Lalu Yang Sedang Kita Jalani Ini Kau Sebut Apa?

2.9K 268 14
                                    

Fore Words :
Whorever.

Just start reading eniwei, CU.

C

---

"Val..." bisik Nora.

"Hmmm?" Val mengalihkan pandangannya ke arah Nora di pangkuannya. Pandangan mereka beradu, jemari Val masih memainkan rambut Nora yang ikal dan terasa lembut saat ia menyentuhnya.

"Nggak jadi." ujar Nora akhirnya setelah beberapa saat. Mereka kembali melanjutkan kegiatan mereka, maksudku masih dengan Val yang memainkan rambut ikal Nora dan Nora yang tiduran dengan kaki Val yang bersila sebagai bantal. Ia memejamkan mata dan menikmati sinar matahari yang menghangatkan kulitnya.

"Lunch ready!!!" Reyansh berteriak sambil mengeluarkan kotak bekal dari keranjang piknik yang berisi bermacam makanan dan minuman dan meletakkannya di atas hamparan selimut di dekat Nora.

Mendengar kata makanan, Nora seketika bangkit dari posisi tidurnya dan menatap hamparan makanan di hadapannya dengan mata lapar. "Oooh, jika aku tahu keranjang itu penuh berisi makanan, aku akan mengambilnya sedari tadi." erangnya.

Ia mencuci tangannya di aliran air sungai dan membasuhnya dengan hand-sanitizer sebelum mengambil sepotong sandwich yang terlihat begitu mengundang. Dengan potongan selada, tomat, alpukat, dan daging ayam serta irisan keju berselimut roti yang kecoklatan dan taburan cahaya berkilauan (Aku jadi pengen sandwich. Ke dapur dulu, bikin satu baru lanjut lagi. Hehehe)

"Val, kau tak makan." ujar Nora. Dan ini bukan pertanyaan.

"Makanlah dulu Nou. Aku sedang tak ingin makan." jawab Val. Tapi ia mengambil sekotak jus dan membawanya ke hulu sungai.

Nora menatap Al, Maya dan Reyansh untuk mencari bantuan dan juga jawaban. Tapi yang mereka lakukan seolah semua hal itu tak pernah terjadi. Nora mengambil kotak sandwich yang masih berisi 2 potong dan sebotol air mineral dan membawanya ke hulu menyusul Val.

"Kau tak ingin makan?" tanya Nora begitu ia duduk di samping Val di atas batu besar di hulu sungai. Sinar matahari menyinari batu yang mereka duduki sehingga terasa hangat. Dan kini tubuh mereka juga menghangat karena sinar matahari kini juga menyinari tubuh mereka.

"Tidak." ujar Val tak acuh, "Aku sedang tak ingin makan."

"Aku tak pernah melihatmu makan dengan benar Val. Kenapa?" Wajah Nora serius ia juga serius meneliti raut wajah Val. Menangkap sedikit saja raut yang akan memberikan jawaban.

Tapi wajah Val hanya menggambarkan raut tidak suka. Ia menunduk menatap kotak jus yang sekarang kosong, bibirnya mengerucut dan dahinya berkerut.

"Apa kau sedang diet?" Tanya Nora, masih dengan nada yang lembut. Nora tahu Val memiliki masalah, dan ia juga tahu pendekatan yang keras dan tergesa tak akan membuahkan apapun selain kemunduran. Nora mengamati tubuh kurus Val. Tubuh kurus itu terlihat terlalu kurus jika kau mengamatinya dari dekat, meski begitu semua tertutupi dengan kulitnya yang cerah dan wajah segar Val. Ia tak terlihat seperti sedang diet atau mengalami gizi buruk.

Tapi jika kau amati dengan seksama, kulit Val terlihat sedikit kusam, kantung matanya lebar. Raut wajahnya terlihat seperti ia selalu kelelahan, jika kau mengamatinya dengan seksama dan Val sedang tidak menyadari kau mengamatinya. Karena jika iya, Val akan memasang raut 'segar'nya seolah harinya selalu sempurna.

"Diet?? Untuk apa? Aku kan bukan model..." ia terkekeh pelan dan kembali memainkan air dengan kakinya yang telanjang. Ia menengadahkan wajahnya dan memejamkan mata, berusaha menyerap sebanyak mungkin cahaya matahari, seakan ia adalah sebatang pohon yang menggunakan sinar matahari untuk berfotosintesis.

VALERIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang