Only You 11

3.2K 475 66
                                    

Warn: Typo, no edit, Don't Like Don"t Read!!!
Happy Reading...
.
.

☆☆☆☆☆

Suhu udara tiba-tiba saja berubah menjadi sangat dingin. Kepulan uap mulai keluar dari mulut para pejalan kaki yang kebetulan sedang berada di luar rumah. Membuat mereka segera merekatkan mantelnya untuk menutupi tubuh yang menggigil kedinginan.

Di salah satu jendela yang terbuka, nampaklah seorang pria berwajah cantik menatap datar kearah jalanan yang mulai bersalju. Tidak ada sedikitpun ekspresi wajah yang ia pamerkan, dirinya terlalu larut dalam segala pemikirannya yang mungkin tidak mampu menyelesaikan masalah. Ia bagaikan seorang domba yang dungu, yang tidak berbicara, tidak tersenyum apalagi tertawa.

Diam...
Adalah salah satu hobby yang tidak pernah ia lewatkan disetiap harinya.

KRIET...

Terdengar suara deritan pintu yang terbuka, menampilkan seorang pria berwajah tampan sedang memperhatikan punggung sang kekasih tanpa ada niatan ingin menganggu.

Terdengar suara deritan pintu yang terbuka, menampilkan seorang pria berwajah tampan sedang memperhatikan punggung sang kekasih tanpa ada niatan ingin menganggu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Changmin..." Seketika Changmin menoleh kebelakang karena sang ibu ternyata memperhatikan anaknya yang tidak kunjung masuk kedalam kamar.

"Ayahmu ingin berbicara denganmu. Temui ia di ruang keluarga." Changmin menganggukkan kepalanya dan segera menutup pintu meninggalkan calon istrinya sendirian.

.
.

Dengan santai Changmin menghampiri sang ayah dan memberikan secangkir kopi panas kesukaan pria yang sangat dihormatinya.

"Terimakasih anakku." Changmin tersenyum dan ikut berdiri disamping ayahnya yang sedang menatap lukisan pre wedding anak bungsunya.

"Aku benar-benar menyukai karya yang dilukiskan oleh seniman ini. Perpaduan warnanya begitu pas, tidak ada celah yang buruk jika dilihat dari segi manapun terlihat seperti nyata. Begitu detil dan indah." Ujar Mr. Shim, ayah kandung Changmin.

"Tapi itu hanyalah sebuah lukisan. Walaupun terlihat indah, aku merasa lukisan itu seperti tidak bernyawa. Indah namun hampa." Sambung Mr. Shim.

"Tidak Appa... aku sangat menyukai lukisan itu. Kecantikan yang dimiliki oleh kekasihku membuat semua ketidaksempurnaan itu menjadi indah. Aku tidak peduli, yang pasti kekasihku sudah memiliki kesempurnaan itu. Aku mungkin tidak memerlukan sebuah lukisan, karena sebentar lagi ia akan menemani hari-hariku." Mr. Shim hanya diam sambil menyeruput kopi panasnya.

"Andai Jaejoong mau tersenyum mungkin lukisan itu akan semakin sempurna." Changmin terkekeh sambil melipat kedua tangannya didepan dadanya.

"Sebenarnya apa yang ingin kau sampaikan Appa? Kau terlalu puitis hari ini." Mr. Shim langsung menaruh gelasnya diatas meja lalu menepuk pelan pundak sang anak.

Only You (END) ✔Where stories live. Discover now