part 10

2.8K 271 4
                                    

Dua bulan berlalu. Gadis mungil ini sedang berada di sebuah ruangan, ia menatap dokter tampan di hadapannya

"Bang gimana? "Tanyanya penuh harap, zuhair dokter muda itu menatap (namakamu) iba, sebelum menjawab ia menghembuskan nafas pelan

"Kemo kita yang ke tiga gagal, tubuh kamu sudah mulai menolak cairan kimia dan obat-obatan dari abang, maafin abang (nam..) " zuhair menjelaskan

"Berarti itu artinya hidup (namakamu) udah nggak lama lagi ya bang? "Tanya (namakamu) lagi, ia berjalan mendekati zuhair yang menangis itu, lalu menghapus air mata zuhair

"Bang zuhar jangan nangis, (namakamu) tak apa jika harus pergi, (namakamu) siap mungkin ini akhir dari perjuangan (namakamu) " ucap (namakamu), zuhair menatap (namakamu)

"Maafin abang (nam..) "ucap zuhair

"Bang zuhar nggak perlu minta maaf, justru (namakamu) yang harus minta maaf karena udah ngerepotin abang terus, (namakamu) juga mau berterima kasih karena abang udah mau repot-repot nemenin (namakamu) berjuang" ucap (namakamu) sembari tersenyum

"Abang sayang kamu, abang nggak mau kehilangan adek kesayangan abang "(namakamu) tersenyum dipeluknya zuhair erat

"Terima kasih bang, bang zuhar memang kakak terbaik yang pernah (namakamu) punyai, walaupun abang bukan abang kandung aku, (namakamu) permisi dulu ya bang, ada urusan" ucap (namakamu)

"Iya, hati-hati ya" pesan zuhair (namakamu) menangguk


Ketiga remaja tampan ini sedang bersendau gurau di sebuah kedai kopi

"Males banget" ucap ojan tiba-tiba, dan itu membuat iqbaal dan rafto bingung

"Males kenapa? "Tanya rafto

" si citra ngajak ketemuan, maya dan wenda ngajak nonton, terus putri dan angel serta rere ngajak ngedate" cerocos ojan

"Salah siapa punya pacar sebanyak ayamnya tetangga gue, kayak gue dong" sahut iqbaal refleks, rafto menatapnya tajam

"Lo cinta beneran sama (namakamu)? "Tanya rafto iqbaal diam tak menjawab

"Lo nggak boleh cinta sama (namakamu), lo yang konsisten dong, tujuan lo pacarin dia kan buat bantuin gue hancurin dia" ujar rafto tanpa mereka sadari sedari tadi (namakamu) sudah berada di belakang mereka dan kini ia nampak meneteskan air matanya, kedua tangan kecilnya ia gunakan untuk menutup mulutnya agar tidak mengeluarkan suara lalu ini bergegas keluar dari kedai itu

"Gue nggak akan nyakitin dia, gue akan selalu lindungi dia karena gue udah terlanjur cinta sama dia" ucap iqbaal, jujur setelah dua bulan ia berpacaran dengan (namakamu) ia malah beneran mencintai (namakamu)

"Persetan dengan cinta, penghianat lo" bentak rafto

"Terserah lo mau bilang apa, dan gue akan selalu lindungi dia dari setan macam lo "balas iqbaal dengan nada tinggi lalu ia beranjak pergi

"AARRGGGHHHHH" teriak rafto dan itu membuat seluruh penjuru kedai menatapnya takut

"Apaan lihat-lihat" bentak rafto, mereka yang di bentakpun langsung melakukan kegiatan yang ditundanya tadi

"Raf, sekarang gue tanya sama lo, kenapa lo nekat banget ingin menyiksa (namakamu)? "Ojan

"Karena bokapnya yang buat bokap gue cerai dari nyokap gue dan akhirnya meninggal" jawab rafto dengan emosi

"Terus kenapa lo balas dendamnya ke (namakamu) nggak ke bokapnya, raf.. Lo harus sadar bokap lo meninggal setahun sebelum om adam dan tante sinta menikah "ucap ojan mencoba memberi pengertian ke sahabatnya yang keras kepala itu

"Lo nggak usah nasehatin gue "setelah mengucapkan satu kalimat itu  rafto langsung pergi, ojan menatap kepergian sahabatnya

"Suatu saat lo akan mengerti dan menyesal " gumam ojan


(Namakamu) berjalan lunglai menyusuri jalanan yang ramai itu. Ia menangis, menangisi takdirnya yang sangat malang itu

"Kenapa kamu ngelakuin ini kak, kenapa kamu buat aku jatuh cinta, kenapa di saat aku sangat mencintaimu kamu malah nyakitin aku, kenapa kak, kenapa... " jerit (namakamu) dalam hati, hanya dalam hati karena ia tak mau ada orang yang mengetahui kesedihannya, ia menghapus air matanya ketika sebuah mobil menepi di sampingnya. Pemilik mobil itu keluar dan menghampirinya

"Sayang, kok kamu malah pulang, katanya mau ikut ngopi? "Ucap iqbaal, yah.... Iqbaal orang yang mencintainya sekaligus orang yang menyakitinya

"Aku tiba-tiba nggak enak badan jadi aku mutusin untuk pulang" dusta (namakamu) sembari tersenyum

"Kamu sakit? Yaudah aku anterin pulang" iqbaal nampak khawatir, (namakamu) menatap iqbaal sendu

"Apa ini bagian dari kebohonganmu untuk hancurin aku kak iqbaal "batinnya, lalu ia memasuki mobil yang pintunya sudah di bukakan iqbaal

"Yang, besok malamkan ada acara promnight di sekolah kita, aku mau kamu dandan yang cantik ya, besok juga aniv kita yang kedua bulan aku mau rayain sama kamu seharian" cerocos iqbaal (namakamu) tersenyum miris

"Besok kamu jemput aku kan di acara promnight? "Tanya (namakamu)

"Iya dong sayang" ucap iqbaal mantap. Mobilpun telah sampai di pelantara rumah (namakamu)

"Kamu istirahat ya sayang, besok pagi aku jemput kamu, kita jalan bareng. Lekas sembuh ya, cup... "Iqbaal mengecup pelan dahi (namakamu) sebelum (namakamu) keluar dari mobilnya

"Iya sayang, makasih ya, kamu hati-hati" pesan (namakamu)

"Oke sayang, aku pulang yah" (namakamu) mengangguk. Setelah kepulangan iqbaal (namakamu) memasuki rumahnya, langkah (namakamu) terhenti ketika melihat rafto yang melamun di ruang tamu, lalu dihampirinya rafto

"Bang rafto "ucapnya pelan, rafto menatapnya tajam

"Apa bang rafto sangat menginginkan (namakamu) mati? "Tanya (namakamu) lirih, rafto tersenyum miring

"Iya, dari dulu gue ingin lo lenyap" jawab rafto, (namakamu) menengadahkan wajahnya, mencoba mempertahankan air matanya yang ingin berdesakan keluar

"Apa kalau (namakamu) lenyap abang akan bahagia? "Tanya (namakamu) lagi

"Iya, gue bahkan akan berpesta" jawab rafto sekenanya

"Yaudah kalau itu yang bikin abang bahagia, (namakamu) akan turuti, tapi setelah (namakamu) nggak ada abang harus janji, abang nggak boleh nyiksa orang lagi, cukup (namakamu) aja" ucap (namakamu) lalu ia bergegas pergi, rafto menatapnya aneh

Bersambung!!!

Jangan lupa vomentnya
Follow aku juga 😀
Cek work ya... Baca cerita aku terbaru karna cerita ini akan segera tamat

Purpose❌idr(completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang