CHAPTER 15

1.4K 266 21
                                    

In Baekhyun's Eyes...

Johnny memang tak mengucapkan banyak hal aneh lagi. Tapi Ia begitu antusias untuk mengetahui seperti apa Yeri. Kupikir Ia tadinya mengikuti kami, nyatanya Ia hanya mengikuti signal pada chip-ku.

"Kau tahu Owner-mu tumbuh dengan menyeramkan." ucap Yuta santai sementara Ia tengah berusaha memulihkan sistemnya.

"Ah, Wendy?" Johnny berucap tak kalah santai, Ia sibuk memainkan dua buah koin logam ditangannya.

"Ya."

Johnny menghembuskan nafas panjang, dan menatapku.

"Pendapatmu benar soal satu hal ini Grey. Sara punya kepribadian lebih baik daripada Wendy."

Aku mengalihkan pandanganku. Memoriku tentang gadis yang tak lain adalah adik Wendy itu benar-benar buruk.

"Kurasa sekarang aku bisa menuduh Wendy sebagai oknum yang membuat Sara mati." ucap Johnny membuatku menatapnya.

"Kenapa?"

"Jangan tersinggung Grey. Kau memang Humanoid kesayangan Greek. Tapi sejujurnya kau tak begitu banyak tahu. Kau pernah dengar penelitian terakhir milik Greek?" tanya Johnny

"HmP-I?" ucapku

Johnny baru saja akan membuka mulutnya dan bicara saat kudengar pembicaraan rendah diluar.

Aku tersentak saat mendengar isakan tangis diluar. Dengan segera aku beranjak membuka pintu, dan mendapati dua orang gadis—Jihyo terluka parah dan Ia ada dibopongan Suho—lalu dimana...

"Yeri." ucapku mencari keberadaan Yeri yang tak ada diantara mereka

Suho menatapku dengan penuh rasa bersalah.

"Apa yang terjadi padanya?" ucapku menyadari ada yang salah pada ekspresi mereka, Jihyo mungkin menangis karena kesakitan diwajahnya, tapi Suho, ada apa dengan ekspresinya?

"Ia dan Sana mengalihkan perhatian Sentry, dan dua Humanoid Pemburunya. Mereka—" tak menunggu Suho selesai dengan kalimatnya aku segera melesat pergi.

Kudengar langkah cepat dibelakangku, tapi aku tak lagi peduli tentang siapa yang mengi—

"Dia ada di pergudangan." Johnny, aku mengenali suaranya.

Johnny bisa berlari lebih cepat daripada aku, dan Ia secara otomatis bisa sampai di tempat itu dengan lebih cepat.

"Ah, diakah gadis itu?" langkah Johnny terhenti, aku menyusul ke sebelahnya, dari tempatku berdiri aku bisa melihat Yeri dan Sana bersembunyi dibalik sebuah palang besi besar.

"Salah satu dari mereka." ucapku

"Gadis berambut pirang itu bukan?" ucap Johnny membuat langkahku terhenti, tadinya aku hendak menyusul Yeri.

"Bagaimana kau tahu?" tanyaku

"Hanya firasat," jawabnya membuatku bertanya-tanya

"Kau tahu kita tak bisa mengatakan 'firasat' seperti ucapanmu, Johnny."

Johnny tergelak.

"Baiklah, pertama, karena Ia berambut pirang, seperti Wendy, aku tahu kau tidak suka manusia berambut gelap, lalu kedua, karena Ia punya wajah yang menggemaskan, ah, berapa usianya, Ia tampak se—"

"Tujuh belas tahun." potongku cepat

"Ah, seusiaan dengan Sara, seharusnya, jika Ia masih hidup." ucap Johnny

"Berhenti menyamakan mereka berdua." ucapku akhirnya

"Baiklah, aku tak bermaksud menyinggung DMS-nya."

One and Only [discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang