KEFIKIRAN

588 21 14
                                    

"Ha, ternyata Dia dengar yang ku katakan."menatapnya malas.

"Ya iyalah, kamu kira Aku budeg apa,sampe gak dengar yang kamu bilang."jawabnya,tersenyum nakal.

"Ya udah, kamu kembali ke kelas gih,udah masuk jam pelajaran."kata Reihan tersenyum.

Aku langsung berdiri dari bangku taman,Reihan juga ikut berdiri.saat aku ingin pergi Reihan menahan tanganku.

"Ada apa."tanyaku heran."tadi menyuruhku. perg,tapi sekarang Di tahan."tanyaku lagi.

"Aku gak mau jauh-jauh sama kamu."jawabnya tulus.

"Ha, gak salah denger gue barusan,Dia bilang gak mau jauh dari gue.oh my good gue gak mimpikan,tapi gue jangan terlalu senang dulu,harus Di pastikan."batinku senang.

"Dasar gombal,Aku mau ke kelas dulu.daah."ucapku melambaikan tangan, Dia juga sudah melepaskan tanganku.

"Clara."panggil Reihan padaku,Aku berhenti.

"Iya."jawabku,memutar badanku menghadap kearahnya,kira-kira 2 meter jauhnya dariku.Aku menatapnya heran.

"I love you."kata Reihan menatap mataku.

Aku langsung membulakan mataku karena kaget,tubuhku langsung beku dan mencoba mencerna semua kata-katanya."I love you."terus berputar Di kepalaku.

"Clara,gue udah capek pendam perasaan ini.gue udah gak tahan sama hati gue yang cuman bisa liat Lo dari jauh,gue gak punya keberanian nyatain cinta Di depan umum.gue tahu kita  baru kenal 3minggu,tapi gue suka Lo dari pertama jumpa."kata Reihan tulus.

"Iis,Lo ngomong apa sih,kalau mau gombal jangan sama gue."jawabku,jantung sudah berlari terlalu kuat.

"Haa,lo bikin gue mau meleleh,gue rasa terbang Di angkasa.gue rasanya mau teriak kalau sekarang lagi bahagia banget."batinku,gak sadar kalau Aku sudah senyum-senyum sambil pejamkan mata karena terlalu senang,sampai tidak sadar kalau Reihan sudah berdiri Di depanku.

"Gue becanda,ayo pergi."ucapnya,lalu menarik tanganku menuju kelas.Aku langsung membuka mataku,mengikutinya dari belakang.

"Buset dah,enak banget dia bilang bercanda,gue udah PD(percaya diri)duluan."batinku kesal.

Aku tidak bisa fokus pada pelajaran,fikiranku terus mengingat kejadian di taman tadi.

"Lama-lama gue bisa masuk rumah sakit jiwa kalau mikirin Reihan mulu,tenang Clara tenang. Tarik nafas turunkan,tarik nafas turunkan,haa gue gak bisa gak mikirin dia."gumamku,aku membenturkan kepalaku ke meja,pelan.

"lo kenapa sih,dari tadi kok kayak gak tenang banget."tanya Risma yang duduk di samping kananku.

"Ha,enggak kok,santai aja."jawabku bohong,lalu menatap ke depan.

Risma geleng-geleng kepala,kembali fokus di depan,aku masih belum bisa tenang sampai pelajaran berakhir.

"Lo dari tadi kok gue perhatikan kayak gak tenang gitu."tanya Panji saat kami sampai di rumah.

Aku merebahkan badanku di sofa empuk di ruang tamu,begitu juga dengan Panji duduk di sampingku.

"Kalian udah pulang."tanya Romi yang tiba-tiba muncul dari arah dapur dengan segelas jus alpukat Di tangannya.Aku dan Panji langsung menoleh ke arahnya.

"Kakak gak ke kantor?"tanya Panji,karena memang ini baru jam 02:00pm. Biasanya Romi pulang jam 05:00sore.

"Kakak gak ada kerjaan Di kantor,jadi kakak pulang,bosan Di sana."jawabnya sambil sesekali meminum jusnya.Romi mengambil posisi duduk Di sofa yang berhadapan dengan kami.

"Kau kenapa,seperti banyak fikiran,ada masalah?"tanya Romi yang selalu bisa membaca fikiranku.

"Kakak."rengekku lalu duduk Di pangkuannya,ku kalungkan tanganku di lehernya,wajahku, ku tenggelamkan Di lekukan lehernya.

"Dasar manja."kata Panji dingin.

"Syirik aja Lo."jawabku kesal.

"Kakak,Aku gak bisa tenang."rengekku.

"Apa perasaanmu Di permainkan."tebak Romi yang selalu bisa membaca perilaku Clara.

"Bagaimana kakak bisa tahu."tanyaku.

"Tentu saja kakak tahu,kalau kau bertingkah seperti ini hanya 3 masalah yang tak bisa kau selesaikan. Pertama:perasaanmu Di permainkan, kedua:kejujuran yang tidak bisa kau katakan,ketiga:Kau melakukan kesalahan yang besar,sekarang katakan,ada apa."jawab Romi.

"Kakak,Aku bisa gila memikirkannya."rengekku.

"Ada Apa."tanya Romi sabar menghadapi manjaku ini.

"Kak,ada teman ngadain pesta, boleh gak Clara pergi."tanyaku.

" Kakak tahu kamu mengalihkan pembicaraan,ngomong soal pesta,Pesta Siska?"tebaknya lagi.

"Kok Kakak bisa tahu."tanyaku heran.

"Kakak juga Di undang,ayahnya rekan bisnis kakak."jawab Romi.

Aku melepaskan pelukanku,masih duduk di pangkuannya.aku mengambil jus Romi lalu meminumnya.

"Kita berangkat sama-sama."jawab Romi santai.

Aku yang minum jus langsung tersedak.

"Kamu gak apa-apakan."ucap Panji dan Romi  khawatir bersamaan.Mereka berdua mengelus belakangku.

"Clara gak apa-apa."ucapku.

"Minum tu pelan-pelan."ucap Romi menasehati.

"Gimana gak kesedak,kakak bilang berangkat bareng. Apa kata mereka nanti."jawabku.

"Emang kenapa,kamu malu
jalan sama kakak."tanyanya.

"Enggak gitu,gimana ya mau jelasin sama kakak."jawabku serba salah.

"Kita berdua nyamar jadi orang miskin kak,semua mahasiswa Di kampus itu anak orang kaya. Makanya kita mau lihat siapa yang mau bersahabat tanpa pandang kekayaan."jawab Panji tiba-tiba.

"Apa."teriak Romi pelan,Aku Di turunkannya dari pangkuan,Romi langsung berdiri. Di tatapnya kami berdua bergantian.

"Kalian sadar apa yang kalian lakukan,kalau sampai papa tahu, bisa jadi masalah besar."kata Romi khawatir.

"Clara di paksa kak,jadi salahin kak Panji."jawabku membela diri.

"Justrul itu kita cuma kasih tahu kak Romi doang,jadi ini cuma rahasia kita bertiga,jangan sampai mama sama papa tahu."jawab Panji.

"Apa yang mama gak boleh tahu."ucap mama yang tiba-tiba muncul Di dibelakang kami.kami bertiga langsung berdiri menghadap kearahnya karena terkejut.

"Mama,sejak kapan berdiri di situ."tanya Romi santai seolah-olah tidak ada hal perlu di rahasiakan.

"Dari tadi."jawab mama santai.

"Ha... mama dengar apa yang kita omongin."tanyaku khawatir kalau katahuan.

"Dengar,kenapa."tanya mama balik.

"Mama gak marah."tanyaku lagi.

"Kalau itu memang yang terbaik untuk kalian,mama bakalan dukung."jawab mama santai.

"Makasih ma,udah mau dukung."ucapku manja.

"Tapi,kalau papa kalian tahu,mama gak mau ikut campur,kalian harus tanggung sendiri akibatnya."jawab mama mengancam.

"Ha....Clara kirain akibatnya di tanggung sama-sama."kataku kesal.

"Kaliankan sudah tahu aturan rumah ini."ucap mama.

My Family And My LoveOnde histórias criam vida. Descubra agora