2. Musim Semi, 2018

549 73 24
                                    

Soojung menekan pin code unit apartemen itu dengan tertatih.
"2...5....8.....0"

Password yang cukup mudah. 11:12 dengan miliknya. Ia memasuki apartemen yang harga cukup menguras dompet itu dengan pelan. Wanita itu mengerjab seisi ruangan dengan seksama. Apartemen ini bisa dibilang jauh dari apartemen miliknya. Dengan ukuran sekitar 30mx7m bisa dibilang apartemen ini cukup luas, bahkan seperti rumah dengan garasi.

Soojung baru pertama kali ini masuk ke apartemen kekasihnya. Dan ia merasa aneh.

Yang pertama-tama Soojung lakukan adalah menyalakan lampu serta heater yang lebih besar dari miliknya di rumah. Hal ini sudah seperti kebiasaan orang-orang saat memasuki apartemen pada musim dingin. Ia melanjutkan menaruh bahan makanan yang ia beli tadi saat perjalanan ke dapur.

Tanpa seizin pemilik, Soojung mulai memasuki setiap inci ruang. Ia melihat kamar mandi yang terbuka dan langsung menampilkan kaca besar dengan alat cukur, sabun cuci muka serta pasta gigi yang diletakkan di atas wastafel. Ia mengintip pula ada mesin cuci yang ternyata dipasang disana.

Ia berlanjut menengok ke arah kiri. Ia melihat kamar dengan pintu kayu yang menutup. Ia membuka knop dan langsung disuguhkan kamar khas lelaki. Baju entah kotor atau bersih yang berserakan, boxer yang keleleran dan jas yang terlihat kumal belum di setrika. Jung Soojung berdecak tak percaya.

Segera ia ambil pakaian-pakaian tersebut. Lalu Soojung berjalan ke arah kamar mandi untuk menaruh semua pakaian itu ke dalam mesin cuci. Setelah Soojung menekan tombol di alat tersebut, ia kembali ke arah dapur untuk memasak.

Peralatan masak yang ada di apartemen ini tak begitu lengkap seperti di apartemen miliknya. Padahal, jelas-jelas apartemen mewah seperti ini lebih besar dari miliknya. Ia mulai menggapai panci yang berdebu, karena sepertinya jarang dipakai. Ia cuci dahulu, lalu mulai menggunakannya.

Menu yang hari ini ia masak adalah telur yang di steam dengan kaldu ayam, serta shabu-shabu dengan gubis dan daging tenderloin yang dipotong tipis-tipis.

Sambil menunggu makanan yang ia masak matang, Soojung bergegas ke arah kamar mandi untuk mengambil cucian.

Ia mulai menjemur mulai dari kaus, celana pendek, kemeja dan celana panjang. Wanita itu menyisahkan boxer di ember karena terlalu malu untuk melihatnya. Soojung dengan pipi merahnya menyisahkan pakaian dalam itu dalam ember.

Tepat saat kaldu dalam shabu-shabu itu menggelembung, terdengar suara pin yang sedang di buka dari arah pintu unit. Pintu terbuka menampilkan Jongin yang dibalut dengan coat khas musim semi.

Tanpa melepas coat-nya, ia langsung menuju arah dapur untuk meminum segelas air.

"Baru pertama kali berkunjung kesini, sudah seperti penghuni asli saja." Ceplos Jongin disela-sela tegukannya.

"Terserah."

"Kau memasak apa?" Tanya Jongin, karena melihat asap yang mengembul dari panci.

"Telur yang di steam dan shabu-shabu. Mau makan sekarang?"

"Ya."

.

Mereka makan di meja makan sambil melihat tayangan televisi karena dapur yang menghadap ke arah ruang keluarga. Jongin memakan makanannya dengan lahap karena ia yang belum makan sejak siang tadi.

Walau ia melihat ke arah televisi, tetapi matanya bisa menjangkau jemuran yang dijemur di balkon apartemennya.

Jongin kemudian bertanya.
"Kau mencuci pakaianku?"

Green LightWhere stories live. Discover now