Pertama

10.7K 231 3
                                    

Nyatanya aku belum mengenalmu seutuhnya.
-SMD-

Aku hanya ingin kamu melihatku sebagai sosok yang bisa menjadi panutan.
Nakalku, biarlah itu rahasiaku.
-GY-

Karena penyesalan datang terlambat, seandainya dulu aku tidak memintamu berhenti, aku tidak akan merasakan cinta sendirian.
-K-

Berjuanglah selama dia masih bisa diperjuangkan.
-M-

Semakin banyak saingan semakin aku tertantang untuk mendapatkannya dan aku yakin siapa yang terkuat itulah pemenangnya.
-RY-

°

Pagi itu SMA Antalas sudah ramai karena ini adalah hari Senin, dimana aktifitas siswanya berkali lipat lebih berat, bukan karena diwajibkan untuk upacara, tapi para komisi disiplin yang sudah berbaris didepan gerbang guna menyisakan pakaian siswanya yang tidak sesuai dengan aturan.

Mobil putih itu berhenti beberapa detik lalu, membuat seorang lelaki gagah dengan selempang hitam bertuliskan komisi disiplin menyebrang jalan untuk menghampirinya.

"Yusuf tuh kak."

Sheril menoleh lantas tersenyum pada Namira, "aku sekolah dulu ya Bun."

Gadis itu menyalami Bunya nya namun saat akan membuka handle pintu, lelaki itu sudah tiba disampingnya dan membukakan pintu untuk dirinya.

"Pagi Tante.." sapanya ramah.

"Pagi Yusuf." Namira menyambut tangan Yusuf yang terjulur untuk menyalaminya.

"Hati-hati ya Tante."

"Makasih ya, kalian baik-baik belajarnya."

Kedua anak remaja itu segera menyebrang dengan Yusuf yang mengawal Sheril. SMA Antalas memang terletak dipinggir jalan walau bukan jalan raya namun tetap saja banyak kendaraan yang berlalu lalang.

"Aa tugas dulu ya." Pamit Yusuf dan kembali menyebrang saat sudah tiba didalam gerbang sekolah dengan selamat, karena ia melihat banyak siswa disebrang sana yang akan menyebrang juga.

Sheril mengedarkan mata mencari Nina, ternyata Nina disana, Sheril sempat terpaku dengan sorot mata dan senyum kaku yang terkadang Nina berikan, namun Sheril selalu menepis perasaan itu, mungkin itu hanya perasaan saja.

"Pagi Na!"

"Pagi Cer, cerah amat!"

Sheril tersenyum sambil menoleh pada Yusuf, pada lelaki yang sedang bertugas dipintu gerbang.

"Gimana ga cerah tiap pagi disambut sama malaikat tampan kayak dia."

Nina masih menjaga senyum manis dibibirnya, sampai mereka berjalan menuju  kelas, namun Sheril tak melihatnya, ia mengusap matanya yang sudah mulai berkaca.

°

Hayooo Nina kenapa?

Demi apa aku degdegan post cerita ini, takut ga ada yang suka tapi semoga saja ada yang nyasar melihat ini ❤

My Hidden BadboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang