Chapter 21

430 38 52
                                    

Hi, enjoy! xx
  
   
"Kau bisa ikut makan malam denganku? Ada sesuatu yang perlu aku bicarakan denganmu."

"Baiklah, tak masalah."

Aku memang harus melakukan ini, batin Andrea.

Cuaca saat latihan bebas memang mendukung Andrea dan beberapa rider lainnya untuk menorehkan catatan waktu yang cukup baik. Tapi sepertinya cuaca tidak berpengaruh bagi Marc, karena Marc selalu mampu menorehkan catatan waktu baik tak peduli mau cerah atau hujan, hehe.

"Hai, An."

TAK!

Sekaleng minuman bersponsor milik Andrea melayang ke kepala manusia yang satu ini. "Tidak bisakah kau mengetuk pintu terlebih dahulu, Tuan Marquez?"

"Hehe, maafkan aku, cantik."

"Jangan harap aku akan memanggilmu tampan."

"Ayolah, Sayang. Sampai kapan kau akan dingin seperti ini? Jutaan gadis di luar sana akan langsung pingsan tujuh hari tujuh malam ketika aku menyebut mereka cantik. Masa kau tidak?"

"Aku bukan mereka. Jadi jangan samakan kami."

"Itulah yang membuatku mencintaimu, Roxane."

"Uh, kau ini."

Marc mengecup pipi An dengan cepat. "Ngomong-ngomong, selamat ya. Kau berhasil ada di posisi lima. Aku yakin latihan bebas kedua nanti posisimu akan meningkat."

"Ya, semoga saja dewi fortuna berpihak kepadaku."

"Nanti seusai latihan bebas dua, pulang denganku ya. Aku ingin kita berdua di kamar, berdua saja, tanpa yang lain."

Andrea terkekeh keras. "Aku sudah ada janji dengan yang lain, sayangku."

Mata Marc terbelalak. "Kau memanggilku 'sayang'? Aku tidak salah dengar kan? Oh ya Tuhan, keajaiban dunia ke delapan! Akhirnya, Andrea sayang!" Marc memeluk tubuh Andrea-yang-tingginya-hampir-sama-dengannya erat.

"Aku sudah ada janji dengan Dani. Kami akan makan malam."

Sontak Marc melepas pelukannya. "Kau dengan Dani?"

"Dani mengajakku makan malam dan kurasa ini waktu yang tepat untuk mengutarakan semuanya."

"Mengutarakan apa?"

"Bahwa aku tidak bisa menjadi istrinya. Kau ini bagaimana sih, Marc."

"Andrea, apa kau me-- ya ampun, Marc. Ternyata kau di sini. Seseorang dari paddockmu mencarimu. Apa yang kau lakukan di sini?"

"Aku hanya berbincang dengan tandemku. Katakan padanya aku akan kembali lewat pintu belakang lima menit lagi."

"Baiklah," Philips meninggalkan ruangan tempat sejoli itu berada. Untung saja Andrea dan Marc tidak melakukan apa-apa. Jika mereka berbuat sesuatu, matilah mereka. Kepergok oleh seorang mekanik.

"Aku harus melakukan ini, Marc. Aku juga merasa kasihan pada Dani. Ia mengharapkanku, tapi aku justru bersamamu. Dani harus tahu."

"Hmm, baiklah. Aku mendukungmu kalau memang itu yang terbaik. Awas saja jika kau macam-macam dengannya ya. Aku kembali ke sebelah dulu. Sampai nanti."

"Marc," Andrea menarik tangan Marc lalu mengecup bibirnya singkat. "Aku mencintaimu, Sayang."

Ah, sepertinya Marc akan segera mabuk kepayang.

"Oh tidak aku overdosis, aku mabuk, aku tidak bisa berjalan tegap," Marc berjalan sempoyongan.

"Baru juga aku cium sekali. Apa jadinya kau jika kita menikah?"

Summer in Barcelona [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang