Trevin mendengus. Lalu, penampakan Ata diinterupsi oleh kedatangan Jed.

"Hei, Man!" sapa Jed.

Trevin melambaikan tangannya. Jed terlihat luar biasa dari dalam layar.

"Kau sudah menemukan temanmu itu?"

Trevin mendengus. Dia bisa melihat Jed mengelus pelipis Ata, lalu menciumnya ringan. Membuat Trevin kesal. "Apa kau ikhlas bertanya padaku sekarang?"

Jed tertawa tanpa melihat Trevin. Ata mendorong Jed menjauh, lalu dia memperbaiki posisi laptopnya. "Bagaimana Nades?" tanya Ata lagi. "Jed, stop! I am talking right now!" protes Ata.

"Jed, just fucking disappear from the screen!" Trevin ikut protes.

Seketika layar yang dilihat Trevin berubah menjadi hitam. Dia mendengus, tahu kalau Jed sedang menutupi web cam dengan tangannya. Trevin mesti bersabar, menunggu mereka selesai.

"Guys!" panggilnya. "Kalau kalian masih tak bisa berhenti satu sama lain, don't bother to call me, okay! I am fucking mad right now!"

"Umh-" suara Ata terpotong. "Trey," terpotong lagi.

Shit.

"Go on guys! I am here to listen!" Trevin sarkatis.

"Trevin!" seru Ata dan kemudian dia muncul di layar. Jed sudah tak ada. Tapi, Trevin jamin Jed mendapatkan apa yang dia mau. Lihat saja Ata sekarang. Perempuan itu sedang merapikan rambutnya. "Maaf," dia nyengir. Lalu, dia membenarkan letak lengan bajunya yang turun.

"Nah, you sure had a good time, Baby!" sindir Trevin.

Ata tertawa lalu mengusap wajahnya. "Sorry. Jadi, bagaimana? Nades belum terdeteksi?"

Trevin mengangkat bahu. "Kukira dia berbohong soal namanya. I searched all over the internet and found nothing!"

"You did that?" Ata kaget. "Waw, luar biasa! Kau ahlinya, kenapa sampai gagal?"

Trevin menggeleng. "Entahlah, memang tak ingin ditemukan barangkali."

"Dia tak bilang apa-apa malam itu. Kukira kau tahu dia akan pulang malam itu, makanya aku tak bertanya panjang lebar." Ata terlihat sedih. "Aku harap aku bisa membantumu, kau sudah mengecek tiket pesawat kepulangannya malam itu?"

"Dia tidak naik pesawat, aku tak tahu. Tak ada penumpang dengan nama Nades."

"She is amazing!"

Trevin mengerucutkan bibirnya, lalu tersenyum tipis. "Here he goes again!" ujarnya saat melihat Jed bergabung lagi.

"Ayo Ata, lama sekali," rengeknya.

"Kau menjijikkan, Jed!" umpat Trevin.

"Urus saja urusanmu, Trey!" Jed tertawa pelan, lalu dia duduk di samping Ata. "Kau butuh bantuanku?"

"Tidak, terima kasih. Pergi saja kau sana!"

"Mana bisa aku membiarkan Ata menikmati waktu sendirian." dia menarik Ata mendekat. "Jadi, apa yang kau lakukan sampai dia tak meninggalkan jejak sedikitpun? Kau pasti mematahkan hatinya, kan?" tebak Jed.

Hah, Jed selalu tahu semua hal. Pikir Trevin.

"Oke, kurasa kalian punya hal yang lebih penting dan aku tak ingin tahu apa itu. Have fun!" ujar Trevin malas.

"Trevin?" Ata memaksa jawaban untuk tebakan Jed tadi. "Apa iya?"

"I am gonna sign out!"

"Kau pengertian sekali Trevin!" ujar Jed yang langsung memagut bibir Ata tanpa peringatan.

On The Way To The WeddingWhere stories live. Discover now