Only You 10

3.1K 475 54
                                    

Warning : No Edit, Typo.
Happy reading... 😊😊
.
.
☆☆☆

Sepanjang perjalanan Jaejoong tidak berhenti meronta menangis karena ia merasakan kesakitan yang luarbiasa pada perutnya. Kedua tangannya erat memegangi perutnya yang bergejolak dan mengalami kram perut yang hebat. Changmin yang saat itu sedang menyetir mobil hanya bisa memandang ketakutan akan wajah pucat kekasihnya. Berulang kali ia melafalkan doa agar Jaejoong dan bayinya diberi keselamatan sebelum ia tiba di apartementnya.

"Aaaakh... Chwaaang... perutku... haa... sakit sekali... aakkhh!!!" Jaejoong menjerit keras karena rasanya benar-benar menyakitkan. Perutnya seolah-olah terbelah. Jaejoong hanya bisa menangis dan berteriak disaat rembesan darah mulai keluar dari selangkangannya.

Melihat akan hal itu Jaejoong seketika panik. Kepalanya ia gerakan ke kiri dan ke kanan karena ia benar-benar tak percaya jika ia telah mengalami pendarahan.

"Tidak... hiks... anakku... kumohon bertahanlah nak... aakhhh!!!" Teriakan Jaejoong membuat Changmin panik dan semakin melajukan mobilnya.

"Joongie baby... kumohon kuatlah. Aku mencintaimu... hiks..." Tidak tahan lagi akhirnya Changminpun ikut mengeluarkan airmatanya antara sedih dan ketakutan.

.
.

Shim Changmin hanya bisa menatap pasrah kedalam ruangan yang sudah tertutup rapat. Di dalam ruangan tersebut terdapat kekasihnya yang sedang berjuang untuk mempertahankan kandungannya. Changmin hanya bisa menggenggam kedua tangannya berdoa, berharap agar Jaejoong dan bayinya selamat.

Satu jam telah berlalu namun tidak menunjukkan tanda-tanda jika Jaejoong telah selesai diperiksa oleh dokter serta suster kepercayaannya.

"Tuan... tangan anda terluka. Sebaiknya segera diobati jika tidak maka akan terjadi infeksi." Lamunan Changmin terganggu ketika sebuah suara lembut memanggil dirinya.

Changmin hanya mengangguk pelan dan membiarkan perawat itu membersihkan lukanya.

"Mengapa anda tidak segera mengobati tangan anda tuan. Goresannya cukup panjang sehingga perlu diberikan perawatan khusus."

"Aku tidak memiliki waktu untuk memikirkan diriku sendiri."

"Mengapa begitu?" Tanya perawat itu seraya membersihkan luka Changmin dengan cairan NaCl dan obat antiseptik.

"Kekasihku sedang berjuang didalam sana. Ia mengalami pendarahan hebat karena kesalahanku. Aku menyakitinya karena ia lebih memilih mantan kekasihnya daripada aku. Tapi aku sangat mencintainya." Perawat itu terdiam kemudian ia mengerti kemana arah cerita dari pria tampan ini.

"Jika tuan mencintai pasangan anda, jangan pernah sekalipun untuk menyakitinya karena setiap tetes airmata yang dikeluarkan oleh orang yang kita kasihi adalah dosa. Sebisa mungkin bahagiakanlah kekasih anda. Jika ia tidak membalas perasaan anda untuk apa anda memaksakan. Tuan tidak akan bisa bertahan dengan cinta yang bertepuk sebelah tangan. Itu sangat menyakitkan." Tutur perawat tersebut membuat Changmin bungkam seketika. Kemudian Changmin tersenyum sambil menatap tangannya yang sudah terbalut sempurna ditelapak tangan kanannya.

"Tapi aku belum mau menyerah." Perawat itu hanya tersenyum kecil menanggapi antusiasme dari seorang pria tampan bernama Changmin.

"Semoga berhasil. Aku doakan yang terbaik untuk tuan dan kekasih tuan."

"Terimakasih Kim Bomi." Ucap Changmin sebelum ia meninggalkan perawat yang baik hati itu menuju kamar tempat Jaejoong dirawat.

.
.

Only You (END) ✔Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin