CHAPTER 8

1.2K 275 17
                                    

In Yeri's Eyes..

"Wendy?"

Seluruh syaraf di tubuhku seolah lumpuh saat Baekhyun mengucapkan nama itu. Yeoja yang tadi berteriak pada kami benar-benar seperti yang kuduga, postur seperti Irene, dengan rambut berwarna pirang terang, dan wajah malaikat yang membuat siapapun pasti menyukainya.

"G-Grey?" ucap yeoja itu lirih, sepasang matanya segera tampak berkaca-kaca. Sementara aku masih berada dalam tahap kehancuran yang tak kumengerti.

"Ya.. Ini aku Wendy." ucapnya.

"Grey!" pekik yeoja bernama Wendy itu sambil berlari ke arah Baekhyun, hentakannya pada tubuh Baekhyun membuat cekalan Baekhyun terlepas dariku.

Aku sekarang berdiri seolah patung penonton disana, melihat bagaimana yeoja bernama Wendy ini memeluk erat Baekhyun, dan menangis tersedu-sedu. Sementara Baekhyun mengusap-usap kepalanya lembut.

Ugh, kenapa aku merasa kesal melihat hal mengharukan semacam ini?

"Oh Wendy, kau sudah tumbuh besar."

"Aku sangat merindukanmu Grey, aku sungguh ingin mati saat Daddy mengasingkanmu ke Seoul," ucap Wendy, masih menangis.

Aku segera mengalihkan pandanganku, merasa berdosa saat aku harus menyaksikan adegan melepas rindu ini sementara aku sendiri merasa marah, dan kesal.

Tatapanku sekarang tertuju pada yeoja yang tadinya menarik perhatianku dan Baekhyun, sekaligus membuat Wendy berteriak.

Nafasku seolah terhenti saat nyatanya Ia sudah membuka matanya, dan tatapannya tertuju padaku. Logam nano yang berputar lembut di sepasang matanya segera memberiku peringatan keras untuk menjauh.

Aku baru saja akan melangkah mundur saat Ia nyatanya tersenyum padaku.

Senyum yang.. menular.

Entah mengapa aku membalas senyumannya walaupun aku tengah merasa aneh dan canggung karena euforia dari dua orang yang sekarang bersamaku.

Perlahan, kuulurkan tanganku padanya, dan ragu-ragu, Ia meraih tanganku.

Segera kualihkan perhatianku dari celotehan girang Wendy pada Humanoid-nya, dan kuputuskan untuk menaruh perhatianku pada Humanoid ini.

Ia terlihat masih muda, seperti anak-anak, tapi Ia seorang Humanoid. Seorang Humanoid tak pernah bertambah tua, aku sedikit heran memikirkan alasan Servicer menciptakan Humanoid yang terlihat sangat muda sepertinya.

"Seoul?" tanyanya dengan aksen Prancis yang sangat kental.

Aku mengangguk pelan, membuatnya memejamkan matanya sejenak sebelum Ia kembali membuka mulut.

"Siapa namamu?" tanyanya padaku dengan bahasa korea yang sangat fasih, suaranya, seperti yang kukatakan, suara Humanoid bisa menirukan semua frekuensi suara, dan Ia memiliki suara sangat indah.

"Yeri, bagaimana denganmu?" ucapku sementara Ia tampak berusaha menemukan fungsi semua anggota tubuhnya.

"Dahyun," jawabnya lirih.

"Kenapa.. kau ada disini? Dimana Owner-mu?" tanyaku.

Ia menggeleng pelan.

"Aku seorang Humophage." ucapnya membuatku menyernyit.

"Humophage?"

Dahyun mengangguk.

"Aku tidak punya Owner. Aku terbangun saat Servicer ingin memprogram ulangku. Dan aku melarikan diri.. Tapi mereka memburuku. Mereka tahu ada Humanoid lain yang sepertiku, jadi mereka memburu kami, Humophage."

One and Only [discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang