BOOK I - Bagian 21

908 101 9
                                    

Suasana di pusat kota semakin mencekam ketika Komandan Cevada dan Vorseida saling menatap cukup lama. Wajah mereka saling mengintimidasi satu sama lain. Mungkin ada dendam diantara mereka. Inginnya Hana berbicara, tapi Tye keburu menariknya ke kerumunan.

"Dasar ceroboh! Apa kau tidak memikirkan keselamatanmu!?" pekik Tye.

"Aku ingin menghancurkan alat itu agar mereka tidak membuka portalnya," bela Hana.

"Dengan mengorbankan nyawamu!? Memiliki jiwa patriotisme seperti itu tidak akan membuat dunia ini selamat! Kau bisa mati saat itu juga!"

"Tapi aku selamat."

"Kau beruntung karena kami datang tepat waktu!"

"Kenapa kalian kemari?"

"Seorang guru tidak akan membiarkan murid berharganya berada dalam bahaya, apalagi sendirian," kata Tye. Walau perkataannya membuat Hana tersentuh, Hana yakin bukan karena mereka menyayanginya, melainkan melindungi kekuatannya.

"Ah, dimana sopan santunku," kata Jeff tiba-tiba. Mata coklatnya menatap Komandan Cevada dengan antusias. "Senang bertemu denganmu lagi, Cevada."

Komandan Cevada tidak berkomentar dan hanya menatap Jeff dengan ekspresi yang tidak bisa dideskripsikan.

Jeff mengelus kepala Vorseida dengan lembut. "Tampaknya kehadiranmu disini membuat temanku teringat pada seseorang."

"Hal itu tidak akan bisa menyudutkanku!" teriak Komandan Cevada.

"Sungguh?" Jeff kembali tersenyum. "Perang itu benar-benar yang menakjubkan. Kami maju, kalian maju. Kami mundur, kalian maju. Kalian maju, kami jebak. Kalian terjebak, kalian mundur. Boom! Mati! Aku suka endingnya!"

"Ada pasukan lemah yang nekat melawan kekuasaan Raja Kegelapan," kata Vorseida.

"Aku ingat, Vor. Mereka dipimpin tiga orang yang paling pemberani. Kau ingat salah satunya yang bermata hijau dan berbulu lebat?"

"Ya. Serigala hitam itu... aku ingat bagaimana melihatnya mengeluarkan semua kekuatan untuk melindungimu, Cevada."

Hana menyimak pembicaraan mereka di belakang Komandan Cevada. "Siapa serigala yang mereka maksud?" tanya Hana.

"Tuan Chenon. Beliau adalah pemimpin Esctonica sebelumnya," jawab Lee.

Tuan Chenon pasti sangat berarti bagi Komandan Cevada. Melihat bagaimana Jeff dan Vorseida membicarakan ini, Hana ikut geram. Seperti yang dikatakan para Frelles, iblis bintang memang suka mempermainkan perasaan musuhnya.

"Aku turut berduka cita atas kematian komandanmu yang pemberani." Jeff terkekeh. "Dia mati di mulutnya. Hari ini adalah giliranmu," lanjutnya sambil mengelus kepala Vorseida.

Komandan Cevada menggeram hingga aspal jalanan menjadi retak.

"Lakukanlah! Keluarkan semua kekuatanmu! Meski kau penyihir terhebat, kau tidak pernah bisa mengalahkanku!" teriak Jeff.

Mendengar tawa kedua musuh itu membuat Hana muak. Hana menghampiri Komandan Cevada dan mengarahkan telunjuknya pada Jeff. "Jangan lupa! Aku ada disini dan bersumpah akan mengalahkan kalian!"

Mereka berdua malah tertawa lebih keras.

"Lihatlah ksatria itu! Dengan kekuatannya yang lemah, dia sok berani menantangku," kata Jeff. Para monster di sekelilingnya ikut tertawa.

"Dan lihatlah wujud pasukan kalian! Apa seperti itu wujud pasukan yang katanya bebas dari peperangan? Jelek, bau, kotor—" balas Hana.

Jeff memukul ujung tongkatnya ke atas tanah. "Diam, anak muda! Sekuat apapun dirimu, sudah terlambat untuk menunjukkannya!" Dia mengangkat satu tangannya hingga alat portal di belakangnya terbuka. Cahaya ungu yang pekat menyala-nyala di dalamnya sampai Hana pusing melihatnya. "Kami sudah di posisi yang tepat dengan piramida sumber energi dan gerbang Horeaghthouss. Kini Bumi adalah milik kami!"

Seri KESATRIA BINTANG (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang