Chapter 17

501 50 49
                                    

Special update today! Enjoy :)

  

Podium kali ini tidak akan pernah bisa aku lupakan. Selain berhasil mendapat dua puluh lima poin, aku juga bisa melihat senyuman manis Andrea sepanjang waktu. Ia nampak begitu bahagia mengangkat trophy-nya. Selebrasi pun dilakukan. Ah, Jorge mengganggu saja. Seperti biasa kami menyemprotkan air ke satu sama lain.

Ini saat yang tepat untuk mengajak Andrea makan malam.

"Andrea?"

"Ya, Marc?" Ekspresi wajahnya berubah menjadi datar.

"Maukah kau makan malam denganku untuk merayakan kemenangan kita?"

Tak terdengar jawaban darinya. Satu menit kemudian, ia mengangguk lemah.

"K-kau mau makan malam denganku?????" tanyaku tak percaya.

"Ya, aku mau."

Aku terbang melayang ke langit ketujuh, aku sangat senangggggggg!!!!!!!!! AKHIRNYA AKU BISA MAKAN MALAM BERDUA DENGAN ANDREA SAYANGKU!

Percayalah, sepanjang hari itu aku tak bisa berhenti tersenyum.

"Kau tak apa?" tanya Alex sambil menyentuh keningku saat aku kembali ke paddock.

"Aku senang sekali, adikku sayang!" jawabku sembari memeluknya erat.

"Biar kutebak. Kau jadian dengan Roxanne?"

"Belum sih. Tapi aku akan mengajaknya makan malam hari ini!" jawabku antusias.

Masa bodoh dengan adik dan timku yang menganggapku sinting.

***

"Hai. Aku akan mengetuk pintumu malam ini pukul setengah tujuh. Oh ya, jangan memakai pakaian yang terlalu formal. Sampai nanti."

Terkirim.

Sebenarnya aku ingin langsung mengetuk pintunya untuk mengatakan hal di sms-ku tadi, tapi aku takut kalau ia menanggapiku dengan 'dingin'. Jadi aku lebih memilih untuk mengirim pesan padanya.

1 pesan diterima

Dari : Andrea sayang

Ya.

'Ya'. Oke. 

Saatnya aku mencari baju yang tepat. Mungkin tidak. Saatnya aku membeli baju yang tepat. Malam ini akan menjadi malam yang istimewa, jadi pakaianku juga harus istimewa. 

"Alex! Alex! Alex!"

Pintu kamarnya terbuka. "Duh kau ini mengganggu saja. Aku capek, mau tidur."

"Tolong bantu aku. Aku harus membeli pakaian untuk makan malam dengan Andrea nanti."

"Pakai saja bajuku," jawabnya asal.

"Hei, bangun, bro! Badanku dan badanmu tidak seukuran. Bisa-bisa nanti bajumu jadi daster kalau aku yang pakai!"

Alex menguap. "Baiklah, sepuluh menit lagi."

***

Aku dan Alex tidak bisa berbahasa Belanda, jadi kami terpaksa menggunakan Bahasa Inggris dengan dialek Spanyol khas kami. Setelah satu jam dua puluh satu menit lebih tiga belas detik berbelanja, akhirnya aku menemukan sesuatu yang cocok untuk kupakai malam nanti.

Summer in Barcelona [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang