3. Musim Panas, 2018

426 70 9
                                    

Sehun memasukkan 1 koper besar, dan 1 koper ukuran sedang ke dalam bagasi mobil milik Joohyun, Mercedes putih. Usai memasukkan bagasi berat itu ia lalu beralih masuk ke dalam mobil yang langsung disambut oleh istri serta buah hatinya.

"Sudah tidak ada yang tertinggal?" Tanya pria itu sambil menoleh ke samping, ke arah Joohyun.

"Tidak. Ayo cepat berangkat! Pukul 3 kita sudah harus tiba di bandara untuk check in." Jawab Joohyun sambil mengecek kembali tiket yang sudah mereka pesan di ponselnya.

Sehun hanya tersenyum sebagai balasan. Ia lalu menyalakan mesin mobil dan menekan gas.

Perjalanan menuju bandara dari apartemen mereka memakan waktu sekitar 1 jam, karena macet di daerah tol yang menuju Incheon. Usai memparkirkan mobil, lalu memasangkan stiker bertuliskan 'INAP' di mobil Joohyun, Sehun mengeluarkan koper-koper dari bagasi. Joohyun sigap mengambil koper berukuran sedang, sedangkan Sehun menarik koper yang besar.

"Ayah benar kita akan ke pantai besok?" Tanya Sooyeon yang sekarang memandang takjub akan luasnya Bandara Internasional Incheon.

"Hmm," Sehun mengangguk menjawab pertanyaan dari Sooyeon.

Mereka bertiga mulai berjalan menuju terminal keberangkatan dari tempat parkir mobil.

Sooyeon berungkap dengan antusias,
"Wah! Ini pertama kalinya Sooyeon pergi ke pantai bersama ayah dan ibu,"

"Apa Sooyeon senang?" Tanya Sehun.

Gadis itu mengangguk cepat.
"Hmm! Banyak teman Sooyeon yang bercerita mereka bersama ayah dan ibunya bermain pasir dan menaiki perahu di sana,"

"Apa Sooyeon mau juga?"

"Pasti!"

Sehun tersenyum kecil melihat buah hatinya yang tersenyum menampakkan giginya berceloteh, bercerita tentang teman-temannya di sekolah. Sementara Joohyun ikut menyinggungkan bibir pula, melihat interaksi ayah dan anak itu.

Mereka masuk bertiga berjalan ke pintu masuk usai tiket yang dipesan sudah selesai diperiksa oleh penjaga. Setelah itu, Joohyun dan Sehun yang menggendong putrinya menuju meja yang di sediakan untuk check in serta meletakkan bagasi.

"3 tiket, atas nama Tuan Oh Sehun, Nyonya Bae Joohyun dan Anak Oh Sooyeon, benar?"

"Benar." Jawab Joohyun, yang memberikan kartu identitas kepada karyawan yang bertugas menimbang bagasi.

"Tujuan Pulau Jeju, benar?" Tanya karyawan wanita itu lagi yang duduk melihat komputer kerjanya.

"Benar."

Karyawan wanita itu lalu menyuruh temannya untuk mulai menimbang bagasi penumpang. Usai melakukan check in, ketiga orang itu menaiki eskalator untuk naik ke atas, menuju waiting room. Sehun memilih tempat tepat di depan kaca jendela besar yang langsung menampakkan deretan pesawat yang baru datang.

"Apa kita akan naik benda itu?" Tanya Sooyeon sambil menunjuk salah satu pesawat yang logonya dominan berwarna merah.

Sehun mengangguk.
"Iya. Tetapi kita harus menunggu karena pesawat harus isi bahan bakar."

"Ayah, apa itu bahan bakar?"

"Bahan bakar itu makanan untuk pesawat agar bisa terbang." Jelas lelaki bermarga Oh itu singkat agar anaknya mudah mengerti.

"Apa rasanya enak seperti bulgogi buatan ibu?"

Joohyun mendengar pembicaraan Sehun dan Sooyeon. Tanpa izin ia langsung menjawab pertanyaan anaknya.
"Tentu bulgogi ibu lebih lezat!"

Green LightWhere stories live. Discover now