Akhirnya, Jinri kembali berbalik menghadap meja rias dengan mengabaikan Jungkook yang masih menikmati tawa kemenangannya. Ia hanya bisa menghela napas sabar. Kadar manis Jungkook sepertinya mulai kehabisan daya tergantikan dengan sikap usilnya seperti biasa.

Saat ia ingin merapikan alat-alat make-up nya, Jinri tidak sengaja melihat kemasan masker wajah yang sengaja ia keluarkan dari kotaknya. Ia lupa sebenarnya tadi ia ingin memakaikan masker wajah itu untuk Jungkook. Hampir seharian selalu di luar ruangan membuat kondisi kulit menjadi tidak sehat apalagi disaat musim dingin seperti ini. Kulit biasanya mudah kering.

Entah sejak kapan, Jinri menambahkan merawat wajah Jungkook menjadi hobbynya. Ia dengan rutin memberikan pelembab, serum, masker wajah, dan perawatan wajah lainnya pada laki-laki itu walaupun dengan keluhan risih dari Jungkook.

Type kulit wajah Jungkook termasuk sensitif jadi salah sedikit akan menimbulkan jerawat. Dan..., jika ada jerawat maka ia juga akan repot karena Jungkook akan mengeluh seperti anak gadis sepanjang hari tentang sakit dan perihnya jerawat.

Jinri melirik Jungkook yang kembali sibuk dengan ponselnya. Ia mengambil kemasan masker itu dari atas meja riasnya lalu menyimpannya di kantong piyamanya. Jika ia menunjukkannya lebih dulu laki-laki itu pasti menolak.

Ia naik ke atas ranjang lalu duduk bersila di samping Jungkook. Laki-laki itu tampak meliriknya sebentar. Tidak lama setelah itu, Jungkook langsung membawa bantal ke atas pangkuan Jinri dan merebahkan kepalanya dengan santai. Sikapnya seperti tidak terjadi apa-apa barusan.

Jinri hanya diam dengan tingkah suaminya itu. Jika Jungkook seperti ini malah semakin mempermudahnya untuk melakukan aksinya. Ia dengan gerakan pelan menarik kemasan masker dari dalam kantong bajunya lalu membukanya dengan gerakan yang tidak kalah pelan.

Tidak butuh aba-aba ia langsung memasang masker berbentuk topeng itu ke wajah Jungkook walaupun terpasang dengan berantakan. Ia bisa merapikannya nanti yang terpenting adalah masker itu sudah menempel di wajah laki-laki itu.

Jungkook terlihat terkejut dan berniat untuk menyingkirkan benda dingin itu dari wajahnya. Namun, Jinri dengan cepat memukul tangannya dengan keras. "Jangan dilepas. Besok tidak ada morning kiss jika kau berani melepasnya." ancamnya telak.

Jungkook terdiam sesaat dengan senyum dibibirnya. "Woah..., Ancamanmu kejam sekali, Nyonya Jeon." ucapnya terdengar seperti gurauan.

Jinri merapikan masker di wajah suaminya itu dengan telaten. "Aku tidak bohong, Jeon Jungkook. Kau benar-benar tidak akan mendapatkannya besok, besok lagi dan, besoknya lagi." sahutnya dengan penekanan kata.

Jungkook tertawa pelan. "Okey..., Okey. Aku kalah tapi sebagai gantinya besok aku harus mendapatkan double morning kiss." pintanya kembali dengan seenaknya saja.

Jinri mendengus pelan. "Dalam mimpimu saja." sahutnya ketus.

Jungkook terlihat tidak terpengaruh sama sekali dengan ancaman istrinya itu. Ia malah asyik memainkan tangan Jinri yang berada di sisi kepalanya. Bagaimana pun wanita itu mengancamnya pada akhirnya ia juga pasti mendapatkannya. Ia masih memiliki seribu cara untuk mendapatkannya.

"Kau punya rencana mau kemana besok?" Jungkook membuka percakapan setelah beberapa menit dalah keheningan.

Jinri langsung antusias ketika mendengar pertanyaan suaminya itu. "Hmm..., bagaimana jika kita ke kuil? Yerin merekomendasikannya." sarannya cepat.

Jungkook tampak berpikir sesaat. "Aku berencana membawamu ke tempat yang lebih jauh." responnya sudah terdengar jika ia tidak setuju untuk berkunjung ke kuil.

Jinri seperti paham dengan respon Jungkook barusan. Laki-laki itu menolak sarannya. "Kemana?" tanya nya.

Jungkook tersenyum walapun hampir tidak terlihat karena masker yang menempel di wajahnya. "Lake Kawaguchiko." Jawabnya cepat.

Married by AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang