"Kamu sendiri? Malam-malam begini? Apa kamu sedang menanti?"
*angguk. senyum. geleng kepala
"Tidak mengapa jika kamu tidak mahu berbicara. Bisa aku menemanimu?"
*diam. berfikir dalam-dalam
"Ku kira diam itu setuju."
*dia duduk, aku berdiri. Lama
"Aku tahu kamu tidak akan pergi. Walau pun kamu melangkah saat ini, hati kamu akan kamu tinggalkan disini. Aku tahu, semua tentang kamu aku tahu."
*tunduk, menahan air mata
"Sudah lah, tak usah kamu berdiri. Mari, duduk di sini. Menangis lah jika itu bisa mengembalikan senyummu seperti mula-mula tadi. Menangis lah."
*pandang dia, dengan mata yang merah
"Panasaran? Kita sama. Disakiti, tak dihargai, dan... Takut untuk berlalu pergi. Sedangkan hati kita dah lama mati. Kita hanya bernafas untuk melunaskan mimpi-mimpi mereka. Mimpi-mimpi kita? Tak usah dibicarakan. Mimpi kita akan terus menjadi mimpi. Sudah lah, mari berehat. Apabila munculnya mentari nanti, kita harus kuat. Siap sedia untuk diperhambakan mereka."
-pemimpi di kota sunyi
-Rihin Juni, 22 November 2017
![](https://img.wattpad.com/cover/93523115-288-k197537.jpg)