CHAPTER 16

1.4K 257 14
                                    

In Baekhyun's Eyes...

"Aku jatuh cinta padamu, Yeri."

Chipku seolah akan meledak saat kuucapkan kata itu sendiri pada Yeri. Sementara Yeri menatapku diam, kedua mata nya fokus padaku. Ia pasti terkejut.

"T-Tapi Baekhyun, kau seorang—"

"Bukankah kau selalu mengatakan bahwa aku bukan lagi seorang robot dan bisa memiliki perasaan? Kau juga selalu berpikir aku tidak menyadari emosi yang sebenarnya sudah bisa kurasakan bukan?"

Yeri lagi-lagi terdiam. Larut dalam pemikirannya.

"Ya, memang, aku selalu berkata seperti itu. Tapi maksudku, bagaimana bisa kau menyadari tentang—"

"Menyadari bahwa aku jatuh cinta padamu?" potongku membuat diriku sendiri tak bisa menahan keinginan chip ini untuk meledak karena aku mengucapkan kata itu lagi.

"Ya... Bagaimana bisa?" tanya Yeri.

"Kau tahu semuanya hanya kuanggap ketidak stabilan. Tapi saat kemarin kau tertidur diperjalanan kita menuju Barcelona, Suho—salah satu Humanoid yang datang bersama kita itu—menjelaskan semuanya padaku."

"Ia juga yang membuatku sadar bahwa ketidak stabilan ini adalah sebuah sign bagiku. Aku jatuh cinta padamu. Tanpa aku menyadarinya. Bukankah kau juga merasakan hal yang sama padaku?"

Tatapan Yeri membulat. Sensorku bahkan mendeteksi perubahan tanda vitalnya. Aku memperhatikan wajah Yeri, kulihat semburat merah dikedua pipinya dengan jelas karena matahari pagi sudah memberiku pencahayaan yang lebih dari cukup.

"Aah. Itu... Aku..." Yeri tampak berusaha menemukan kalimat untuk menyahuti ucapanku.

"Aku tahu akan terdengar aneh bagimu. Tentang perasaan yang sudah kurasakan untukmu, dan juga tentang semua ini. Tapi tidakkah ucapanku menjadi bukti bagimu bahwa aku tak akan meninggalkanmu?"

"Aku bahkan tak pernah berpikir untuk meninggalkanmu sebelum aku sadar tentang apa yang kurasakan padamu. Tapi sekarang... kau tahu... semuanya menjadi semakin rumit."

"Maaf Yeri. Aku tahu kau kecewa karena seorang robot jatuh cinta padamu. Aku tak akan menganggapmu aneh jika kau tidak menerima fakta ini."

Memang pasti terdengar aneh baginya saat tahu seorang Humanoid jatuh cinta padanya. Ia seharusnya mendapatkan perasaan ini dari manusia sepertinya, yang bisa merasakan perasaan dan emosi dengan lebih nyata. Yang tak akan melukainya jika ia mendengar kata-kata jatuh cinta itu sendiri.

Tapi mendengar kata itu dari seorang Humanoid?

"Aku tak bisa mempercayainya."

Aku tahu ia tak akan pernah bisa mempercayainya.

"Yeri-ah. Kau bisa melupa—"

"Kukira aku begitu aneh." potongnya.

Tidak. Bukan dia yang aneh. Tapi aku.

"Aku merasa sangat khawatir saat kita akan mencari Owner-mu, Wendy, dan aku juga sangat senang setiap kali kau bilang kau akan melindungiku. Dalam beberapa hari ini... Aku seolah mendapatkan keajaiban karena kemunculanmu."

"Saat Dahyun mengatakan padaku bahwa ia tahu aku jatuh cinta padamu tanpa aku sendiri menyadarinya, perasaanku jadi semakin aneh. Aku takut kau sadar akan semuanya. Aku takut kau tahu ketika jantungku berdegup tidak karuan. Atau saat aku terlalu merasa senang karena keberadaanmu."

"Tapi... Mendengarmu bicara seperti ini sekarang... Tidakkah aneh karena takdir terlalu banyak memberiku kebahagiaan?"

Yeri menatapku, tidak dengan tatapan yang kupikirkan—bahwa ia akan menatapku dengan cara teraneh karena ucapanku—dan aku juga sadar, bukan perkataanku yang dipertanyakannya.

One and Only [discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang