"Jumlah tentara melebihi awak kapal. Kalaupun kita mengikuti insting untuk menyerang secara bar-bar, tidak ada jaminan kalau bukan kepala kita yang akan lepas."


"Aish, brengsek." Hoseok akhirnya diam. Menghentikkan seluruh gerakan memberontaknya yang terbilang cukup kurang ajar karenaー


Hei, bung. Yang terikat di sebelahnya itu adalah Seokjin. 
Dan betapa pemuda itu sedari tadi menahan diri untuk tidak mengeluarkan rentetan kata-kata makian kepada pemuda Jung karena beberapa kali menyenggol tubuhnya.

Dia lapar. Dia kesal.
Dan ketika kau mengusik orang lapar yang sedang kesal, maka kau akan mati.


Dan percayalah, Seokjin yang mengamuk karena lapar merupakan hal yang sungguh sangat tidak pantas untuk dilihat. Sama sekali.



"Baiklah, kita diam." Hoseok mendengus, "Duduk manis layaknya putri kerajaan menunggu pangeran."

"Siapa pangeranmu, huh? Tuyul laut?"

"Bajingan."

"Heh, bahasa." Seokjin mendecak tidak suka. Dibalas oleh Hoseok dan Namjoon yang bersamaan memutar matanya malas, "Kalian iniー"


"Uh, navigator?"


Cicitan awak kapal membuat ketiganya menoleh. Dan mendapati salah satu pemuda bersurai hitam klimis, kurus, dengan kondisi yang sama-sama terikat tepat di bagian tengah lingkaran mereka, menatap Namjoon dengan pandangan ragu,


"Ya? Kenapa? Will?"

"Uh, bagaimana mengatakannya, yah," pemuda bernama julukan Will itu sedikit mengerling, "TapiーJungkook seharusnya terikat bersama kita, 'kan?"

Namjoon mengernyit. Memandang Hoseok dan Seokjin bergantian sebelum kembali beralih, "Ya, lalu? Apa maksudmu? Bukannya ia berada diー"




Posisi Jungkook itu, terikat seorang diri di pinggiran kapal. 
Tepat di geladak dengan jejeran batu meriam di sisi kiri, juga satu kotak besar berisiーNamjoon sendiri lupa isinya apa, yang pasti kotak kayu itu cukup besar untuk menutupi tubuh ramping Jungkook.

Tapi, betapa mereka semua terkesiap menahan nafas begitu yang tersisa disana bukanlah Jungkook,


Melainkan hanya beberapa bekas tali yang dipotong asal. Tanpa empunya yang terikat duduk manis disana. 




Celaka tiga belas.




"Loh?! Jungkookー"

"Dia kabur, bos. Membuka talinya sendiri dan sebelum aku berteriak di antara argumen kalian, dia sudah lebih dulu melompat ke dermaga."

"Astaga kita mutlak mati." Hoseok yang kali ini berseru panik,





"Bukan mati dipenggal tentara. Tapi mati di tangan kapten sendiri!"

















.
.
.
.
.
.
.
.
.



Tentara kerajaan Albadia.



Ya, Park Jimin, seseorang yang ia tidak sengaja tolong merupakan tentara yang ditugaskan untuk memburu bajak laut. Sekaligus, orang yang mengabdi pada negara di bawah kepemimpinan raja yang dulu pernah mengurungnya di dalam kandang.


Demi apapun, haruskah ia menertawakan nasibnya yang terlampau sial?






"Jungkook? Kenapa kau disini?"



Siren's Tides ㅡvkookWhere stories live. Discover now