan sahabatnya itu mencoba menenangkannya. Membenarkan riasannya dan kini membujuknya untuk keluar menyambut tamu yang hadir.

"Mel. Kasihan Vino. Dia sendirian sejak tadi dan kebingungan. Makanya aku ke sini. Udah ya nangisnya. Gak usah dipikirin bapak kamu. Kan ada ayah sama bunda aku."

Melati akhirnya menghela nafasnya dan dia mengangguk.

"Makasih ya udah mau nenangin aku."

Kania tersenyum dan kini merangkul bahunya.

"Ah aku padahal pengen kamu sama Igo. Tapi kamu emang jodoh kok sama Vino. Aku ikut bahagia ya."

Melati mengangguk dan tersenyum penuh haru. Dia akhirnya menurut saat Kania menariknya untuk keluar dari kamar.

seputih MelatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang