Part 1

22.6K 776 30
                                    

"Mbak, stroberry milk juice satu ya!" Kata Langit pada seorang pelayan yang menghampiri meja nya. Semua wanita yang ada di kafe menatapnya lapar. Bagaimana tidak, Langit berwajah tampan dan dapat dipastikan berdompet tebal, profesi nya tampak jelas dari seragam kebanggan nya, pilot. Siapa yang tega menolak lelaki sesempurna itu? Sudah jelas lelaki ini adalah impian semua wanita di muka bumi. Langit Anugrahtama, perfect packaging.

"Segagah itu mesan jus stroberi?" Pekik salah satu pelayan pada wanita yang tadi melayani Langit. Gadis mengangguk sambil tersenyum geli. Tidak aa yang salah dengan jus stroberi sebenarnya, hanya saja persepsinya minuman itu lebih cocok diminum wanita. lelaki identic dengan kopi atau jus-jus netral lain nya seperti alpukat ataupun jeruk.

Aldo yang mendengar pembicaraan kedua wanita ini ikut mengamati objek omongan mereka.

"Memangnya kenapa? Kebiasaan gosipin tamu." Tegur Aldo yang mendengar ocehan kedua pelayan kafe nya itu. Aldo mengenal lelaki jus strawberry itu dengan baik, dulu mereka berada di satu sekolah menengah yang sama. Kedua wanita itu memutar matanya sebal dan berlalu untuk menyiapkan pesanan Langit. Bos nya tidak asik. Huh.

"Lang! Baru siap penerbangan lo?" Sapa ramah Aldo pada Langit yang duduk sambil memainkan ponsel nya. Ia mendongkak untuk melihat siapa yang menyapa nya kemudian tersenyum lebar saat mengetahui kalau itu adalah salah satu teman nya.

"Iya, Do! Kok lo bisa disini?" tanya Langit sambil tersenyum ramah dan bersalaman khas lelaki.

"Kafe ini milik gue." Ucap Aldo nada jumawa lalu mereka terkekeh pelan. Lama tak berjumpa, banyak hal yang berubah. Apalagi setelah Langit masuk akademi penerbangan, semakin banyak waktu yang tak bisa Ia lewatkan bersama teman-temannya. Dulu, rambut Langit agak sedikit gondrong jaman putih abu-abu, kini sudah rapi dan klimis karena tuntutan pekerjaan nya.

"Lo masih suka maniak stroberi?"tanya Aldo kemudian. Langit mengangguk mantap.

"Tuh, pelayan gue malah ketawain lo."

"Cih, dasar nggak ada kerjaan." Cibir Langit tak suka. Dia sama saja dengan orang lain, tidak suka dikomentari.

Langit memang penggemar berat jus stroberi, Ia bahkan terlalu menyukainya sampai hampir tidak pernah memesan minuman lain selain itu. Bundanya lah alasan kenapa Ia sangat menyukai jus tersebut. Bunda nya biasa nya menghidangkan berbagai macam makanan dengan rasa stroberi.

"Main ke rumah gue sekali-kali, Lang!" Ujar Aldo sambil menyulut selinting rokok.

"Sibuk gue mah, lagian gue baru juga pindah penerbangan ini."

"Rumah gue selalu terbuka kok buat lo." Ungkap nya lagi sambil menghembuskan asap dari mulutnya.

"Papa lo gimana, Lang? Udah lama gue nggak jumpa." Langit mendengus pelan. Topik tentang papa nya sangat sensitif, yah dia tidak punya hubungan yang baik dengan sosok yang dipanggil papa itu.

"Baik...Mungkin." Ujarnya sambil mengangkat kedua bahunya. Jawaban yang menyiratkan ketidakpastian. Aldo berdecak kecil mendengarnya.

"Udah gede, Lang. Jan kayak anak-anak. Ngambek kok tahunan, malu sama umur." Ujar Aldo menasehati sekaligus mengejek temannya itu. Aldo cukup tahu hubungan sahabatnya itu bagaimana dengan sang Papa.

"Entah, gue belum bisa aja maafin dia. Mungkin nggak saat ini."

"Gue tau lo bukan anak yang durhaka sama orangtua." Aldo menepuk bahu Langit beberapa kali.

Sudah hampir 18 tahun bundanya pergi meninggalkan dia bersama papanya. Tapi, rasanya Ia hanya sendirian di dunia. Papanya mempunyai keluarga baru yang tanpa sepengetahuan nya dan bundanya. Itulah kenapa Langit sangat membenci papanya. Ketika ibunya jatuh sakit, entah kemana pergi papanya. Lelaki bajingan. Walaupun kini keluarga baru Papanya sudah tinggal satu rumah dengan nya, tapi bukan artinya Ia telah berdamai dengan semua itu.

Pilot, Aku Pada-mu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang