Plin - Plan

9.6K 1.2K 38
                                    

Pukul sembilan pagi Asha mengantarkan Reva pulang ke rumah. Asha memboncengkan motor dengan canggung. Terbiasa naik motor matic sih, tetiba harus mengendarai motor bebek soulmatenya Reva. Belum lagi Reva yang memeluk pinggang dan menyandarkan dagunya di bahu Asha. Membuat Asha grogi dan berkali - kali nyaris oleng dibuatnya.

"Santai aja, cantik."

Bisikkan Reva membuat Asha semakin kacau. Padahal jarak yang harus di tempuh hanya sekitar 20 menitan. Tapi bagi Asha mereka seperti melakukan adegan slow motion karena tidak segera sampai di tempat tujuan. Andai reva tidak dalam keadan sakit, Asha tidak harus mengalami kejadian secanggung ini.

Mengapa rumah Reva terasa jauh sekali.......
Asha mengeluh dalam hati.

Akhirnya mereka berdua sampai di depan rumah pak Hartono. Asha menghela nafas lega dan segera menepis tangan Reva yang masih keenakan melingkar di pinggangnya.

"Buruan lepasin."

Teguran Asha membuat Reva memberengut. Hilang sudah si manis Asha yang muncul semalam. Xena warrior princess is back.

"Sabar atuh, neng."
Reva menirukan adegan dan dialog dari sinetron yang entah apa judulnya. Hatinya merasa tidak rela karena kesenangannya dihentikan dengan paksa.

"Keburu dilihat tetangga. Aku malu kali, Rev."
Asha beralasan.

"Kenapa harus malu. Dipeluk calon suami sendiri kok malu."

Bantahan Reva membuat Asha menjadi curiga. Ada ya orang sakit bisa membantah dengan semangat 45 semacam Reva. Jangan - jangan Reva sudah membohonginya.

Suara deru motor Reva membuat seorang wanita paruh baya keluar rumah untuk menyambut mereka berdua.

"Aduh cah ayu, maaf lho sudah merepotkan?"

Bu Hartono yang menyambut kedatangan keduanya segera menggandeng Reva yang berjalan dengan lunglai efek pusing yang masih tersisa.

"Assalamualaikum. Saya Asha, mahasiswinya bapak. Kemarin Reva ke rumah saya untuk minta dibantu mengerjakan skripsi. Ternyata sorenya demam. Oleh mama saya, Reva diminta menginap." Asha menjelaskan sambil menyalami bu Hartono.

"Waalaikumsalam. Terima kasih ya nak Asha."
Bu Hartono tampak tersenyum - senyum. Kemudian beliau menatap puteranya.

"Kamu tuh, jadi merepotkan keluarganya Asha!" Bu Hartono pura - pura mengomeli Reva namun dalam hatinya merasa geli dengan puteranya.

Owalah le, anakke sopo iki? Perasaan dulu bapakmu jaimnya nggak ketulungan deh.

"Reva sedang sakit bu. Jangan diomeli dong. Nanti kalau sakitnya Reva tambah parah gimana?"
Reva merajuk manja. Tadi diomeli Asha, sekarang diomeli ibunya.

Bu Hartono menjadi gemas dengan anak lelaki satu - satunya itu. Namun beliau batal untuk mengomel. Karena kalau bu Hartono mengomel di depan calon menantu, hal itu akan memberi kesan tidak baik. Nanti bisa jatuh dong pasaran anak perjakanya.

"Nak Asha tunggu di ruang tamu dulu ya. Ibu mau antar Reva ke kamar."

Bu Hartono mencoba menahan Asha agar gadis cantik gebetan sang putera tidak langsung pulang.

"Saya langsung pamit saja, Bu. Soalnya saya ada tugas membantu mama dibutik."

Asha yang pernah mengalami kejadian tidak mengenakkan di rumah pak Hartono merasa rikuh. Terlintas kembali keusilan Reva kala itu yang membuat wajah Asha seketika memerah.

Oh No...! (Telah Selesai Direvisi/tamat)🌷Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang