Nora Darmawan, Istri Dari Valerie Abraham

2.6K 225 22
                                    

Besok hari terakhir UAS, dan gw justru nulis beginian.

Hmmm

Habis ini ngapalin jawaban UAS Kimia Dasar deh.

Untuk kalian, Happy reading.

C out.

---

"Nou, kau dimana?" Val setengah berteriak pada ponsel yang tengah ia tempelkan di telinga kirinya.

"Pertanyaan macam apa itu?! Tentu saja aku di rumah, menikmati kebebasanku sebelum harus menjalani siksaan Masa Orientasi Kampus." jawab suara kecil di seberang sana.

"Jawaban macam apa itu?" Val tak mau kalah, namun ia mengaku kalah karena ia tengah memijat pelipisnya yang masih saja berdenyut menyakitkan.

"Lalu kau mau aku menjawab seperti apa?" mungkin gadis yang dipanggil Nou dan sedang berteriak di seberang sana sedang PMS. Atau mungkin ia masih marah perihal penundaan pernikahan yang dilakukan secara sepihak oleh Val karena acara akuisisi yang sepertinya lebih penting dan tak bisa ditunda lagi.

Jika kalian tak ingat, Val sudah meminta Nora untuk menikah dengannya beberapa saat lalu sebelum ujian akhir. Dan Val dengan secara sepihak membatalkan rencana mereka karena Val ingin menyelesaikan akuisisi di saat-saat terakhir sebelum mereka pergi ke Catatan Sipil dan Pengadilan untuk mengesahkan pernikahan.

Saat ini tepat 3 hari setelah pertemuan terakhir mereka, dan Nora yang marah memutuskan untuk mengabaikan semua panggilan dan pesan yang masuk dari nomor pribadi Val.

Sampai akhirnya hari ini, Val mencoba lagi ia berterimakasih pada Tuhan karena Nora mau menerima panggilan telepon darinya.

"Aku ingin mengajakmu menikah hari ini." ujar Val pelan, ia setengah berharap hal ini bisa meluluhkan hati Nora. Namun jawaban yang muncul adalah...

"Oh, kau sedang ada waktu luang sekarang? Bagaimana kalau ternyata aku tidak mau menikah hari ini?" Val melihat meja kerjanya yang penuh dengan berkas dan file semuanya tersebar secara acak, menutupi seluruh permukaan meja hingga yang terlihat hanya putih dan hitam tanpa setitik warna coklat yang merupakan warna meja kerja Val. Semua berkas yang tersebar itu dan suara Nora yang semakin meninggi membuatnya ingin menyambar tepi meja dan membaliknya.

Namun semua hal itu semua hanya terjadi dalam kepala Val. Pada kenyataannya, meja kerja itu amatlah berat. Val ingat perlu tak kurang dari 4 orang pekerja untuk memindahkan meja itu ke ruangan ini. Dan ia sebagai manusia biasa tak akan sanggup menggulingkannya hanya dengan satu tangan saja. Well, dengan kedua tangan dan seluruh tenaga yang ia punya pun meja itu hanya akan bergeming.

"Kau jadi mau menikah denganku tidak?"

"Aku akan menikahimu jika kau berhenti membuat janji yang hanya akan kau tepati saat kau punya waktu luang."

Val meringis dan melirik kalender yang terpasang di atas mejanya. Ada banyak lingkaran dan catatan kecil di seluruh muka kalender, hampir semua angka disana memiliki tanda lingkaran. Namun ada satu tanggal di akhir bulan, dengan tanda lingkaran berwarna sangat cerah. Tanda lingkaran yang berwarna cerah, secerah senyumnya setiap kali melihatnya dan menyadari hari itu kini telah tiba.

"Ganti baju tidur yang kau kenakan sejak tadi pagi, kenakan baju paling bagus yang kau punya. 30 menit lagi aku akan menjemputmu."

"Apa-apaan itu? Kau tak bisa seenaknya-" Nora mulai menggerutu tapi segera dipotong oleh Val.

"Sebaiknya kau mulai bersiap." Val langsung memutus sambungan tanpa mendengarkan lebih lanjut gerutuan Nora. Dalam hati ia melonjak girang, rencananya akan berjalan dengan sempurna. Nora dengan mood yang sempurna untuk kejutan ini -Val tak mempedulikan mood Nora yang bisa dibilang tengah berantakan saat ini- Val menganggap semuanya sempurna. Ia melirik berkas yang bertebaran di atas mejanya dan mengangkat bahu tak peduli sebelum menyambar ransel denim mungil yang ia gantungkan di punggung kursi kantornya dan berjalan ringan ke arah meja kerja Tina yang berada tepat di samping pintu masuk ruangannya.

VALERIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang